Wild Love Episode 80A

Akhirnya aku berdiri melihat tante wardani memangku kepala dian

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 80A, semakin cepat langkahku ketika berada didalam gedung, ingin segera menemui dian. tapi jika mereka aku tinggalkan, bisa saja ada orang yang membawa mereka. aku harus cepat dan cepat. Jantungku berdebar, pikiran kacau tak kupedulikan rasa sakit yang mereka terima ketika aku menyeret mereka. melewati jalur 2, hingga akhirnya aku berdiri melihat tante wardani memangku kepala dian. aku melihat seluruh koplak, tapi mereka menggelengkan kepala dengan wajah yang sedih. Kulihat nenek dan tanteku juga sama memandangku dengan perasaan sedih. Matanya tidak terbuka, kenapa? Jantungku berdetak dengan kencang. Kulempar tubuh om nico dan juga ayah kelantai. Aku segera berlari, air mataku terurai. Koplak menyaksikan itu semua tampak terdiam.

Aku berlari dan mendekati tante wardani, dan langsung duduk bersimpuh dihadapan tante wardani. Kulihat matanya terpejam, aku menangis, air mataku semakin deras lebih deras dari air hujan badai. Tangan kananku meraih lehernya sedangkan tangan kananku meraih tubuhnya. Terlihat darah yang menempel pada tubuh itu. Kupeluk tubuh dian.

“Ade… hiks hiks hiks bangun… bangun… maafkan mas dek hiks hiks hiks hiks.. AYO BANGUN!… hiks hiks hiks hiks… aku mohon bangun! Jangan pergi hiks hiks hiks hiks hiks… aku mohon hiks hiks hiks jangan pergi hiks hiks… bangun sayang… bangun… hiks hiks hiks… aku mencintaimu, aku mohon bangun hiks hiks…”

tangisku meledak.

“DIAN BANGUN! Hiks hiks hiks hiks…”

ucapku dengan kepala terbenam diantara leher dan pundak kanannya.

Semua hening…

Tak ada suara sedikitpun…

Hanya tangisku yang terdengar masih menderu…

Dan semuanya telah…

“iiih… cengeng!”

ucap dian.

Aku terkejut… dan mengangkat wajahku…

“Eh… ade… ade?!”

ucapku terkejut melihat wajah dian yang tersenyum kepadaku, aku pun tersenyum kepadanya.

“HA HA HA HA HA HA…. Woi ada preman cengeng! Ha ha ha ha ha”

teriak wongso diikuti tawa semua koplak yang ada didalam gedung, tapi aku tidak mempedulikannya.

“Apa?!”

ucapnya kembali, judesnya tetap saja tidak hilang dalam situasi seperti ini.

“mas kira ade… ah hiks hiks hiks”

ucapku dan kembali memeluknya.

“aduh mas, mas, aduh sakiiiit pelan… pundak kanan ade itu tadi yang kena peluru…”

ucapnya sambil tangan kirinya memukul pelan punggungku.

“Ade… sih…. hiks hiks hiks…”

ucapku, mengangkat wajahku dan memandang wajahnya.

“I Love you…”

ucapku lirih tepat di depan wajahnya.

“I Love you too…”

ucapnya.

Wajahku semakin dekat, bibir kami bersentuhan dan.

“E… e… e…. e….. main cium anak orang saja!”

ucap tante wardani yang kelihatan habis menangis.

“Eh tante, he he he… mmm.. tan jadi, dian itu anak…”

ucapku dan tante wardani mengangguk. Terkejut aku mendengarnya walau sebenarnya aku sudah tahu sejak dian memasuki gedung ini. jelas aku terkejut mengingat aku pernah.

“Auch….”

aku mengaduh, tangan kiri dian masuk dan menari kuping kiriku. Matanya melotot tajam ke arahku.

“eh.. itu anu de, eh… aduh…”

ucapku mengingat aku pernah bersetubuh dengan ibunya.

“Ndak boleh lagi, awas!”

ucapnya pelan.

“Maaf…”

ucapku kembali menyentuhkan keningku ke keningnya.

“Arda, maafkan mama ya… mama tidak tahu…”

ucap tante wardani.

“he’em ma, sekarang mama bisa kumpul lagi bareng papa kan?”

ucap dian, dan tante wardani mengangguk.

Bugh…

“Gila kamu benar-benar gila, aku jadi ikut nangis dasar sialan lu cat hiks hiks hiks…”

ucap dewo.

“romatis bener sih kamu cat, dasar kampret!”

ucap wongso.

“iiiih arya romantis bangeeeeeeet….”

ucap sudira.

“niatnya mau ngerjain kamu, malah bikin orang nangis kamu, asu! (Anjing)”

ucap karyo.

Aku tersenyum…

“koplak, terima kasih…”

ucapku memandang semua koplak.

“celeng, gawe nangis… rokok’e su! (babi hutan, buat nangis… rokoknya njing)”

ucap aris meminta rokok kepada anton.

Kulihat semua koplak menitikan air mata.

“Arya…”

panggil seorang wanita.

“Eh… iya nek…”

ucapku menengok ke arah nenek laila.

“sebentar…”

ucapku mengembalikan dian ke tante wardani, dian mengangguk pelan.

Aku melangkah mendekati nenek laila dan nenek ifah yang memeluk mbak alya dan mbak alsa. Kudekati mereka berempat tepat ditengah-tengah nenek laila dan nenek ifah.

“Apa kamu benar, arya anaknya mahesa?”

ucap nenek ifah.

“bukan…”

ucapku sambil tersenyum dan membuat mereka terkejut.

“aku arya, anak dari diah ayu pitaloka”

ucapku, mereka berdua kembali tersenyum dan memelukku.

“Arya… hiks terima kasih nak, kamu memang anak yang baik hiks hiks hiks terima kasih…”

ucap nenek laila.

“nenek senang kamu ada disini hiks hiks hiks”

ucap nenek ifah yang terisak.

Kupeluk erat tubuh mereka berdua…

“mbak alya, mbak alsa…”

panggilku kepada mereka berdua yang nampak masih asing denganku. Kulepaskan pelukanku dan menarik tangan mereka berdua.

“nanti beli es krim bareng-bareng lagi yuk…”

ucapku tersenyum, tiba-tiba saja air mata mereka keluar sangat deras. Mereka melompat memelukku, hingga aku jatuh kebelakang.

“dasar kamu cengeng! Hiks hiks hiks”

ucap mbak alsa.

“cengeng, cowok cengeng!”

ucap mbak alya.

“Ha ha ha ha… ternyata kita sama-sama cengeng ya mbak hiks hiks…”

ucapku.

“he’em… terima kasih ar…”

ucap mbak alsa dan mbak alya bebarengan.

“iya mbak sama-sama…”

ucapku.
Royal win indonesia entertainment | Jucy Dream 1 | Wild Love
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler
Pages: 1 2 3

You may also like...

3 Responses

  1. Irwan berkata:

    Kelanjutan dari wild love kok lambat boss

  2. Irwan berkata:

    Kelanjutan dari wild love kok lama bosss

  3. Irwan berkata:

    Kelanjutan dari wild love mana nih,nanti lupa