Wild Love Episode 76A
Seandainya dari dulu aku tahu bahwa kamu cewek SMA itu
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 76A, Ah, Dian, dian kamu membuat hari-hariku semakin indah bersamamu. Sikapmu membuatku semakin tunduk kepada hatimu. Seandainya dari dulu aku tahu bahwa kamu cewek SMA royalwinindonesia itu, mungkin aku akan mendatangimu dan mengatakan cintaku terlebih dahulu. Tapi semua berjalan sesuai dengan jalannya aku menemukanmu setelah aku bertualang.
“dipijit punggungnya?”
ucapnya yang kini berada diatas punggungku.
Aku tengkurap di atas sepring bed kamar dian. dian duduk di atasku dan memijit punggungku
“he’em… enak ya dipijit ade”
ucapnya.
“iiih… nyebelin, ade ndak pernah dipijit sama mas”
ucapnya.
“kan dielus-elus tiap malam, sampe tidur lagi”
jawabku.
“iya iyaaaa… dasar cowok ganteng…”
balasnya, sambil mengucek-ucek rambutku.
Sebenarnya hanya menakan punggungku saja dengan jari-jarinya, sudah cukup membuatku rileks. Ya, hanya itu yang di lakukan dian kadang pula tanganku di pijatnya, hmmm enak benar punya cewek dian.
“diginiin enak ndak…”
ucapnya.
“eh… he’em… he he he”
hanya itu yang bisa aku ucapkan ketika dian menyentuhkan susunya kepunggungku, beberapa kali dian juga mencium tengkuk leherku.
“He’em… apanyah? “
bisiknya di telingaku, aliran nafasnya membuat darahku berdesir.
“pijatanyah yang…”
jawabku.
“yang mana?”
balasnya lagi.
“dipunggung yang…”
jawabku dengan nada tertahan.
“enak dipijit pake itu ya yang?”
ucapnya.
“he’emhhh…”
balasku.
“he’em apanya yang? Dipijit pakai apa sih yang kok keenakan kaya gitu?”
godanya.
“pakai itunya ade”
balasku sekenanya.
“itu apa? Yang jelas dong…”
jawabnya.
“payudara ade…”
ucapku lantang.
“payudara itu apaan sih yang?”
godanya.
“suh…susu…”
jawabku tertahan karena tubuhku ditekan kebawah oleh tubuhnya.
“iiih mahasiswaku jorok deh…”
balasnya.
“dosennyah yang mulaihhh ufthhh… ade bangun, mas ndak bisa nafas nih…”
ucapku, dan dian bangun duduk disebelah tubuhku, aku membalikan tubuhku dan memandangnya sebentar.
“makasih adeku sayang, yuk bobo saja…”
ucapku.
“dieluudssss tapi…”
jawabnya manja.
Nafas kami kembali bersatu
Kami berbaring bersampingan, tubuhku menghadap ketubuhnya begitu pula tubuh dian miring menghadapku. Wajah kami berpandangan sejenak dan kucium bibirnya perlahan. Nafas kami kembali bersatu, tangannya meraih tanganku dan di arahkannya ke susunya. tubuhnya masih berbalut dengan tank-top dan celana dalam tanpa bra. Kuelus lembut susu dian, matanya terpejam. Tangan dian mulai bergerak menuju ke dedek arya yang berbalutkan celana dalam. Di elus dedek arya dari bawah ke atas, dan ugh… membuatku sedikit mendesah. Elusan lembutku kembali mengelus susu dian, kuarahkan tanganku ke puting dian yang aku rasakan menonjol dan kumainkan dengan jari tanganku.
“mas… emmmmhhhh… erghhh…. masssshhhhh….”
desahnya.
Reflek tubuh dian bergerak ketika aku memainkan putingnya, dian berbaring dan menghadap keatas. Tangannya menarik tubuhku, walau sebenarnya tidak di tarikpun aku tetap bergerak ke atas dian. ku posisikan mengangkangi dian, tangannya masih mengelus-elus dedek arya yang sudah tegang tanpa syarat. Ciuman kami masih beradu dengan lembut, tanganku masih bergreliya dan memainkan kedua puting dian. desahannya semakin terdengar walau bibirnya tertutup oleh bibirku. Matanya terbuka, wajahnya berubah merah ketika melihatku memandangnya. Permainan tanganku semakin menjadi-jadi dan remasan-remasan lembut di susunya serta permainan jariku di puting susunya. pikiranku masih bisa aku kontrol, kutarik bibirku dan kukecup keningnya