Wild Love Episode 63A

Tiba-tiba di depanku terlihat seorang kakek

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 63A, Kuputari semua jalan-jalan yang pernah aku telusuri, terkadang aku teringat akan masa-masa indah bersama wanita itu. Tapi segera aku lupakan tentangnya daripada aku memendam kemudian aku ungkapkan tapi kenyataanya dia tidak mau. Mau di taruh di mana mukaku? Bokong? Tiba-tiba di depanku terlihat seorang kakek sedang memboncengkan kayu-kayu bakar yang di ikat di belakang kursi kecil sepeda kerbaunya (istilah sepedha onthel di daerah ini). kakek itu kehilangan keseimbangan sehingga kayu-kayu itu jatuh dan berserakan. Segera aku hentikan laju motorku dan ku berlari membantu kakek itu untuk menata kembali kayu-kayunya. Sejenak kulihat mata kakek itu menyipit dan tersenyum kepadaku, dia kemudian duduk di pinggir jalan sambil mengibaskan topi yang di kenakannya. Aku kemudian duduk di sampingnya.

“terima kasih ya nak”

ucap kakek tersebut.

“iya kek sama-sama, kakek merokok?”

ucapku sambil menawarkan dunhill yang tinggal beberapa batang.

“ha ha kalau rokok kaya gitu, 1 menit habis nak, kakek biasanya rokoknya ini”

ucap kakek tersebur menunjukan rokok tingwe (linting dewe alias racikan sendiri) yang kemudian menyulutnya satu batang.

“wah kalau saya gih mboten kulino kalihan rokok niku mbah (ya tidak terbiasa dengan rokok itu kek)”

ucapku sambil menyulut dunhill mild.

“ha ha ha ha… sedang jalan-jalan nak?”

ucap kakek tersebut.

“iya kek, nyari angin”

ucapku.

“angin kok dicari, memang dirumah ndak ada angin nak?”

ucap kakek tersebut.

“ya ada kek, maksudnya ya pengen jalan-jalan saja cari suasana baru”

ucapku.

“Nak, kakek tidak tahu siapa kamu, tapi kakek tahu kamu orang baik. Ada sebuah beban yang sangat berat dipundakmu maka selesaikanlah dan… sudah hampir siang hari kakek mau pergi dulu sudah ditunggu istri kakek untuk memasak”

ucap kakek itu.

“dan apa kek?”

ucapku melihat kakek itu berdiri dan menaiki sepedanya, aku pun ikut berdiri dan berada dibelakang kakek itu.

“wajar jika manusia pernah berbuat kesalahan, seperti halnya kakek juga pernah berbuat kesalahan, tapi apa salahnya keluar dan memperbaikinya. Selalu ada kesempatan bagi setiap manusia untuk meperbaikinya, dan satu hal lagi nak… kalau menolong orang jangan pilih-pilih”

ucap kakek itu kemudian menjauh dari pandanganku sedangkan aku masih tertegun dengan ucapan kakek.

“KAKEEEEEEEEK TERIMA KASIH”

teriakku yang baru tersadar setelah kakek itu mengayuh sepeda kerbaunya menjauh dan hanya lambaian tangan kirinya yang menjawabnya.

Apakah benar jika aku meperbaikinya dia akan mau menerimaku? Ah terlalu naif jika aku berpikiran seperti itu, dan terlalu bodoh bagiku jika aku harus kembali kepadanya. Aku sudah terlalu sering menyakitinya. Kakeeeeek kakek, baru saja ketemu sudah bisa baca situasiku. Apa jangan-jangan dia dukun? Ha ha ha ha… kulanjutkan perjalananku hingga tak sadar REVIA berbelok ke arah kampus tercintaku ini, tampak sepi dan lenggang. Hanya ada beberapa motor yang terparkir di tempat parkir royalwin indonesia 10.

Aku kemudian berjalan menyusuri tempatku menuntut ilmu, hingga akhnya aku sampai di depan kantor tata usaha fakultas. kulihat papan pengumuman di sana, kubaca satu persatu informasi mengenai lomba, bea siswa dan beberapa informasi mengenai perkuliahan. Ketika aku menggeser kakiku untuk membaca pengumuman yang berada di pojok papan informasi.

