Wild Love Episode 74
Aku mencoba bertahan dari wanita yang aku cintai
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 74, Tanganku secara reflek meremas sebuah susu dian yang ternyata jika di bandingkan dengan milik ibu lebih besar darinya. Aku terbawa nafsu karena memang dari kejadian dengan Eri tadi belum bisa sepenuhnya hilang. Tapi sialnya, apa mungkin karena aku mencoba bertahan dari wanita yang aku cintai membuat aku tak bisa mengendalikan dedek arya? entah kenapa dan mengapa, ciuman dan remasan satu susunya sudah membuatku semakin menuju puncak. Langsung aku tarik dian hingga dia berada di atasku, bibirnya aku sumpal dengan bibirku dan kupeluk erat.
“mmmmm egh… egh …. egh…. egh…. mmmffttthhh…”
desahku
Kami terus berpelukan…
“maafin mas de…”
ucapku tiba-tiba.
“kenapa mas?”
ucapnya.
“mas keluar..”
balasku.
“keluar? Maksudnya?”
ucapnya.
“sperma mas keluar tadi habis megang susu ade”
ucapku.
“hah? Coba ade lihat”
ucap dian yang langsung turun dan melepas celana jensku.
“iiih basah, tegang lagi”
ucap dian.
“mas, bukannya kalau secara pengetahuan habis keluar itu langsung lemas?”
ucap dian.
“ade, sudah ah… mas malu, mas mau mandi dulu saja”
ucapku.
“kalau mandi sekalian saja tidur sama guling!”
ucap dian.
“eh kok gitu sih, kan malu adeeee”
ucapku manja sambil mencoba memakai celana kembali.
“ade kemarin tidur pakai celana dalam, sekarang gantian mas. Kalau ndak mau ya sudah, tidur diluar sana, sama guling dan TA ndak ACC”
ucapnya yang kemudian tidur membelakangiku, sebuah tawaran yang harus????
“iya, sayang iya mas gantian, tapi mas ndak jamin kalau nanti keluar lagi mas ndak tahu lho”
godaku.
“cepetaaaaan bobo ade dipeluk!”
manjanya. Aku kemudian memeluknya dengan hanya memakai kaos dan celana dalam berbau khas sperma.
“maafin mas ya, kalau ade bukan yang pertama”
ucapku lirih.
“jangan pernah membahas itu lagi, yang terpenting mas adalah yang pertama untuk ade dan seterusnya hingga akhir waktu…. peluk!”
ucapnya.
“dan ade adalah milik mas, ade ndak ingin mas melakukannya dengan wanita lain… sekarang mas punya ade, jadi mas jangan pernah sungkan”
ucapnya, ketika aku intip wajahnya tampak sedikit memerah karena malu.
“Ade ndak salah ngomong?”
godaku, tubuhnya berbalik dan mengangguk pelan tampak sekali dia sangat malu.
“Sudah bobo yuk, ade capek banget itu. ndak papa kan?”
ucapku.
“ade bakal nunggu sampai kita benar-benar siap”
ucapnya tersenyum, kemudian dian berbalik lagi membelakangiku.
Kupeluk lebih erat lagi tubuhnya, tangan kiriku menelusup di antara lehernya dan bantal. Tangan kanan mengelus-elus kepalanya. Hingga akhirnya aku lelah dan terlelap dalam tidurku. Tak ada lanjutan akan kejadian tadi, karena dian sendiri sudah cukup lelah menanti kedatanganku begitu pula aku. Argh, entah apa yang akan terjadi besok… apa mungkin komplotan ayah akan bertindak gegabah atau tidak? Aku tidak tahu.