Wild Love Episode 19

Sesasi yang lebih dalam

Akhirnya luapan laharku keluar bersamaan dengan vagina Ibu yang mencair. Hentakan keras yang sangat dalam ke dalam vaginanya membuat sensasi yang lebih dalam. Dengan cepat Ibu mengangkat pinggulnya dan di dorongnya kebelakang membuat aku rebah. Di posisikannya vagina Ibu tepat pada mulutku dan posisi kepala Ibu tepat di dedek arya.

“Jilat dan sedot kekasihku buktikan padaku jika aku lebih baik dari lonthemu”

Ucap Ibu yang terbakar api cemburu.

Aku langsung menjilatnya dan menyedot setiap lelehan lahar vaginanya. Terasa sangat ngilu ketika baru saja dedek arya mengeluarkan sperma langsung dikulum dan dijilati oleh Ibu. Lama kami melakukan posisi yang biasa dsebut dengan 69 ini. Ibu kemudian bangkit dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku, kepalanya direbahkannya di dadaku.

“Ibu tidak terima jika kamu menceritakan persetubuhanmu lagi”

“jika hash persetubuhanmu itu layaknya kekasih, Ibu sangat cemburu”

Ucapnya lirih sambil kedua matanya terpejam.

“Arya harus bagaimana?”

Ucapku tersengal-sengal.

“Perlakukan mereka seperti lonthe, atau Ibu tidak akan mau kamu sentuh lagi”

Ucap Ibu lirih dan kemudian bangkit, wajahnya tepat di depan wajahku.

“jika nanti ada kesempatan kamu bersetubuh dengan mereka lakukan seperti apa kata Ibu, Ibu ndak mau kamu kepincut mereka pokoknya kalau bukan calon istri kamu, Ibu ndak suka”

Ucap Ibu sembari menangis, aku kemudian memeluk kepalanya dan mencium keningnya.

“Aku akan perlakukan mereka seperti yang Ibu katakan pasti”

Ucapku tersenyum.

“Jika memang ada kesempatan itu, tapi jika tidak kontol arya Cuma buat Ibu”

Ucapku, Ibu kemudian memelukku erat.

“Janji”

Ucap Ibu disertai isak tangis.

“Janji cinta”

Ucapku.

Lama kami berpelukan diatas meja dapur, hingga kami terlelap dalam kelelahan ini. Jam dinding semakin berdetak semakin kencang, aku masih dalam mimpiku diguncang-guncang oleh Ibu. Aku terbangun dan kemudian bangkit melihat sesosok wanita dengan pakaian lengan panjangnya berwarna pink dengan belahan dada yang tidak rendah berpadu dengan rok warna krem hingga menutupi lututnya.

Kaos yang dikenakannya begitu longgar sehingga sedikit tekanan susu ibu keluar walau begitu tetap terlihat akan besarnya buah dada Ibu. Ibu kemudian menyuruhku mandi dan bersiap-siap kerumah tante ima. Aku segera melaksanakan perintah Ibu dengan membawa tas berisi uang untuk berjaga-jaga beserta alat penyamaran seadanya agar jika sampai dihotel aku bisa menjadi orang lain. Aku yang telah siap turun dari kamarku menuju ke ruang keluarga dimana Ibu sudah ada di situ aku kemudian duduk disebelahnya.

“Bu ayo berangkat”

Ucapku sambil memeluknya dan mencium pipinya.

“Iya, ingat lho janjinya”

Ucap Ibu kepadaku.

“Iya“

Ucapku dengan senyuman.

“Pokoknya harus gitu, Ibu ndak mau kamu mainnya kelepasan”

ucap Ibu sedikit parau dengan mata yang kemudian menggenang.

“Iya bu cuuup”

Ucapku sembari mencium bibirnya dengan lemah lembut. Berpelukan dan berciuman agak lama membuatku bernafsu kembali tetapi Ibu dapat mencegahnya.

“Bu itu sebenarnya ukurannya berapa to?”

Ucapku sedikit nakal kepada Ibu sembari kami berdiri menuju ke garasi dan mengeluarkan REVIA.

“Gede ya?”

Tanya Ibu sedikit menggodaku dengan membusungkan dadanya ke arahku. Aku hanya mengangguk dan sedikit memeras dadanya.

“Awwww nakal ya”

“Ibu ndak tahu, ukur saja sendiri”

Ucap Ibu dengan tertawa cengingisan sambil menutup gerbang rumah.

