Wild Love Episode 46
Merasa seperti terhipnotis
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 46, Tiba-tiba, di bukanya helmku olehnya. Seperti orang terhipnotis dan cup… pipi kananku di kecupnya. Aku tersenyum mendapatkan kecupan manisnya kembali. Dipakaikannya helmku kembali dan dia melangkah menuju ke gerbang pintu. Dibukanya gembok gerbang itu dan kemudian berdiri di depannya memandangku dengan senyum sambil kedua tangannya dibelakang. Tersadar akan waktu yang semakin malam.
“Aku pulang dulu yan”
ucapku.
“He’em…”
ucapnya sambil menganggukan kepala.
“hati-hati ya ar, ndak usah ngebut”
ucapnya sambil tangannya men-dadah-iku.
“iya,…”
ucapku sembari menganggukan kepala dan tersenyum kepadanya.
Kuputar revia dan kutarik gas motorku. Semakin aku menjauh kulihat dari spion motorku dia masih berada di depan pintu gerbangnya dan memandangku. Hingga revia membelok, hilang sudah bidadari itu. Dalam perjalanan menuju rumah, aku tersenyum-senyum sendiri dengan sikap manjanya. Kalau saja dia istriku dan manja seperti itu, wow sekali pastinya hari-hariku. Sesampainya di rumah, aku menemui ibuku dan ku ajak Ibu ke kamar lalu menceritakan semua yang terjadi. Ayah, lagi nonton TV bro.
“berarti banyakin puasa ini ya?”
ucap Ibu sambil menunjukan ke arah susunya.
“kenapa kaitanya sama itu to bu?”
ucapku.
“biar kamu itu, fokus, kan ibu sudah bilang bagaimana kita mau kembali seperti dulu kalau kamu ndak bisa melupakan ini”
ucap ibu.
“Ibu adalah ibu kamu, dan ibu berharap kamu juga mempunyai istri sayang tapi ingat jangan kamu terkam dian sebelum waktunya, awas!”
ucap ibu.
“Kalau ndak dapat jatah dan ada kesempatan ya diterkam saja bu he he he”
ucapku.
“Adaaaaaaaaaaow…”
pukulan ringan dikepalaku.
“ndak boleh, Ibu suka sama dian dan kamu ndak boleh sekali-kali menyentuhnya, ingat itu! Harus tepat pada waktunya”
ucap Ibu.
Aku tersenyum melihat kesungguhan kalimat ibu. mungkin dianlah yang bisa menghentikan kegilaanku saat ini. tapi bagaimana caranya? Aku juga belum tahu.
“Ibu akan selalu mendukungmu selama kamu dengan dian, dan setelahnya ibu akan jadi ibu kamu, okay? I want the best for you son”
ucapnya.
“I hope i can let you go someday”
ucapku.
“you can! I promise”
ucapnya.
Akhirnya ibu meninggalkan kamarku dengan wajah bahagia. Tapi aku bisa melihat sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dian, kamu bisa menghentikan kegilaan aku dan ibu tapi apakah kamu bisa menerimaku seandainya kamu tahu semuanya? Centung, Bu dian.
From : Bu Dian
Makasih malam ini,
Ingat janjimu ya
To : Bu Dian
Sama-sama bu,
Pasti aku ingat
Hari yang indah bersama dia
Hari-hariku semakin indah dengan kehadiran bu dian saat ini. Entah sesaat atau selamanya aku juga belum tahu. Sikap manjanya yang terakhir itu membuatku seakan-akan menjadi laki-laki yang hebat dan gagah. Ibu pun semakin mendukungku, walau aku tidak mengatakan kepada ibu jika memang suatu saat nanti ada seorang wanita yang ingin bersamaku, aku akan mengatakan rahasiaku. Aku tidak suka berbohong. Dian dan Ibu, aku harap bisa menjadi menantu dan ibu mertua yang akur.
Bimbingan dengan bu dian tampak sedikit berbeda dengan minggu lalu. Senyumya selalu terlukis ketika memberitahukan kesalah-kesalahan di tugas Akhirku. Di sini aku tetap memanggilnya dengan sebutan bu, dikampus harus ada formalitas juga kan?. Kulihat senyuman-senyuman indah itu seakan membius nadiku dan membuat seluruh tubuhku kaku dan membeku. Hanya leherku saja yang dapat bergerak dan mengangguk-angguk setiap ucapannya. Ada apa ini? kemarin aku begitu sangat kecewa dengannya tapi kenapa sekarang malah seperti ini. wanita ini jangan-jangan jelmaan medusa? Atau dia adalah dewi kecantikan yunani? Hanya itu pikiran yang terlintas di otakku hingga bimbingan selesai dan aku disadarkan oleh kata-kata indahnya.
