Wild Love Episode 14

Tante ima yang tidak ada puasnya

Kulihat tante ima, mengangkat tangan kanannya tampak sperma encer terkumpul di tangannya dan langsung dimasukan ke dalam mulutnya. Pemandangan yang mengejutkan sebenarnya, apa lagi keseharian tante tampak anggun dan ramah sekarang tampak nakal sekali, takluk di depan dedek arya dan Arya.

“Apa tidak jijik tante?”

Ucapku.

“Kalau ini milik om kamu tante akan jijik tapi kalau milik kamu tidak, tidak sama sekali, tante suka”

Ucapnya dengan senyuman dan bangkit memelukku.

Akhirnya kami mengakhiri permainan ini, aku mandi lagi dan begitupula tante. Setelah selesai mandi tante memanggilku, mengajakku menunggu om dan rahman di ruang tamu. Di situ pun kamu masih bercumbu dan saling meremas kepunyaan pasangan. Benar-benar tante ima tak ada puasnya. Om dan Rahman datang, kami menyudahi aktifitas kami dan berakting layaknya orang yang saling acuh.

Kami makan bersama, obrolan santai antara kami semua membuat suasana rumah menjadi hangat Hingga selesai makan, aku pun pamitan pulang. Om nico pun berjalan ke arah pekarangan untuk bersantai. Kuambil barang-barangku di kamar Rahman, kubereskan semuanya termasuk kamar Rahman yang tampak berantakan.

“Makasih ya Ar, emang ente orang juozzzz!”

Ucapnya.

“Biasanya juga bagaiman Kang”

Jawabku

Berpamitan

Aku pun pamit ke rahman dan kedua orang tuanya di antarnya aku oleh Rahman menuju ke garasi tampak tante juga mengantarku tapi dengan wajah yang acuh gitu biar tidak memperlihatkan kalau kita sudah. Sampai di garasi aku mengeluarkan motorku, nampak telepon cerdas Rahman berdering dan dia berjalan ke depan terlebih dahulu.

“Ar, terima kasih jika ada kesempatan bicaralah pada pamanmu dan Ibumu”

“Seandainya bisa tante ingin bertemu dengan paman dan Ibumu, tapi tante ingin bertemu dengan pamanmu terlebih dahulu, ini nomer tante”

Ucapnya dengan wajah sedikit memelas dan memasukan kertas yang dilipat kedalam saku jaketku.

Aku hanya mengangguk tersenyum dan membisikan kata-kata supaya tante bersabar serta tante berusaha untuk bisa keluar rumah dulu baru semuanya bisa di atur. Bisikan itu meluncur begitu saja, seakan-akan aku bisa mengusahakan semuanya. Akhirnya aku pulang dengan tubuh sedikit lelah.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

You may also like...