Wild Love Episode 78A
Tiba-tiba saja dira menendang tangan lelaki satu yang memegang pistol
Royal Win indonesia Entertainment – Wild Love Episode 78A, Tiba-tiba saja wongso bergerak maju dan menimbulkan bunyi kresek-kresek tepat ketika lelaki 1 menoleh, menyapu sekeliling perkebunan yang rimbun ini mengamati yang terjadi. Aku tahan tubuh wongso yang bersamaku ini, Tiba-tiba saja dira menendang tangan lelaki satu yang memegang pistol. Pistol kemudian terlempar kearah perkebunan. Dengan sedikit melompat kebelakang dengan sandaran lelaki 2, dira menendang wajah lelaki 3. Tangan dira masih di pegang oleh lelaki 2, setelah menendang jatuh lelaki 3. Kepala dira di pukulkannya kewajah lelaki 2. Lelaki 2 mengaduh dan terlepas tangan dira, dira kemudian memutar tubuhnya melancarkan sebuah tendangan yang mendorong lelaki 2 hingga jatuh tersungkur. Sedikit merunduk dira maju, dan memberikan upper cut ke lelaki 1 hingga terjungkal. Tapi.
“mati kau…”
ucap lelaki 3 yang menodongkan pistol, ke arah dira. Dira sudah tersudut dan tak bisa melakukan pergerakan lagi.
“Relax… this is my job”
ucap anton.
Jleb… lelaki 3 langsung jatuh. Tepat sebuah tembakan mengenai jidat lelaki.
“Bro… TOL…”
ucap lelaki 1 yang mendekati lelaki 3.
“Berani berteriak kalian mati!”
ucap dira yang menodongkan dua buah pistol kearah lelaki 1 dan 2. kedua lelaki tersebut sudah tidak bisa bergerak lagi, hanya mampu melihat moncong pistol dira.
“semuanya maju…”
ucap anton.
“serahkan pistol kamu”
ucap dira kepada lelaki 2, terdengar suara dira dari mikropon ketika kami mendekat.
“wong, ambil pistolnya”
ucap dira dengan nada lelakinya.
“oke bos”
ucap wongso.
“darimana kamu dapat pistol”
ucap dewo.
“ini korek api mas bro…”
ucap dira.
“ikat mereka, bius atau bunuh saja mereka. lelaki yang aku tembak tadi buang mayatnya ke kebun”
ucap anton. Aku dengan dewo kemudian menyeret tubuh lelaki itu dan kubuang ke kebun.
“ada satu pintu disamping gedung, kalian harus lumpuhkan mereka dulu setelahnya masuk ke dalam. Cepat segera ke arah samping kegedung, pandanganku terhalang dari sini”
ucap anton namun kami masih sibuk mengikat kedua orang ini setelah anton memberi instruksi.
“BODOH! Segera kesamping gedung, kalau nanti ada yang datang”
ucap anton berteriak di mikropon.
“eh, iya…”
ucap dewo yang kemudian berlari namun.
“HEH SIAPA KALIAN!”
ucap dua orang bersamaan. Mereka terlihat setengah berlari, langsung mereka mengeluarkan pistol dan mengarahkan ke kami.
“waduuuh… matilah kita…”
ucap wongso.
Jleb… jleb… dua orang tersebut langsung jatuh tersungkur tak bernyawa.
“tenan to su! Makane yen diandani iku manut su! (benar kan njing! Makanya kalau diberitahu itu nurut njing)”
ucap anton marah.
“ndes, anton nesu (ndes, anton marah)”
ucap aris.
Tiba-tiba keluar seorang dari kebun yang rimbun itu, tidak lain adalah anton. Dengan menenteng sebuah senapan laras panjang, eh… itu adalah alat tembak para penembak jitu. Dengan dunhill dimulutnya dia mendekati kami semua.