“Arya, sudah…”
ucapnya lembut.
“Eh.. eh iya bu sudah, terima kasih. Saya mohon undur diri dulu”
ucapku.
“Iya, jangan lupa besok ya, ingat janjimu”
ucapnya.
“Iya yan, eh bu dian…”
ucapku.
Hingga di rumahpun aku masih tidak bisa menyangka sikapnya yang sekarang sangat begitu anggun dan menyentuh hatiku. Ibu duduk disampingku dan tersenyum ke arahku. Aku bercerita mengenai semua yang aku lalui hari demi hari walau sebenarnya aku sudah menceritakannya. Dan yang terbaru adalah perasaanku ketika bimbingan tadi.
“Jujur saja ibu suka sekali dengan dian dan kasihan sama kamu”
ucap Ibu.
“maksud ibu?”
ucapku.
“Suka sama dian, tapi kasihan itu kamu tuh, ndak keluar-keluar pasti sakit ya?”
ucap Ibu.
“Ibu sich ndak mau kasih”
ucapku sambil memeluknya.
“Ibu ndak enak sama dian, sayang. Ibu wanita, dian juga, ibu ndak mau melukai hatinya walau dia tidak pernah mengetahuinya. Ibu hanya ingin kamu benar-benar bisa meraih hatinya dan bisa melupakan kegilaan kita. Itu yang ibu harapkan”
ucapnya.
“Ya bu, tapi entah arya bisa atau tidak. Akan arya usahakan yang terbaik”
ucapku dengan pikiran mengawang ke arah yang tidak menentu.
“hei, jangan melamun sayang. Tenang kita pasti bisa melaluinya”
ucap Ibu.
Wajah menawan
Kupandangi wajah Ibu sejenak, wajah yang meneduhkanku. Aku pun tersenyum kepadanya, dibalasnya senyumanku dengan senyuman indahnya. Hening sesaat yang hanya dihiasi oleh senyuman kami berdua. Tiba-tiba ibu mencubit kedua pipiku dan mengecup kedua pipiku secara bergantian lalu dibetetnya hidungku dengan sangat keras. Aku mengaduh kesakitan, Ibu langsung berlari menjauhiku. Kami saling kejar-kejaran dan tertawa terbahak-bahak seakan-akan tak terjadi sesuatu yang salah diantara kami berdua.
Hubunganku dengan mbak erlina pun seperti biasanya namun untuk kali ini tidak ada jatah kepadaku. Aku sempat kebingungan menahan kentang di dedek arya, bagaimana tidak? Jaminan 2 orang wanita yang akan selalu membuang kentang dari dedek arya semuanya tidak bisa hingga aku berangkat KKN. Ibu tidak ingin melakukannya karena tidak ingn mengganggu pikiranku, agar aku benar-benar bisa mendapatkan hati dian tanpa harus memikirkan hubungan ‘gelapku’ dengan Ibu. Mbak erlina? Mungkin memang dia harapanku satu-satunya tapi pacarnya mendapatkan tugas untuk di daerahku. Lengkap sudah, tak mungkin aku ke kos mbak erlina hanya untuk minta jatah karena dari penuturan mbak erlina pacarnya selalu berada di kos.
Mbak echa atau mbak ela? Mungkin bisa tapi bisa gila kalau aku terus-terusan main bertiga. Bisa copot semua tulangku. Kalaupun main dengan mbak echa pastinya dia akan mengajak mbak ela tapi bisa saja aku mengondisikan agar aku hanya dengan mbak ela atau mbak echa saja. Aarghh… tidaklah, terlalu beresiko dengan mereka berdua ditambah lagi sekarang mbak ela serumah dengan mbak echa. Mbak ela sudah menjadi istri kedua suami mbak echa namun hanya secara ‘de facto’ untuk secara ‘de jure’ akan disahkan ke depannya. De facto? Nikah siri, de jure? Nikah sah yang diakui oleh negara yang semakin amburadul ini.
Simak terus cerita dewasa lainnya hanya bersama di Royal Win Indonesia Entertainment.