Wild Love Episode 77A
Nampak sekali wajah dian murung sekali
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 77A, Makan bersama dian, setelahnya aku bersantai bersama dian. Sore menjelang malam, setelah mandi kemudian nampak sekali wajah dian murung sekali, entah karena apa. Setelah semua bujuk rayuku, akhirnya dian mau mengatakannya.
“Ade, dapet mas….”
ucapnya.
“yaelah adeeeeeeee, kan ya ndak papa kan? Lha wong juga ndak dimasuki kok”
ucapku santai.
“tapi, kalau dapet kan ndak boleh diapa-apain?”
ucapnya.
“lha kan memang mas ndak ngapa-ngapain ade”
ucapku santai.
“ntar mas pengen enaknya sendiri, terus ade ndak diapa-apain gitu… iya kan?”
ucapnya sambil membalikan tubuhnya. Kupeluk tubuhnya dari belakang.
“kita ndak usah ngapa-ngapain, yang penting bareng terus okay?”
ucapku.
Dian kemudian berbalik dan tersenyum kepadaku, kami berciuman. Kehidupanku setelah dian mengalami mendapatkan datang bulan sebenarnya tidak berubah seratu persen, aku masih bisa memeluk dan menciumnya walau tidak harus mengeluarkan spermaku keluar. Hari-hari kedepanya aku lalui dengan menjadi Lelaki Rumah Tangga, santai dan menunggu berita. Setiap hari aku selalu mendapat informasi baru mengenai keberadaan ayahku dari anton. Anton juga telah meneliti tempat berkumpulnya ayah dan komplotannya. Dian selalu menunjukan sikap manjanya yang selalu berlebihan ketika bersamaku di rumah royalwinindonesia, ya…
Terkadang juga dian selalu memperlihatkan bagaimana dewasanya dia ketimbang aku. Sudah tahukan bagaimana dia mempermainkan psikologisku ketika hanya memisalkan sesuatu hal sepele. Pakiannya tidak terbuka seperti sebelum-sebelumnya, ya tahu sediri kan lagi M tapi setelah M juga pakaian mengundang dedek arya bangun. Sudah tidak sungkan bagiku untuk menyentuh barang pribadinya, ya walaupun ada sedikit rasa…
Gimana ya menjelaskannya. Ah, dian… dian…. seandainya hari-hariku adalah kanvas putih yang sangat bersih mungkin dian adalah cat yang selalu mencoret-coret kanvasku. Suka sekali ketika aku bisa menggodanya hingga menangis jengkel, ya terkadang itu perlu kan? Walau sebenarnya hanya bercanda dan dian tahu itu tapi tetap saja wanita itu bisa menangis. Sehabis menangis? Biasalah harus di layani bak ratu kerajaan.
Semua geng koplak akan ikut di dalamnya
Hingga pada pagi hari tepatnya H-2 sebelum kejadian, aku mendapatkan pesan dari anton agar malam ini kumpul bersama di warung wongso. Semua geng koplak akan ikut di dalamnya. Di malam hari ketika aku hendak berkumpul dengan koplak.
“Ade, mas nanti malam mau keluar kumpul sama koplak, membahas untuk besok malam”
ucapku ketika aku dan dian sedang santai bersantai bersama di depan ruang televisi.
“eh, mas hati-hati besok mas…”
ucapnya.
“iya, sekarang mas keluar dulu ya…”
ucapku tersenyum kepadanya.
“he’eh… jangan lama-lama, kalau sudah selesai kabari ade…”
ucapnya.
“iya, adeku sayang…”
ucapnya, aku peluk dia dan kukecup keningnya. Kami berpelukan lama sekali hingga kami terhanyut dalam kemesaraan ini.
Malam hari, aku berangkat menuju ke warung wongso dengan pacar lamaku, REVIA. Ku kendarai REVIA dengan cepat dan tangkas hingga aku sampai di warung wongso. Kami bertemu setelah sekian lama tidak pernah berkumpul, seperti merasa tidak pernah berkumpul puluhan tahun. berlebihan ya? begitulah koplak, apalagi semua dari koplak sudah memiliki pasangan masing-masing. Seperti di penjara tapi juga dilayani didalam penjaranya, mungkin itu istilah yang tepat untuk koplak bukan suami-suami takut istri lho. Setelah semua berkumpul, kemudian kami yang sebelumnya berkumpul di depan rumah wongso mulai masuk ke dalam rumah.
Tampak anton sangat sibuk menyiapkan semua perlengkapan untuk menjelaskan kepada kami, sebuah proyektor yang di hubungkan dengan komputer lipatnya. Anton berdiri di depan kami, semua nampak terhenyak ketika anton menyapukan pandangan ke arah kami semua. Anton dengan tampang seriusnya menyuruh kami untuk diam dan mendengarkan apa yang akan dia katakan kepada kami semua. Tidak ada yang berani memotong perkataannya, karena wajahnya tampak sangat serius, lebih serius dari sebelum-sebelumnya. Menjadi sangat aneh ketika itu, tak ada canda tawa dari kami ketika berkumpul. Anton kemudian menjelaskan secara detail mengenai tempat atau lokasi berkumpulnya ayah beserta komplotannya.