Wild Love Episode 68A
Kemungkinan besar dia sedang bermain-main di luar sana
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 68A, Aku lanjutkan langkahku menuju ke kamar mandi dan segera untuk mandi daripada mendapatkan celoteh dari ibu. ah, segar… benar-benar segar berada di dalam kamar mandi. Suasana dingin karena bak mandi yang di penuhi air, aku langsung jongkok di sebuah lubang pembuangan. Sekilas pertanyaan dalam kepalaku mulai berputar lagi meminta jawaban dariku.
Entah apa sebenarnya maksud dari notifikasi di sematpon ayah, apakah akan ada kejadian lain lagi setelah notifikasi itu? Entahlah… semua jawaban hanya ada di dalam sematpon ayahku, tapi jika harus menunggu ayah kembali pulang kayaknya tidak mungkin sekali. Ini malam minggu, malam di mana besoknya adalah hari libur. Ayah tidak mungkin pulang kerumah dengan sangat cepat, kemungkinan besar dia sedang bermain-main di luar sana. Bagaiamana kabar tante wardani ya? apakah dia masih di jadikan budak oleh mereka berdua? Apakah dia akan terus di mainkan di luar seperti yang aku lihat waktu itu?
Dok dok dok….
“Eh… mandi kok lama sekali, ngapain hayo? Kalau mau dikeluarkan sini ibu keluarkan!”
teriak ibu dari luar kamar mandi.
“lagi BAB ibuuuuuuuuuuuuuu, kalau arya pengen keluarkan pasti juga minta tolong sama ibu”
balasku dari dalam kamar mandi.
“oh ya sudah, kalau dikamar mandi pikirannya jangan kemana-mana. Fokus sama mandinya, kalau pengen lihat punya perempuan diluar sini tinggal dibuka hi hi hi”
goda ibu.
“Ibuuuu…. arya lagi B-A-B, ya wajar dong kalau pikirannya kemana-mana. Yang ndak boleh itu kalau sedang B-A-B diajak bicara bu”
balasku.
“hi hi hi… iya, iya… lekas mandinya, ntar teh tarik panasnya jadi dingin tuh. Ibu sudah buatkan untuk kamu. ibu mau keluar dulu ke toko depan ya, kalau nanti mau keluar tunggu ibu pulang dulu”
ucap ibu.
“oke bu…”
balasku.
“ibu, pergi dulu”
teriak ibu.
“ya…”
balasku.
Aku ke kamar berganti pakaian yang lebih bersih
Terdengar suara langkah ibu menjauhi kamar mandi, terdengar sedikit ketika ibu membuka pintu depan rumah sebagai tanda ibu sudah tidak berada di rumah royalwinindonesia. Dalam posisi jongkok, pikiranku kembali melayang ke notifikasi sematpon ayah. Pengen darah dan kata sisa, hmmm… sebuah pernyataan yang aneh bukan. Darah dan sisa, ah masa bodoh ah, segera aku bangkit dari lubang pembuangan dan kemudian mandi. Setelahnya aku ke kamar berganti pakaian yang lebih bersih. Namun ketika hendak pergi keluar dari kamar langkah terhenti ketika melihat sebuah kalung monel berliontin cincin monel itu. Ku pandang dengan sinis kalung itu dan segera aku tinggalkan.
Aku kembali ke depan TV dengan mneyeruput teh tarik, ku pindah-pindah chanel televisi untuk menemukan acara yang lebih bermutu lagi. Dengan sebatang dunhill dan segelas teh tarik aku menikmati acara kartun di siang hari, doreamon, walau sebenarnya sudah sering di putar. Selang beberapa saat kemudian ibu datang dan duduk di sampingku.
“beli apa bu?”
ucapku.
“tadi bayar hutang, kemarin setelah bantu-bantu tetangga ibu beli gula ditoko depan lupa bawa uang. Ini hari apa sih? Kok acaranya banyak acara anak-anak?”
ucap ibu.
“hari sabtu bu, biasa mungkin karena momen liburan sekolah. Kan acara TV ndak pernah terpengaruh libur kuliah”
ucapku.
“ya jelas dong, emang anak kuliahan pada suka acara kartun kaya gini kecuali kamu sayang hi hi hi”
balas ibu.
“ah ibu, ibu juga suka owk sama pilem kartun”
balasku.
“iya sih, buat hiburan hi hi ihi”
ucap ibu.
Tak terasa waktu melewati tengah hari
Aku rebahkan kepalaku dipangkuan ibu, sambil menonton acara TV. tak terasa waktu melewati tengah hari, aku dan ibu masih berada di depan TV. hingga tepat jam 1 siang.
TING… TONG….
TING… TONG….
TING… TONG….
“Ar, tamu itu, sana bukakan pintu?”
perintah ibu.
“hoaaam ngantuk bu”
balasku dengan berbagai alasan.
“kamu itu sayang hemmm…. awas ibu bukakan pintu dulu tamunya”
ucap ibu.
Aku angkat kepalaku dari pangkuan ibu, ibu kemudian berjalan meninggalkan aku menuju pintu depan. Selang beberapa saat.
“Arya…”
teriak ibu dari depan.
“Iya bu!”
balasku.
“ah apalagi sih”
bathinku, ketika hendak bangkit dari posisi PW-ku.
“Oh… ndak jadi, dah kamu disitu saja. Ini sudah kok”
teriak ibu.
“Yaelah ibu, Arya tiduran lagi”
balasku kembali merebahkan tubuhku di sofa.
……
……
……
Nguuuuuuuuuuuueeeeeeenggggg…….
Aku pacu REVIA dengan kecepatan penuh menuju tempat di mana aku merasakan cinta. Di mana pertama kali aku mendapatkan kecupan yang membuatku terngiang hingga saat ini, mungkin aku selalu menolak perasaan ini tapi sebenarnya hatiku tak bisa menolaknya. Karena hati ini sudah mengucapkan janji yang tidak mungkin aku ingkari sendiri. Ku pacu motorku dengan laju yang sangat cepat, tak aku pedulikan bahaya yang aku dapatkan ataupun bahaya yang aku timbulkan. Kenapa? kenapa aku selalu menyalahkan diriku sendiri? Padahal orang yang menginginkanku tidak pernah melihat kesalahan-kesalahanku, kenapa aku begitu egois.
Ciiiiiiiit…. sebuah deretan mobil panjang menghambat perjalananku.
“Ah sial, kenapa harus pada saat seperti ini?”
bathinku kesal.
“Pak ada apa to?”
tanyaku kepada seorang pengendara motor disebelahku.
“katanya sih ada truk yang muatanya ambrol mas, karena kelebihan muatan. Sudah hampir setengah jam belum selesai-selesai mas”
jawab bapaknya.
“oh, ya pak”
balasku.
“aku harus menunggu, aku tidak bisa memutar balik dan mengambil jalan alternatif. Aku sudah terjepit ditengah deretan mobil ini”
bathinku, aku teringat akan apa yang terjadi dirumah barusan, telepon dari tante asih.