Wild Love Episode 59A
Wild Love (Episode 59A)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 59A, Saat Pukul 22:00
“Den bangun sudah jam 10 malam”
ucap pak wan.
“Erghh… hoaaaaaam… jam 10 ya pak? Terima kasih pak”
ucapku.
“Dimakan dulu den makanannya”
ucap pak wan.
“Iya pak”
ucapku.
Aku makan dengan lahap makanan yang aku bungkus dari rumah makan. Mengisi energi untuk nanti jika ada sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Aku kemudian berganti pakaian serba hitam dengan penyamaran agar tidak ada yang mengetahui jati diri ku.
“Pak, bagus ndak penyamaranku?”
ucapku.
“Mantabz den, kaya maling ayam den ha ha ha”
canda pak wan.
“Wekekekekeke… aku tinggal dulu pak, pak wan langsung pulang saja atau kalau tidak nanti kalau saya hubungi pak wan kesini lagi ya”
ucapku.
“Oke den. Den arya”
lanjut pak wan.
“Iya pak…”
ucapku.
“Sematpion atau henpunnya dibuat diam den”
ucap pak wan.
“Sematpon pak, iya pak terima kasih”
ucapku yang langsung keluar dari taksi dan men-silent sematponku.
Untung saja pak wan mengingatkan aku, ya karena pak wan pernah aku kasih cerita ketika kejadian di rumah tante war. Setelahnya Aku bergerak sendirian, melompati selokan dan menyusuri kebun di samping perumahan ELITE. Untuk tanahnya kering coba saja kalau tidak kering banyak yang menempel di sepatuku. Aku berjalan mengendap-endap keluar dari kebun singkong. Setelahnya aku berjalan seperti biasa, ketika aku melewati sebuah rumah royalwinindonesia.
“Bu Dian”
hanya itu bathinku berucap.
Aku bersembunyi di taman sambil tiduran
Ya itu rumah bu dian, rumah di mana aku pertama kali bertemu dengannya dengan penampilan yang berbeda. Arghhh kenapa aku ini? kenapa aku bisa ingat dia di saat seperti ini? Aku kembali melangkah menuju danau. Dengan mengendap-endap jika saja ada orang lewat atau orang berada di depan rumahnya. Setelah sampai ditaman Dan aku bersembunyi di taman sambil tiduran agar tidak terlihat dari kejauhan. Taman begitu gelap di malam hari, tak ada lampu taman disini. Karena taman sedang dalam masa renovasi, sehingga memberiku tempat persembunyian yang aman.
23:45
Aku mendengar mobil datang ke danau. Tiga kali kilat cahaya mobil menerobos semak-semak dimana aku rebah bersembunyi. Setelah beberapa saat aku mendengar suara pintu mobil terbuka dan tertutup beberapa kali. kelihatanya mereka tidak bertiga tetapi ada beberapa orang yang menemani mereka, mungkin body guard mereka. Aku kemudian bangkit perlahan dan bersembunyi di balik pohon dengan posisi duduk, kedua kakiku kutekuk.
00:00
Tuiiiiiing…. duerrrr… Tuiiiiiing…. duerrrr…
Cahaya kembang api dari daerah di sebelah perumahan elite menerangi tempat ini. setelah beberapa kembang api menyala dan menghilang, samar-samar aku mendengar mereka mulai bercakap-cakap. Ku nyalakan sematponku yang sudah aku sunyikan, ku sodorkan bagian kamera agar bisa merekam mereka semua. Aku tetap berada dibelakang pohon dengan tubuh sedikit miring tapi tak berani mengintip, hanya untuk memastikan agar kamera tidak terlihat oleh mereka. posisiku duduk adalah membelakangi mereka. pohon tempatku bersembunyi dekat dengan mereka, dan mereka tepat dibelakangku. Entah jaraknya sejauh apa aku tidak tahu, yang jelas aku dekat dengan mereka.
“kita telah kehilangan satu orang”
ucap seseorang yang sudah tidak asing lagi, Ayahku.
“benar, dan kita tidak tahu kenapa bisa seperti ini”
ucap seorang lagi dan itu aku yakin om nico.
“bagaimna ini?”
ucap seseorang lagi, aku memang tidak tahu pasti tapi kemungkinan dia adalah aspal.
“Aku sudah mencari tahu keberadaan anak dan istri tukang, tapi sialnya orang yang aku suruh malah tertangkap polisi. Tapi tenang dia tidak akan bicara, semuanya beres”
ucap ayahku.
“dan kemarin aku sudah menemui pembantu tukang tapi bukan dia pelakunya, karena dia sudah tahu aku ya aku habisi”
ucap om nico.
“Bajingan!”
bathinku.
“bagaimna untuk pesta kita di bulan kedua, tampaknya kita harus mempercepat waktunya”
ucap aspal.
“tidak bisa, para peserta pesta kita tidak bisa jika dimajukan”
ucap ayah.
Tuiiiiiing…. duerrrr… Tuiiiiiing…. duerrrr…
“berarti kita memang harus lebih hati-hati lagi”
ucap om nico.
