Wild Love Episode 75B

Wild Love (Episode 75B)

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 75B, aku tidak mau memaksakan tubuhku untuk bergerak, mungkin orang yang melihatku sekarang akan merasa aneh dan mengira aku orang gila yang tidur di atas paving. Setengah batang dunhill telah terbakar, kuraba-raba saku jaketku yang satunya. Sematpon kesayanganku masih bisa di nyalakan dan untungnya mereka tidak menyita atau merebut sematponku. Bisa jadi mereka tahu semua gerak-gerikku, apalagi aku tidak pernah hafal nomor rani dan eri. Bagaimana coba kalau sematponku di sita dan rani menghubungiku. Untung kan sematponku tidak di rebut mereka. touch… touch… touch… touch… touch… dan seterusnya, ku kirim sebuah pesan BBM ke anton.

To : Anton ‘Awan Kinton’
Empat orang datang kekampus,
Mereka mencari rani dan eri

Setelah sebuah pesan kukirim ke anton, aku masih rebah di atas paving yang lumayan teduh. Untungnya saja mereka mereka memilh tempat yang enak untukku di hajar.

Tek kotek kotek, anak ayam… Ringtone

Bagaimana kamu bisa tahu?

Asu (Anjing), tanya keadaan dulu kenapa?

Lho? Lha emang kamu kenapa bro?

Tadi aku diciduk sama mereka, dan disekap untungnya ndak dibunuh, mereka tahu aku teman KKN-nya. Sekarang aku sedang terbaring lemas habis dihajar oleh mereka

hufth… untunglah kamu Cuma dihajar. Tapi dilihat dari pergerakan mereka, mereka berjalan hati-hati

matamu! Sebenarnya aku mau dibunuh tadi, salah satu dari mereka tahu siapa aku

yang penting kamu ndak mati kan? Ha ha haha Ya sudah, biar anggotaku sekarang yang mengitari kampusmu

ati-ati bro…

oke, oh iya, ada informasi. Dari anggotaku ada yang melihat ayahmu naik mobil sama wanita. Jadi hati-hati bro…

Eh, okay

Aku di sini juga karena aku melihat dian

Pastilah Tante wardani, istri pak koco… ah kapan aku bisa membebaskan mereka dari belenggu perbudakan ayahku dan om nico. Bagaimana caranya agar aku bisa menyelesaikannya dengan cepat? Setelah satu batang dunhill menjadi asap dan tertinggal filter, Aku paksakan tubuhku untuk bangkit dan mulai berdiri secara perlahan. Jalanku pincang, punggungku linu seperti seorang tua yang sedang sakit pinggang. Aku berjalan menuju ke kamar mandi auditorium yang dekat dengan rektorat dan membasuh lukaku. Sial, kenapa juga pas di wajah ada luka, bisa tambah ndak ganteng aku.

Sejenak aku beristirahat duduk di depan auditorium tersebut. Ah, universitasku dan universitas di mana ibuku berada. Aku di sini juga karena aku melihat dian yang pernah aku lihat waktu itu. kulihat sekilas seorang lelaki yang aku kenal, ya itu adalah anda sedang bersama seorang wanita di sisinya berjalan berdampingan. Tangan anda sedang menggandeng tangan wanita itu. gila, cepat banget dia dapat gebetan baru. Ah, namanya juga seorang laki-laki, mati satu tumbuh seribu.

“kaget ya?”

ucap seorang lelaki dari belakangku, aku menoleh kearah suara itu.

“eh, pak felix… gimana kabar pak felix kok ndak pernah kelihatan?”

ucapku sembari mencoba berdiri dan menyalaminya.

“i’m fine… sudah santai saja,”

ucap pak memegang pundakku dan duduk disampingku.

“lho wajahmu kenapa? berantem lagi? Wah wah kamu itu ndak ada kapoknya sejak kejadian waktu itu?”

ucap pak felix.

“alah pak namanya juga anak muda, masih labil”

jawabku sekenanya.

“kamu itu ada-ada saja…”

ucap pak felix yang kemudian mengeluarkan sebungkus rokok berwarna merah, Djarum Super.

“kok baru kelihatan pak?”

ucapku.

“ngisi pelatihan diluar kampus, mungkin tahun ajaran baru nanti sudah bisa mulai ngajar lagi”

ucap pak felix dengan hembusan asap keluar dari mulutnya.

“kamu kaget ya lihat anda jalan sama cewek lain?”

ucap pak felix membuatku heran karena seakan dia tahu semuanya.

“kenal saja tidak pak…”

jawabku sekenanya.

“masa ndak kenal? Bukannya setelah dian tidak jadi sama aku, anda yang pedekate sama dian? kamu ndak tahu?”

ucapnya yang kelihatannya berpura-pura tidak tahu menahu tentang semua yang terjadi.

“bu dian kan dosen pak, itu urusannya bu dian. bukan urusan saya, saya kan Cuma mahasiswa”

ucapku.

“arya… arya… hufffffffffthhhh….”

deburan asap keluar dari bibirnya.