Sreeeek… kakiku mengenai sesuatu di lantai

“eh… kunci siapa ini?”

bathinku dan kuambil sebuah kunci.

Kusulut dunhill agar dia menemaniku kembali ke REVIA

Kuamati kunci tersebut dan kulihat merek sebuah produsen sebuah kendaraan bermotor. Jika di lihat dari bentuknya ini bukan sebuah kunci motor, aku masukan dalam saku jaketku. Kulangkahkan kakiku menuju setiap gedung di fakultasku ini. melihat kesekeliling kampus yang tak bernyawa ini, sepi dan sepi hanya suara beberapa orang pegawai dan karyawan di fakultas ini yang terdengar samar. Lelah rasanya kaki ini berjalan, kusulut dunhill agar dia menemaniku kembali ke REVIA. Ketika aku berada di samping gedung Tata usaha, kudengar sebuah percakapan dan aku berhenti di samping gedung tata usaha.

“yuk, makan bareng”

ucap seorang lelaki.

“iya bentar… duluan saja, nanti aku susul”

jawab seorang wanita.

“oke, aku tunggu di warung depan tempat parkir ya”

ucap seorang lelaki lain.

“cepetan lho jangan lama-lama”

ucap seorang wanita dengan suara yang lain menambahi agar wanita yang diajaknya segera menyusul.

“iya… iya bentar…”

ucap wanita yang diajak.

Kudengar suara langkah wanita yang mondar-mandir di depan gedung Tata Usaha tapi aku tetap berada di tempatku berdiri. Hingga suara derap langkahnya menghilang, aku kemudian melangkah keluar dari samping gedung tata usaha menuju ke depan gedung. Tak kulihat lagi wanita yang suaranya baru aku dengar. Kulanjutkan langkahku menuju ke arah tempat parkir fakultas melewati depan gedung tata usaha. Kulihat seorang wanita sedang sibuk mencari sesuatu, tampak sekali dia sedang kebingungan. Kadang dia sedikit berjongkok dan melihat ke bawah mobil dengan harapan menemukan benda yang dia cari. Kudekati perlahan wanita tersebut tanpa menimbulkan suara.

“Sedang mencari ini bu?”

ucapku pelan mengagetkan wanita tersebut, dia kemudian berdiri dan berbalik menghadap ke arahku.

“Arya… eh mas…”

ucap bu dian sedikit terkejut dengan kehadiranku.

“iya mas, sedang nyari kunci kok bisa di mas?”

ucapnya wajahnya kembali datar setelahnya.

“aku tadi menemukannya di depan papan informasi TU kok bu”

ucapku.

“terima kasih”

balasnya datar.

“Sama-sama, saya undur diri dulu bu”

jawabku sembari melangkah meninggalkannya.

“kok berangkat ke kampus?”

tanyanya menghentikan langkahku.

“Jalan-jalan bosan dirumah bu, anak-anak juga sedang piknik sendiri-sendiri”

balasku.

“Oh…”

ucapnya yang sedikit tersenyum kepadaku.

Entah mengapa kaki ini serasa berat meninggalkan wanita ini.

“Sudah ditunggu lho bu, kasihan cowoknya nunggu ibu di warung”

ucapku dengan jempol tanganku menunjukan arah dimana dia sedang ditunggu. Sekejap aku baru tersadar akan nada suaraku yang, gimana ya.

“eh.. iya…”

ucapnya sambil mengulurkan tangan kepadaku, aku malah kebingungan sendiri kenapa harus berjabat tangan?

“eh… iya bu”

ucapku bergerak maju sembari mengulurkan tanganku meraih tangannya.

“terima kasih sudah menemukan kunci mobilku”

ucapnya sambil sedikit meremas tanganku lembut.

“sama-sama bu”

balasku.

“aku pergi dulu mas”

ucapnya, aku hanya mengangguk.

Tiba-tiba tanganku di tariknya, kepalanya menunduk. Di tempelkannya punggung tanganku di pipinya.

Deg… deg… deg… deg deg deg deg deg deg deg deg deg deg deg deg deg deg deg

Royal win indonesia entertainment | Uika Hoshikawa 2 | Wild Love
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment judi online & slot online yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler.
Pages: 1 2 3 4

You may also like...