Wild Love Episode 48
Perjalanan KKN kami terbilang sukses
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 48, Coba bayangkan tiga kalimat balasan dan mengubah keceriaanya. Aneh, bodohlah, aku menyusul masuk kerumah dan tidur bersama ‘batang’ yang lainnya. Perjalanan KKN kami terbilang sukses, program kerja dapat kami jalankan sesuai prosedur. Bahkan beberapa warga sangat antusias karena kepiawaian kami bersosialisasi dan juga ketika kami melaksanakan progam kami. Selama satu minggu kami melakukan progam pertama masih ada 2 progam lagi yang belum kami laksanakan.
Tok tok tok tok tok tok….
“iya sebentar”
ucapku, siapa juga malam-malam begini bertamu, dan kubuka pintu rumah.
“Mas tolong anak saya mas, antarkan kerumah bu dokter, anak saya tiba-tiba panas”
ucap lelaki setengah baya menggendong anaknya beserta istri dan satu lagi anaknya yang sudah besar.
“eh… iya pak iya, tunggu”
ucapku.
“Woi, bangun-bangun, darurat”
ucapku sambil berganti pakaian dan berteriak-teriak.
“Apaan sih ar”
ucap Anta yang terbangun.
“Anak warga panas, minta diantar ke bu dokter”
ucapku yang kemudian melangkah menuju kamar para kaum hawa yang disana sudah ada Eri di depan pintu kamarnya.
“Pinjem mobil Rani atau ajeng, Er. Cepetan, anak warga sakit tuh”
ucapku.
“Eh, iya iya… Ran, jeng kunci mobil kamu mana?”
ucap Eri.
Mereka semua seperti orang terkena gempa, ketika mengetahui ada yang membutuhkan bantuan. Eri kemudian memberikan kunci mobil rani, jelas karena mobil ajeng diparkir di depan mobil rani. Aku kemudian membawa Bapak itu bersama keluarga ke rumha bu dokter. Sedangkan mereka berlima menyusul dengan mobil ajeng. Dalam perjalanan, aku bertanya ke bapak dan ibu mengenai perihal sakit anaknya. Kami berdua mengobrol ngalor ngidul, maklum perjalanan malam agar aku tidak ngantuk. Ditambah lagi medan yang kami tempuh juga sedikit mengerikan sekalipun ngebut tetap saja tidak bisa. Aku kemudian mendapatkan informasi mengenai dokter di desa ini,
ada dokter yang setiap sabtu-minggu selalu buka praktek di desa ini. bahkan dokter ini tidak menarif bayaran, semampunya dari warga. Sekalipun tidak dibayar juga dokter tidak keberatan. Sampailah aku dirumah yang lumyan mewah ini, jelas saja aku tidak pernah tahu mengenai dokter yang prakte karena dia berada di dusun kelompok lain tapi masih satu desa. Segera aku keluar, melompat pagar dan langsung menggedor-nggedo pintu rumahnya dengan sangat keras.
“Dokter dokter…. tolong… ada anak sakit… buka pintu dok”
teriakku sambil menggedor-gedor pintu.
“Iya… sebentar sabar”
ucap seorang wanita, mungkin istri dari dokter.
“Lho mbak?”
ucapku.
“Kamu ar”
ucap wanita tersebut yang tidak lain mbak asmara medita.
“eh, bingungnya nanti saja mbak, minta kunci pintu gerbang. Cepetaaan itu anak bapaknya sakit panas sekali”
ucapku.
“Oh iya, iya sebentar”
ucapnya.
Dengan cepat mbak ara memberikan pertolongan
Setelah aku mendapatkan kunci segera aku buka pintu gerbang. Kuangkat anak itu dan langsung kularikan kedalam rumah dokter, mbak ara. Dengan cepat mbak ara memberikan pertolongan kepada anak tersebut, dan aku sangat bersyukur panasnya beberapa saat kemudian mulai turun. Bapak dan keluarganya kemudian menunggu diruang rawat yang berada dalam rumah mbak ara. Aku kemudian keluar dan biasa, dunhill. Beberapa saat kemudian mobil yang ditunggangi teman kelompokku datang, para wanita langsung masuk dan menemani keluarga bapaknya. Sedangkan cowok-cowoknya ‘ngeleker’ (tidur) diteras depan rumah menemaniku.
