Wild Love Episode 19
Dia mengapit kedua kakinya
Ibu mendengar itu kemudian mengapitkan kedua kakinya sehingga membuat aku tidak sanggup menggoyang. Ibu mengangkat tubuhku dengan kedua tangannya pada bahuku.
“Kenapa menangis? ehhh”
Ucap Ibu.
“Enak bu, biarkan Arya menggenjot tempik Ibu, Arya sudah kangen”
Ucapku disertai air mata kebahagiaan. Ibu hanya tersenyum dan kemudian merenggangkan kedua kakinya dan aku mulai menggoyangnya.
“ENAK TEMPIK IBU ENAK AAAAAAAAAAAHHHHH”
“ARYA SUKA TEMPIK IBU, KONTOL ARYA KEENAKAN AAAHHHH”
Teriakku ketika aku merasakan nikmat yang selama ini aku dambakan.
“Iya, ayo terush goyang lebih keras masukan kontolmu di tempik Ibu aaaahhhhh lebih dalam lagi ouwhhhh kontolmu sampe rahim Ibu”.
“Goyang terussshhh aaahh nikmati nikmati tempik Ibu buat kontol arya iyaaaahhhh”
Aku semakin bersemangat menggoyang pinggulku dengan berpegangan pada pinggang Ibu.
Susunya tampak naik dan turun dari atas kebawah membuat aku semakin dan lebih bersemangat menggoyangnya.
“Tempikmu enaaaakkk yahhh lebih enak aaaahhhhh”
Rintihku.
“Iya, terusshhhh ibu keenakan kontol kamu bikin Ibu keenakan ouwghhh Ibu sudah”
“Bikin Ibu kangen terusshhhh aaahhhh terushhhh berikan pada Ibu semuanya semua yang kamu milikiiiiiii aaaaaahhhhh Kontol kamuwhhh bikin tempik Ibu keenakannnnhhhh ouwgghhhh”
Teriaknya, semakin lama aku semakin menggila membuat Aku semakin menggenjot keras pada vagina Ibu.
“Ibu aku ingin keluar yah aku ingin keluar di tempikmuuu”
Teriakku.
“keluarkanhh aaahhh ibu jugaaahhhhh ah ah aaaaaahhh”
Teriaknya membalas teriakanku.
Croooot… croooot… crooooot… croooot… croooot…
Permainan ini akhirnya usai dengan ambruknya tubuhku diatas tubuh Ibu. Aku kemudian memeluk Ibu, terasa cairan hangat mengalir dari vaginanya. Aku tersenyum dan mencium bibir indah Ibu. Tak ada sepatah kata keluar dari mulut kami berdua. Hingga kami terlelap dalam lelahnya pagi.
Pagi menjelang, sang raja panas telah terbit hingga 45 derajat dari tempatnya. Aku terbangun dan tak kudapati Ibu di sampingku, kupakai celanaku dan kaos hitamku dari almariku tak lupa aku membawa dunhillku dan kumasukan ke dalam saku celana kolorku. Kemudian aku turun, tapi tetap tak kulihat keberadaan Ibu. Aku kemudian mandi dan bersih-bersih tubuhku. Aku kemudian keluar dari kamar mandi, kulihat Ibu sudah duduk dengan senyum manis memandangku.
“Sini makan dulu”
Ucapnya,
Wanita ini tampak begtu seksi dengan balutan kaos tanpa lengan dan belahan dada yang sangat rendah meruncing pada bagian belahan susunya. Rok pendek hingga lutut bagian atas berwarna coklat muda menutupi pinggangnya. Aku terpana dan menuju ke arah meja makan.
“Ibu tambah cantik tumben pakai pakaian seminim tu bu?”
Pujiku terhadap Ibu.
“Kan masih muda, pacarnya saja muda biar ndak kemana-mana”
“Sudah makan dulu ya, Ibu mau nyapu ruang tamu dulu”
Ucapnya, sambil meninggalkanku, aku hanya mengangguk tersenyum kepadanya.
Sensasi tersendiri
Setelah aku selesai makan aku duduk dengan kaki selonjor di depan TV. Sofa empuk membuat aku sedikit merasakan kantuk, kulihat Ibu kembali dari ruang tamu. Kemudian Ibu berjongkok di hadapanku. Dan menarik celanaku dengan sangat paksa hingga celana dalamku juga terlepas.
“Ibu sudah kangen sama ini cinta hmmmm”
Ucapnya sambil memandang dedek arya, dan mengelus-elusnya pelan kemudian dikocoknya dengan lembut dedek arya.
“Arya juga kangen tapi semalam lebih kangen kenthunya”
Ucapku, yang hanya dipandang oleh Ibu yang dengan segera mengulum batang dedek arya. Dijilatinya setiap bagian dedek arya, dikulumnya dengan sangat lembut, perlakuan yang hanya aku dapatkan dari Ibu sampai dengan saat ini.
“Ouwwhhhh ibu cintakuuuuhhhhh ouwh terusssshhhh ehmmmm”
“Terus kulum semua kontol arya”
Kuluman ibu semakin lama semakin menjadi, kemudian aku ambil dunhill dan aku sulut.
Suatu sensasi tersendiri, aku yang terbaring bersandar di sofa dengan kaki selonjor dan dedek arya sedang dikulumi oleh Ibu. Kulirik Ibu masih memaju mundurkan kepalanya dengan tangan kanannya membantu mengocok dedek arya dan tangan kirinya memainkan zakarku. Air lirunya tampak mengalir dari mulut Ibu yang tersumpal dengan batang dedek arya. Sebatang dunhill telah habis dan aku kemudian duduk dan kupegang kepala Ibu.
“Arya sudah mau keluar terushhhh aaahhhhh”
Rintihku.
Crooot… croooot… crooooot… croooot… croooot…
Kutahan kepala Ibu ketika spermaku keluar, Keluarlah semua sperma dalam mulut Ibu. Perlahan Ibu menelan semua sperma itu secara perlahan. Dan kemudian duduk disampingku dan direbahkannya kepalanya di dadaku.
“Segeralah hubungi tante ima agar budhe mendapat kejelasan dari kamu”
Ucap Ibu.
“Heh maksud Ibu?”
Tanyaku kepada Ibu.
“Tadi Ibu lihat sms kamu, katanya kamu mau mempertemukan pakdhe dengan tante ima, iya kan?”
“Kenapa kamu tidak cerita sama Ibu?”
Ucap Ibu.
“Iya Arya ceritakan tapi Ibu jangan marah ya?”
Ucapku, kemudian dijawab dengan anggukan dan senyumannya.
Aku menceritakan kejadian bertemu dengan budhe dan semua keinginan budhe. Budhe yang ingin mempertemukan tante ima dan pakdhe, siap menerima segala resikonya jikalau nantinya budhe yang akan ditinggalkan. Ibu semula sedikit terkejut dengan cerita itu, kemudian aku menceritakan bahwa aku juga sudah menolaknya tapi budhe tetap memaksa.