“Telapak tangan aku aja ndak cukup bu”

Ucapku, padahal telapak tanganku cukup besar untuk laki-laki setinggi 180 cm. Ibu hanya tersenyum kearahku dan kemudian naik REVIA menyamping.

“Yang penting besar, masih kenceng dan kamu suka, Ibu sudah bahagia”

Ucapnya.

“Yeee aku itu tanya ukurannya kok”

Ucapku sambil mendorong kebelakang tubuhku.

Sesampai di rumah kakek dan nenek

Ibu hanya memukul punggungku dan kemudian memelukku. Aku kemudian menyalakan mesin REVIA, sebelum aku menarik gas aku mengabari budhe dulu. Sampai di rumah nenek aku bertemu dan bercengkrama dengan nenek dan kakek sebentar untuk mengutarakan bahwa aku akan pergi dan pulang besok malam. Akhirnya aku berpamitan dengan mereka semua, Ibu mengantarku hingga di depan pintu garasi.

Dr. John John coming Dr John, Dr John Dr John wake up NOW

bunyi ringtone sematponku, Bu Dhe.

“Halooooo”

“Halo mblo, kamu ndak usah bawa motor, naik taksi saja nanti minta sama si ima gatel itu bawa mobil kamu semobil dengannya saja”

“Lha aku pulangnya naik apa dhe?”

“Nanti budhe yang jemput kamu, dah ya”

Aku kemudian menoleh ke arah Ibu, dan mengatakan kalau aku disuruh naik taksi.

Aku kemudian memarkir REVIA dalam garasi, dengan sedikit nakal aku mencoba menyosor bibir Ibu tapi dia menghindar takut kalau ketahuan kakek dan nenek. Lalu aku mengerti itu, kemudian aku ke depan rumah ternyata sudah ada taksi di depan sana. Aku kemudian pamit dengan Ibu dan langsung menuju ke arah taksi.

“Pak kosong ndak?”

ucapku.

“Kosong mas, mas arya ya?”

Ucap pak sopir.

“Lho kok tahu?”

Tanyaku heran.

“Masuk mas, ini tadi saya dapat telepon suruh menjemput mas-nya”

Ucap pak sopir.

Dalam perjalanan aku mengobrol sebentar dengannya, bapaknya menceritakan kalau tadi disuruh sama Ibu-Ibu ke alamat kakek dan nenek untuk menjemputku. Dengan membuka kaca jendela sempat terpikir ucapan Ibu, ya kalau nanti Ibunya Rahma itu minta jatah aku harus melakukannya sebagai seorang Tuan, tertawaku dalam bathin.

Aku ingin begini aku ingin begitu ingin ini itu banyak sekali.

Bunyi ringtone sematponku, Tante Ima.

“Halo tante”

“sayang kapanhh aaargghhh sampainya (kenapa suaranya mendesah seperti ini?)”

“Tante lagi ngapain sich? Ni bentar lagi nyampe paling jam3-an, nanti harus sampai tujuan jam 9 malam”

“Tentehhh tungguhhh”

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku mendengar suara tante.

Sebuah SMS

Tante kemudian mengirimkan sms jika sudah sampai rumah langsung masuk saja karena gerbang dan pintu rumah tidak dikunci. Mobil taksi berwarna putih ini melaju dengan lancar dan berhenti jika ada lampu merah menyala. Perlahan tapi pasti dengan cara mengemudi yang nyaman pak sopir mengantarku sampai ke rumah rahman tepat jam 15:00.

Aku kemudian masuk melalui pintu gerbang rumah yang tidak dikunci dan kemudian menguncinya jika nanti ada orang datang aku tahu. Aku kemudian menuju pintu masuk rumah dan dengan santai masuk karena memang aku sudah tahu tidak dikunci. Ketika aku masuk dan baru saja membuka pintu masuk itu.

Simak juga cerita lainnya di Royal Win Indonesia Entertainment

Royal Win Indonesia Entertainment - Wild Love Episode 19 Gambar 19.9
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 19 Gambar 19.9

Situs Entertainment Terlengkap

Kami merupakan salah satu situs hiburan yang menyediakan:

kalian dapat meng-click tautan disini MENDAFTAR ROYAL WIN INDONESIA ENTERTAINMENT!!

Royal Win Indonesia Merupakan salah satu Platform Entertainment Online dengan Provider Terlengkap, Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.

Royal Win Indonesia Entertainment - Bonus New Member 300%+ 500x Free spin
Royal Win Indonesia Entertainment – Bonus New Member 300%+ 500x Free spin
Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9

You may also like...