Wild Love Episode 76B
Kupegang tangan dian yang mengocok dedek arya
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 76B, Dian mulai kembali mengocok dedek arya, argh… kocokan belum pernah membuatku keluar kecuali dengan variasi bibir dan susu. Lama sekali dian mengocok dedek arya, tapi dedek arya bukannya semakin menegang tapi malah semakin layu perlahan tertunduk lemas. Kupegang tangan dian yang mengocok dedek arya, tapi pandanganku tidak benar-benar memandangnya tapi memandang yang lain.
“Sudah bobok yuk”
ajakku, tapi wajahnya malah bertambah sedih, air matanya keluar perlahan. Aku jadi bingung, hufth… aku kecup keningnya.
“Sudah kapan-kapan lagi sayang, mas ndak papa beneran selama mas sama ade, mas akan menunggu momen terindah kita, okay?”
ucapku.
“hiks… mas bobo… cepetan!”
ucapnya dengan setengah menjerit.
Melihat wajahnya yang serius aku kemudian memundurkan tubuhku, tidak berbaring namun kembali bersandar. Tangan kiri dian mengusap air matanya, perlahan dian mulai menggerakan tangannya, kucoba meresapi setiap gerakan tangannya. Kupejamkan mata ini membayangkan dian sedang menggoyang pinggulnya dengan tubuhnya yang putih nan indah itu. namun.
“ouchh…. arghhh… ade sudah”
ucapku sedikit berteriak. Tak menyangka dian akan mengulum kemaluanku, dian terkejut dan melepaskan kulumannya.
“kok ade kulum? Tadi sakit mungkin kena gigi ade”
ucapku.
“eh… maaf mas, ade Cuma mau nyoba saja. jangan marah… ade sudah bingung”
ucapnya, matanya tampak berkaca-kaca.
“eh… sudah bobo saja, besok masih ada waktu. Besok ade kan berangkat ke kampus ini sudah malam”
ucapku, namun dian menggelengkan kepalanya.
“ajari…”
ucapnya dengan wajah yang hampir mewek. Ah, sial kalau begini aku kelihatan sekali seperti pemain yang ulung.
“beneran?”
ucapku, dian mengangguk.
“hufth… pakai feeling ade saja yang penting jangan kena gigi, pelan-pelan saja”
ucapku dan dian mengangguk.
“mas rebahan lagi, tutup matanya… ade malu…”
ucapnya manja. Aku turuti kemauannya dan kembali rebah sembari menutup mataku.
Perlahan aku rasakan , bibir dian mulai menyentuh kepala dedek arya. sedikit aku buka mataku dan kulihat bibir dian secara perlahan melumat dan mengulum kepala dedek arya terlebih dahulu. Sensasi yang luar biasa, dosenku yang dulu judesnya minta ampun sekarang sudah berada di tengah-tengah paha telanjangku dan tentunya dengan tubuh telanjangnya. Kupejamkan mataku kembali, kurasakan bibirnya semakin dalam mengulum dedek arya. memang masih terasa sedikit sakit ketika dian mengulum tapi tak sesakit di awal. Ah, pelan tapi pasti aku sudah bisa menikmatinya, sudah sangat terasa kalau dian sekarang sudah mulai bisa melakukannya. Ugh, terasa kini kulumannya memompa dedek arya. kubuka mataku, kulihat dian sedang mencoba memuaskan dedek arya. perasaanku, nafsuku semakin terbakar melihat pemandangan itu. situasi yang sangat berbeda, membuatku terasa seperti berada di hamparan taman bunga.
“Ade… uh… enak… enak banget… ugh… mas… mau keluar… mas ughh… adeeeee”
racauku.
Tanganku mencoba mengelap sperma di mulutnya
Refleks tanganku memegang kepalanya dan menahan kepalanya untuk tidak lepas dari dedek arya. dan crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot… spermaku keluar. Aku yang tersadar langsung melepaskan kedua tanganku dari kepala dian. aku merasa bersalah, dian mencabut kulumannya dan memandangku dengan senyum, spermaku meleleh keluar dari sela-sela mulut dian. ku elus kepalanya perlahan, ketika tanganku mencoba mengelap sperma di mulutnya, tangan dian menahan. Dian kemudian banngkit dan menuju kamar mandi, kulihat tubuh telanjangnya berjalan. Aku tak menyangka akan sejauh ini dengannya. Setelah beberapa saat, dian keluar dari kamar mandi dan aku menghampirinya. Kupeluk tubuhnya..
“terima kasih sayang… terima kasih cintaku… maaf jika sejauh ini”
ucapku.
“ade cinta mas…”
Cuma itu yang dian ucapkan kepadaku.
“mas juga cinta ade…”
jawabku.
Kupandang wajah layunya, dan ku cium bibir indahnya.
“iiih… mas kok masih bangun? Bukannya habis keluar langsung lemas”
sebuah pertanyaan dari seorang wanita dewasa yang seharusnya tak dilontarkannya. Apa dian benar-benar polos mengenai hal ini?
“ini tipe fighter, kalau lawan belum pingsan dia ndak akan lemas”
candaku.
“eh… aaaaaaaaa…”
ucapnya sambil menutup wajahnya, dan kemudian dijatuhkan ke dadaku.
“lho kenapa?”
ucapku, aku bingung melihat dian, ku dorong kedua pundaknya dengan tanganku agar aku bisa melihat.
“ade ngebayangin kalau… aaaaa…”
ucapnya langsung menjatuhkan kembali wajahnya yang tertutup tangannya ke dadaku, dan aku tahu maksudnya.
“yeee kan masih lama, yuk bobo…”
ucapku, dian mengangguk dan mengiyakan.