“entah mengapa aku merasa kalau dian itu suka sama kamu, walau aku tidak tahu keseluruhannya. Waktu aku melamar dian di taman waktu itu dan kamu ada disitu, raut wajah dian langsung berubah dan pasti kamu juga merasakannya. Anda, dia laki-laki sainganku juga ketika aku mendekati dian untuk kedua kalinya. Aku dulu pernah pacaran sama dian pas study diluar negeri tapi putus gara-gara aku selingkuh. Balik ke negeri sini, mencoba memperbaiki ada anda menjadi sainganku tapi anda mundur ketika tahu aku yang menjadi saingan. Tapi sejalan dengan waktu aku sendiri yang kalah tidak bisa menaklukan dian, aku tidak tahu apa alasannya tapi kelihatannya alasannya adalah kamu. Anda mental ditolak sama dian, dia cerita ke aku, dan dia juga cerita waktu itu dia secara terang-terangan ngomong ke kamu agar kamu menjauhi dian. mungkin dia merasa sama seperti yang aku rasakan, ketika ada kamu dian selalu berubah. tapi waktu itu aku membuang jauh pemikiran itu, ya karena kamu mahasiswanya… ”

ucap pak felix dengan gumpalan asap keluar dari mulutnya.

“ah pak felix bisa saja…”

ucapku.

“aku juga tidak tahu ar, tapi seandainya saja dia menyukaimu dan kamu juga memiliki perasaan yang sama… jaga dia ar, aku tidak tahu tentang perasaan dian ke kamu tapi yang jelas ada sesuatu yang membuat dia tertarik kepadamu”

ucap pak felix sedikit membuatku terdiam.

“ha ha ha ha sudah jangan kamu pikirkan ar, kamu lulus dulu saja kerja baru pedekate sama dian. pasti dia mau, karena…. dian bukan wanita sembarangan, itu yang aku tahu. Pacarnya saja pasti tidak akan berani menyentuhnya sampai pacarnya menikahinya, mungkin karena aku nakal ya ar dan aku lelaki yang suka bertualang. Jiwa petualangku yang membuatku tidak betah dengan dian waktu itu, dan akhirnya aku pergi dari dian. tapi waktu itu aku menyesal, namanya kesempatan kedua itu pasti ada tapi tidak akan pernah sama dengan kesempatan yang pertama”

ucap pak felix semakin membuatku tertegun.

“ha ha ha ha aku ini ngomong apa ya ar, ya sudah aku mau pergi dulu dan ingat ya ar… kalau kamu jadi sama dian, kamu tidak akan pernah menyesal…”

ucap pak felix.

“pak, ngimpi kali ya pak kalau mahasiswa bisa pacaran dengan dosennya?”

ucapku santai.

“mimpi itu cita-cita, kan kamu tahu sendiri semua berawal dari mimpi atau khayalan kita. Kalau ndak punya mimpi berarti orang itu mati ha ha ha lha kamu suka sama dian ndak?”

ucapnya.

“ya kalau bu diannya mau sama saya, saya mau pak… gila apa cowok nolak cewek kaya bu dian”

ucapku cengengesan.

“ha ha ha ha… ya sudah aku pergi dulu, mau ke luar kota lagi ini tadi mampir ke auditorium jalan-jalan melepas kangen sama universitas, sudah berbulan-bulan ndak pernah pulang ha ha ha oh iya, kurangi kesukaanmu berkelahi ar…bahaya tahu”

ucap pak felix sambil berdiri.

“okay pak”

ucapku.

kulihat pak felix kemudian berjalan menuju ke rektorat dan di sana ada seorang wanita yang berjalan kearahnya. Kulihat mereka tampak mesra, ah ternyata dia sudah dapat wanita lagi.

Aku segera melangkah menuju ke tempat parkir kampusku

Argh sialan, tubuhku rasanya sakit semua. Kalau seperti ini, lebih baik aku segera pulang kerumah dian. istirahat dan tidur, ah benar juga aku juga bisa merokok di belakang rumah royalwin indonesia 10. Mumpung ndak ada dian di rumah, jadi aku bisa bebas. Aku segera melangkah menuju ke tempat parkir kampusku yang berada nun jauh dari auditorium. Ya walaupun jauh aku memilih jalan melingkar dengan tujuan agar aku tidak bertemu dengan orang-orang yang aku kenal, setelah sampai di tempat parkir segera aku melaju dan pergi dari kampus.

Dalam perjalanan aku kemudian teringat akan kata-kata orang yang baru saja memukuliku. Ah, wanita cina, ajeng. Semoga saja ajeng tidak di apa-apakan, tapi kalau dari pembicaraan mereka menurutku ajeng baik-baik saja. apa aku harus menemuinya ya? waduh, bisa jadi perang dunia ketiga kalau dian tahu aku menemui ajeng. Mending tidak usah sajalah, anton ya anton, aku hubungi dia saja mengenai ajeng. sesampainya aku di rumah dian, segera aku masuk.

Rumah dalam keadaan sepi tanpa penghuni. Aku buat segelas teh hangat dan duduk di pekarangan rumah di temani dua batang dunhill. Segera aku menghubungi anton untuk menanyakan keadaan ajeng. menurut penuturan anton ajeng dalam kondisi baik-baik saja. Tak ada yang berubah dari ajeng, dari sesama anggota IN yang memberikan informasi ke anton. Ternyata, ajeng di temui oleh orang-orang suruhan ayah hanya sebentar dan setelahnya ajeng di buntuti oleh orang-orang tersebut selama beberapa hari. Namun setelahnya orang-orang suruhan ayah tidak lagi membuntuti ajeng karena keseharian ajeng hanya ngampus-ngampus dan ngampus.

Wild Love | Ria kurumi 1 | Royal Win Indonesia Entertainment
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler
Pages: 1 2

You may also like...