“ndak nyangka bisa ketemu kamu disini ar”
ucap mbak ara.
“Aku juga, ndak nyangka ketemu mbak dokter he he he”
candaku.
“jadi, bakalan ada yang traktir aku nih”
ucapnya.
“Masih inget saja mbak”
balasku.
Kami terlibat sedikit obrolan, setelahnya mbak ara kembali masuk untuk beristirahat. Hingga pagi menjelang aku masih berada di rumah mbak ara, teman-temanku kembali ke posko untuk melanjutkan progja yang sudah di rencanakan. Aku mendapat tugas baru dari Anta agar menemani bapak dan keluarganya, kalau-kalau nanti anaknya sudah membaik dan bisa pulang. Kulihat anak dari bapaknya sudah mendingan jika dibandingkan dengan tadi malam.
“Ar, tidur di atas saja, pasien boleh pulang nanti sore atau malam hari”
ucap mbak ara.
“disini saja mbak, ndak papa”
ucapku.
“dah diatas sana, kalau ada pasien datang kasihan mau duduk dimana kalau kamu tidur di ruang tamu”
ucapnya.
“iya, iya mbak dokter”
ucapku yang kemudian melangkah ke lantai atas. segera aku ambrukan tubuhku di kasur lantai. Hingga siang hari, aku tertidur dikamar atas rumah mbak ara.
Tepat pukul 11:30 aku terbangun dan ku lihat sudah ada makanan dan minuman disamping kasur. Tanpa basai-basi langsung aku lahap, tidak peduli ada racun atau tidak yang penting makan. Saking lahapnya aku makan karena posisiku membelakangi pintu aku tidak menyadari mbak ara masuk ke kamar Casino De Granny.
“traktirnya jadi dua kali ya”
ucap mbak ara.
“uhuk uhuk uhuk… mbak bikin kaget saja, tersedak nih”
balasku.
“makanya kalau makan pelan-pelan”
ucap mbak ara, yang kemudian berdiri di balkon melihat pemandangan.
“Enak mbak terima kasih”
ucapku yang langsung menyambar minuman.
“iya… sama-sama”
ucapnya yang kini berbalik memandangku, dia bersandar di balkon.
Hening sesaat membuat aku bingung ingin mengatakan apa. Tapi anehnya adalah raut muka mbak ara menjadi sedih, pandangannya menjadi kosong. Namun tiba-tiba pandangannya begitu tajam kearahku.
“Ar…”
ucapnya pelan.
“Iya mbak… Emmm… mbak kalau lihat jangan kaya gitu jadi takut akunya”
lanjutku.
“Eh… maaf”
ucapnya.
“Yeee… pakai maaf segala, formal banget”
ucapku.
“iya ya, formal banget hi hi hi”
ucapnya yang kembali tersenyum.
“Ada apa mbak?”
ucapku.
“Erlin..”
ucapnya pelan, membuat aku terperanjat.
“Kamu kakak adikan kan sama erlin”
ucapnya.
“Eh…”
aku hanya terkejut.
“Sudah ar, tenang saja, aku sudah tahu semua. Dari awal hingga akhir, bahkan erlin juga cerita tentang ‘gitu’nya kok sama aku hi hi hi”
ucapnya.
“WHAT?!”
teriakku kaget.
“Hei biasa saja ndak usah formal”
ucapnya.
“formal apaan? Ini kaget tahu mbak?!”
ucapku, dia hanya tertawa dan aku bengong hingga suasana menjad hening.
“Ar…”
ucapnya dengan wajah menjadi sendu dan menatap ke lantai.
“yoi…”
ucapku.
“bisakah kamu…”
ucapnya.
“iyaaaa….”
ucapku.
“bisakah kamu juga berjanji kepadaku untuk….”
ucapnya terpotong.
Simak cerita dewasa lainnya hanya bersama Royal Win Indonesia Entertainment.