Wild Love Episode 19
Malam Bersama
Malam hari setelah aku makan bersama Ibu karena Ayah sedang tidak di rumah atau bisa dibilang having fun diluar, aku berada di kamar mengerjakan revisi dari KTI Bu Dian. Segera aku selesaikan karena 2 hari lagi Bu Dian akan bertanding. Pintu kamarku terbuka Ibu membawa minuman hangat untukku.
“Serius banget cinta”
Ucap Ibuku.
“Ya”
Jawabku ketus.
“Ya sudah Ibu kebawah dulu, Ibu minta maaf kalau Ibu ada salah sama kamu”
Ucap Ibu sambil mengalungkan kedua tangannya di leherku dan mengecup pipi kananku.
Ibu kemudian berlalu menghilang dari kamarku. Aku yang salah Ibu yang kena getahnya. Bodohnya aku ini, tugas dari bu dian selesai dan aku kemudian mengirimnya melalui emai serta aku konfirmasi melalui BBM.
To : Bu Dian
Bu sudah jadi dan sudah saya kirimkan
Dari : Bu Dian
Oke, terima kasih
Nanti kalau kita menang, akan saya ajak kamu makan2
To : Bu Dian
Iya bu sama-sama
Wah asyik tuh, makanku banyak lho bu
Dari : Bu Dian
Tidak apa2
Sudah ya, saya mau belajar dulu
To : Bu Dian
Oke bu Dian
Setelah perbincangan BBM itu aku kemudian turun untuk meminta maaf kepada Ibuku. kulihat wajah ngantuk Ibu yang sedang duduk dengan segelas teh di depannya. Aku kemudian mendekatinya tepat disampingnya dengan jarak 1 meteran. Aku membungkuk di samping Ibu.
“Arya, minta maaf bu”
Ucapku, kemudian mengangkat tubuhku kembali tegak. Ibu hanya melihatku sebentar kemudian melihat kedepan kembali.
“Seperti itu cara minta maaf sama cintanya?”
Ucap Ibu lirih, aku kemudian berdiri di belakang Ibu dan memeluknya, kepalaku berada dibahu kanan Ibu.
“Maafin Arya bu Arya itu kangen sama Ibu tapi Ibu malah menyambut Arya seperti itu, Arya jengkel, Arya kemarin itu pergi keluar kota untuk mencari pertanyaan yang membuat arya bingung”
Ucapku lirih dengan nada sedikit akan menangis
“kamu itu tahu ndak towh Ibu itu juga kangen, kamu pergi gak kabar-kabar, ibu itu khawatir banget kalau kamu kenapa-napa”
Ucap Ibu dengan nada menangisnya, Ibu kemudian berdiri dan memelukku dengan sangat erat.
Ciuman Hangat
Ibu kemudian mengangkat kepalanya dan melihat kearahku yang juga berlinang air mata. Kudekatkan bibirku dan terjadilah ciuman hangat untuk kami berdua. Saling berciuman dan saling memeluk erat. Kugendong tubuh Ibu ke ruang keluarga dan kubaringkan di kasur lantai. Aku kemudian memeluk Ibu dari belakang.
“Ibu kangen banget”
Ucap Ibu sambil mendekap erat tanganku yang diarahkannya ke susu Ibu.
“Arya juga”
Ucapku.
“Kamu kemana saja? Apa tidak ingin sama Ibu?”
Ucap Ibu.
“Melepas kangen tidak harus begitu bu, itu urusan nanti yang penting sekarang arya sedang memeluk orang yang arya sayangi”
Ucapku, Ibu hanya tertawa kecil mendengar kata-kataku. Kemudian Ibu berbalik menghadapku dan menciumku.
“Sudah sama siapa?”
Tanyanya.
“Mbak maya”
Jawabku jujur kepada Ibu, karena memang tidak ada yang aku tutup-tutupi.
“Siapa dia?”
Tanya Ibu kembali.
“Wanita di desa banyu abang”
Ucapku kepada ibu, yang membuat Ibu sedikit terhenyak dan kaget.
“kenapa kamu bisa sampai sana?”
Tanya Ibu heran, kemudian Ibu dan aku bangkit.
“Arya akan cerita semuanya tapi buatkan arya minuman hangat dulu cinta”
Ucapku,
Ibu terlihat kecewa karena aku tidak menceritakan pada saat itu juga. Ibu kemudian membuatkan aku kopi hangat dan mengantarkannya ke pekarangan rumah dimana ada aku yang terlebih dahulu berpindah ke pekarangan rumah. Aku duduk di pinggiran lantai dengan kaki berselonjor ke tanah sambil menghisap dunhill mildku, Ibu meletakan segelas kopi di sebelahku dan duduk di kursi yang telah didekatkan tepat berada dibelakangku.
“Mbak maya itu siapa?”
Tanya Ibu.
“Berarti Arya cerita dari mbak maya dulu?”
Tanyaku sambil menoleh kebelakang dan menyeruput kopi hangat, ibu mengangguk.
Aku pun menceritakan bagaimana pertemuanku dengan mbak maya dan bagaimana aku bersetubuh dengan mbak maya. Ibu mendengarkannya dengan sedikit mencubit pinggangku sambil mengatakan kalau ceritakku membuat ibu kepengen begitu katanya. Semua tentang persetubuhanku dengan mbak maya aku ceritakan secara detail.
“Ibu tidak marah?”
Ucapku.
“kenapa marah, kamu sudah cerita lagian salah Ibu juga ndak kasih jatah kamu”
Jawabnya dengan senyuman nakal.
“Tapi terangsangkan bu?”
ucapku nakal.
“Hmm gimana ya? Oia terus apa tujuan cinta kedesa banyu abang?”
Tanya Ibu.
“Menemui Kakek Wicak dan Nenek Mahesawati”
Ucapku dengan tenang yang membuat Ibu sedikit terkejut mendengarnya.
“Kenapa kamu bisa tahu mengenai orang tua Ayahmu? Dan bagaimana kabar mereka? Ibu tidak pernah bertemu dengan mereka setelah pernikahan waktu itu, waktu kamu lahir saja mereka tidak menjenguk kamu, kadang Ibu berpikir kalau mereka itu tidak”
Ucap Ibu terpotong ketika aku tiba-tiba berbalik dan berlutut dihadapan Ibu, memandangnya dan kemudian memeluknya erat sangat erat.
“Mereka baik bu mereka baik, Ayah yang bajingan”
Tangisku pecah dalam pelukan Ibu, Ibu kaget dengan pernyataanku itu langsung melepas pelukanku dan memegang kedua lenganku. Ditatapnya mataku tajam.
“Apa, apa yang kamu ketahui? Dimana mereka sekarang?”
Tanya Ibu memburu.
“Di dalam kuburan mereka sudah meninggal bu”
Tangisku dihadapan Ibu.