“Apa mungkin buku?”
ucap aspal.
“Bisa jadi dia jad biang keladi dari semua ini”
ucap ayah.
“Kita harus membereskannya”
ucap om nico.
“Berarti benar apa kata mbak ara, buku akan di singkirkan”
ucap bathinku.
“Baiklah… rencana kita adalah pertama, kita singkirkan buku agar tidak ada lagi yang mengganjal jalan kita, bagaimana?”
ucap ayah.
“Oke”
ucap aspal dan om nico.
“selanjutnya?”
ucap ayah.
“Kedua, kita siapkan wanita-wanita untuk pesta kita ha ha ha tapi kita berkurang satu, anak tukang jadi bagaimana dengan kamu pal?”
ucap ayah.
“Beres dia sudah aku asingkan minggu depan aku akan ajak dia kembali ke sini, untuk dilatih menjadi pemuas kita”
ucap aspal.
“Reng, kamu bagaimana?”
ucap ayah.
“Si war, sudah terlatih kan kamu sendiri sudah tahu, kita melatihnya bersama. Dan jaminan bersih tanpa ada penyakit ha ha ha ha”
ucap om nico sambil tertawa terbahak-bahak.
“Sialan!”
bathinku.
“mungkin ada beberapa tambahan lagi, ya kita cari saja ditempat lokalisasi kita bayar mahal mereka semua agar memuaskan kita ha ha ha ha”
ucap ayah diikuti oleh dua orang lainnya. Namun aku juga mendengar tertawa dari dua orang lain yang berbeda, mungkin body guard mereka. Jujur saja aku tidak bisa melihat secara detail jumlah mereka.
“tapi war dan anakmu akan jadi biaduanya ha ha ha ha mereka ratu budak seks kita ha ha ha ha”
ucap ayahku.
“Ha ha ha tenang saja kawaaaaan… tapi perawannya aku ambil dulu ha ha ha”
ucap aspal.
“Kamu emang pinter pal, anak sendiri diperawani dulu baru dilempar ke yang lain ha ha ha ha”
ucap om nico.
“Terus bagaimana mengenai pertemuan besok? Bukannya kamu sering kontak dengan mereka”
ucap om nico kepada ayahku.
“Oke ini yang ketiga, kita akan melakukan transaksi besar dan pesta. Mereka sudah menyediakan barangnya ada pil, serbuk dan juga rumput hisap (ganja) setelah transaksi kita akan menikmati bersama mereka. Baru kemudian kita habisi mereka, jadi kita untung dua kali”
ucap ayahku.
“Berarti kita harus bawa orang lebih banyak lagi, tidak mungkin seorang bandar besar datang hanya seorang diri”
ucap aspal.
“Tentu saja kita bawa banyak, lebih banyak dari mereka. dan aku sudah menyiapkannya”
ucap om nico.
“Tapi mereka semua pastinya sudah ahli apalagi mereka bandar besar tidak mungkin penjaga mereka ecek-ecek”
ucap aspal.
“Aku tanya siapa coba yang tidak butuh uang?”
ucap ayahku.
“Maksud kamu?”
ucap aspal.
“Kita sudah tahu mereka, penjaga mereka kita ambil alih saja dengan memberi uang lebih banyak dari bandar jadi mereka akan membelot dan membela kita, betul tidak?”
ucap ayahku.
“Ha ha ha ha ha ha”
ucap aspal dan om nico kemudian diikuti oleh ayah.
“Hei nico bagaimana dengan keluargamu? Dan kamu mahesa, bagaimana dengan keluarga mertua kamu?”
ucap aspal.
“Mereka sudah pergi jadi tidak usah khawatir mengenai mereka. jika mereka terlihat lagi aku akan menghabisi mereka”
ucap om nico.
“Kalau keluargaku, mereka semua beserta keluarga besar akan tamasya mungkin setelah pertemuan aku akan menghabisi mereka”
ucap ayahku.
“BAJINGAN! Sebelum kamu menghabisi kami, aku akan menghabisimu terlebih dahulu”
bathinku.
“Oke, cukup sekian pembahasan kita, sekarang mari kita ke tempat wanita-wanita untuk memuaskan kontol kita. Kita sudah tidak pernah bersama-sama sejak kamu dan tukang pergi ke luar negeri, bagaimana?”
ucap ayahku.
“Okay-okay, aku juga sudah kangen meng-gang bang bersama kalian ha ha ha”
ucap aspal.
“aku mau cari yang perawan dulu ha ha ha”
ucap om nico.
Pembicaraan selanjutnya hanya berkisar pada sesuatu yang tidak penting. Akhirnya aku tarik kembali sematponku. Segera aku matikan dan aku save video yang sudah aku rekam tersebut.
Clek….
“Siapa itu?”
ucap ayahku entah apakah yang lain semuanya terkejut dengan bunyi itu.
Tuiiiiiing…. duerrrr… Tuiiiiiing…. duerrrr…