Wild Love Episode 79A
Dia tidak ingin aku berangkat ke tempat ini
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 79A, semua benang terikat dengan sendirinya, dan membuat sebuah rangkuman dalam perjalanan hidupku. Setiap kata-kata dian yang keluar saat itu membuatku tersadar akan keinginannya lari bersamaku membangun kehidupan bersamaku. Ucapannya setiap kali di ucapkan kepadaku membuat semua terlihat jelas bagaimana perasaan dia yang sebenarnya ingin selalu bersamaku. Dia tidak ingin aku berangkat ke tempat ini agar dia bisa lari bersamaku. Tapi aku yang keras kepala tetap saja pergi, dan aku tidak tahu mengapa. Ah, aku teringat akan kata-kata tante wardani tentang anaknya bernama arda nicolaswati yang berganti nama. Tapi kenapa aku tidak pernah menyadarinya kalau dian adalah arda nicolaswati, wajahnya padahal mirip tetapi kenapa aku tidak bisa menyadarinya.
Bodoh, aku bodoh seandainya sedari awal aku menyadarinya mungkin aku bisa mengambil tante wardani terlebih dahulu agar dian bisa selamat. Bodoh, kenapa bisa seperti ini? nenek-nenekku dan tante-tanteku juga berada di sana. Kenapa hidupku seperti ini? kenapa?!
“Arya!”
ucap anton sedikit keras.
“ya ton…”
ucapku dengan suara sedikit parau yang kembali bersandar pada dinding, kulihat wongso sedikit bergerak ke depanku dan mengintip keadaan disana. Setelahnya dipandangi wajahku oleh wongso, malu rasanya ketika ada air mata di pipiku.
“keep calm, we can kill them all, okay, jadi aku mohon jangan gegabah…”
ucap anton.
“Ar, you sacrifice your life for me, dan aku akan melakukan hal yang sama hari ini, kamu tenang saja”
ucap wongso tersenyum kepadaku dengan kedua tangan memegang pundakku.
“bukan hanya wongso, aku juga ar…”
ucap dewo.
“jangan lupakan aku dan udin”
ucap tugiyo yang berada didepan gedung.
“good time and the bad, i will…”
ucap aris.
“iiih… bikin cemburu tuh cantiknya, harus aku bawa hidup-hidup biar di ajari jadi cantik sama mbaknya…”
ucap dira terdengar dari mikroponku.
“Aku, hermawan, joko, parjo cuma butuh aba-aba saja… we are bad family but bad for good, dan kita tidak akan meninggalkan satu orang pun… we walk together, no one in front or behind!”
ucap karyo.
“i’ll cover you all and stand with you, life or die!”
ucap anton.
“you hear that?! We with you…”
ucap wongso sambil mengucek-ngucek rambutku, sedikit tersenyum tapi tidak bisa menutupi keraguan dan kebingunganku.
Wongso tetap berada di depanku, aku kemudian memutar tubuhku dan mulai kembali melihat keadaan. Kini wongso di belakangku menyiapkan sebatang belati dan senjata mainan ketika kami masih SMA di royal win. Entah apakah senjata mainan itu akan berguna atau tidak, tapi yang jelas aku dan koplak akan berusaha semaksimal mungkin. Kini mataku semakin pedih melihat apa yang ada di hadapanku.
“hei hei, yang ini cantik sekali, aku mau yang ini…”
ucap bandar 1 kepada ayah dan nico.
“okay, silahkan kalau kamu mau. Bisa disini, bisa juga di bawa ha ha ha ini lonthe masih perawan…”
ucap nico.
“cuih…”
dian meludahi namun ludahnya tak sampai pada nico.
“wo wo wo… galak juga, pasti diranjang juga galak ha ha ha ha”
ucap ayah.
“nanti aku yang kedua tidak masalah tapi ada yang masih perawan lagi?”
ucap bandar 2.
“pilih saja, mereka berdua… masih perawan tapi yang itu sama itu sudah kadaluarsa tapi masih nikmat ha ha ha”
ucap ayah menunjuk mbak alya dan mbak alsa, dan kemudian menunjuk nenek laila dan ifah.
“bajingan kamu mahesa, lepaskan anakku, aku saja yang melayani mereka”
bentak nenek laila.
“kamu sudah kendor, yang masih rapet saja ada, kamu nanti hidangan penutup ha ha ha”
teriak dan tawa ayah.
“berarti masih ada sisa perawan satu lagi, oke aku yang satunya ha ha ha”
ucap bandar 3.
“baiklah aku akan memulai, tapi kelihatannya susunya gede, aku akan menikmatinya dihadapan kalian semua tapi kalau sudah main akan aku mainkan di sana saja ha ha ha”
ucap bandar 1 yang kemudian menunjuk ketempatku.
Lanjutnya mana nih kok lama