“ssst… kemari kalian”
ucap anton, Kami kemudian jongkok memutar. Setelah kedua lelaki penjaga kami ikat dengan kuat, dan dua mayat lagi sudah kami buang ke kebun.
“kita sudah berada dibelakang gedung, aku akan mejelaskan sedikit mengenai gedung ini. Aku pertegas lagi, jika aku bilang kiri, kanan, depan, belakang adalah kiri, kanan, depan, belakang kalian ketika memasuki gedung dari belakang, okay paham?”
ucap Anton, kami semua mengangguk.
“ingat, gedung ini terdiri dari dua bagian. Dengan 2 tingkat hanya pada bagian belakang gedung. Bagian belakang adalah ruangan dengan dua lantai dan itu yang akan kita masuki. Sedangkan bagian depan adalah ruangan sangat luas tanpa tingkat. Pada bagian depan terdapat ruangan berderet disamping kiri”
jelas anton.
“sssst… siksa mereka agar menunjukan dimana letak pertemuan”
ucap anton kepada dewo.
Dewo kemudian dengan kasar, mencekik leher lelaki yang sudah dibuka penutup mulutnya. dengan sangat ketakutan lelaki itu mengatakan letak pertemuan besar. Dan.
“Okay, sipz…. ikat dia kembali”
ucap anton, setelah mengikat dewo kembali ke kerumunan.
“aku lanjutkan… Bagian belakang, terdapat tiga jalur. Jalur 1 menuju ke samping kiri (ruangan berderet) pada bagian depan gedung ini. Jalur 2, ini adalah tempat tepat berada di belakang bagian depan, jadi yang akan ditugaskan menuju jalur dua harus membantu yang menuju jalur satu membereskan para bajingan. Dan jalulr 3 adalah jalur menuju tingkat atas dan… apapun yang terjadi, frontman kita tetap dira”
ucap anton, dan membuat kami menengok kearah sudira.
“terserah, aku cewek kalau disebut cowok, ogah, aku mau narik dipinggir jalan sajahhhh”
ucap dira berdiri sambil menata rambutnya.
“tolong dong mbak dira, pleaaaaaaaaaaaaaaase…”
ucap kami pelan tapi kompak.
“gitchu dong, iya sayang nanti mbak tangani, ni mbak masuk dulu kan?”
ucap dira.
“iya mbak…”
ucap anton dengan wajah cengengesan walau agak geli sendiri kami.
“kawan semuanya… arya, wongso bagian depan kiri”
ucap anton.
“siap!”
ucapku dan wongso.
“Dewo, Aris denganku lantai 2”
ucap anton kembali.
“Inggih ndan!”
ucap dewo dan aris bersamaan.
“Karyo, joko, parjo, Hermawan… kalian amankan jalur 2 agar arya dan wongso ke jalur 1”
ucap anton.
“siap ndan!”
ucap mereka berempat kompak.
“din, yo, bagaimana didepan?”
ucap anton.
“beres! Kami sudah dipintu masuk, dua orang lumpuh tapi… eeee…. mati bro, gak papa ya?”
ucap Tugiyo.
“sing mateni udin (yang membunuh udin)”
ucap tugiyo tedengar dari mikropon kecil di telingaku.
“gundulmu, kamu juga ngebunuh satu”
ucap udin.
“sudah, kalian jangan bertengkar. Yang penting jaga pintu depan. Ketika ada aba-aba dari aku, kalian langsung masuk, okay?”
ucap anton.
“Sebentar…”
ucapku yang kemudian berdiri dan menuju ke mobil ayahku.
“hei mau kemana?!”
ucap anton.
“sudah sebentar!”
ucapku.
Selang beberapa saat kemudian.
“jaga-jaga?”
ucap anton.
“kalau kita semua sekarat, aku masih bisa membuat dia mati kan?”
ucapku.
“terserah kamu, itu urusan keluargamu…”
ucap anton.
“Semuanya… masuk…!”
ucap anton.
Wild love kok cuma 1 episode aja yang lainnya mana