Wild Love Episode 07
Ibu yang mencoba mempraktekkannya
Semua terjadi begitu saja, Ibu yang ayu kesetiap harinya sekarang telanjang di hadapanku. Wajahnya, senyumnya, manja. Bahkan bentakannya pun terasa lembut ketika didengar. Wanita yang kesehariannya anggun dan sangat menjaga sikap sesuai dengan darah ningrat yang mengalir didalamnya sekarang berada dalam lingkaran kenikmatan bersamaku.
“Bu, berlutut di hadapanku”
Perintahku.
Sekarang posisi Ibu berada di bawahku persis, kemudian aku menuntun Ibu untuk memulai, kusuruh Ibu memegang dedek Arya dengan tangan kanannya.
“Bu, sekarang Ibu ikuti perintahku ya”
Ucapku.
“Iya nak”
Jawab Ibuku dengan senyum.
Aku mulai menuntun Ibu untuk menjilat bagiian bawah zakar ke atas hingga ujung burungku. Pelan tapi pasti Ibu melakukannya, dengan agak sedkit jijik di awal. Lama lama Ibu menjilatinya, ibu mulai tersbiasa. Kenikmatan yang aku rasakan membuat gairahku mulai terbakar. Apalagi pemandangan tubuh telanjang Ibu sedari awal yang terlebih dulu membakar gairahku ini. Terasa lidah hangatnya menjelajah di sekitar batang dedek Arya, di jilatinya terus.
“Aaaaaahhhhhh enak bu, enak tidak bu burung Arya? Burung itu namanya dedek Arya bu”
Lanjutku. Ibu kemudian menghentikan jilatannya.
“Dedek Arya, apa kontol Arya?”
Tanya Ibuku yang kemudian melanjutkan menjilatinya.
Aku menikmati sensasi ini
Aku yang mendengar Ibu mengatakan kata kontol membuatku menjadi semakin bergairah. Ku hanya mampu memandangi Ibu yang sedang menjilati burungku itu.
“Bu, ayo sekarang dimasukan ke mulut bu, di emut. Arya sudah kepingin”
Racauku memohon kepada ibuku. Ibu kemudian mulai memasukan ujung dedek Arya kemulutnya. Perlahan perlahan sedikit demi sedikit.
“Sakit bu kena gigi Ibu”
Ucapku dengan nada sedikit membentak.
Ibu yang mendengar suara kesakitanku kemudian melepas kulumannya. Kedua tangannya menutupi mulutnya sambil menggelengkan kepalanya. Tampak raut wajah menyesal terpancar, baru kali ini melihat wajah penyesalan Ibu.
“Maafkan Ibu nak, Ibu tidak bisa”
Sesal ibuku dengan suara yang parau hampir menangis.
“Sudah bu kita coba lagi ya, maafin Arya, pokoknya Ibu harus bisa”
Ucapku menenangkan Ibu. Kutarik lembut tangan Ibu kuarahkan untuk memegang dedek Arya lagi.
“Pelan-pelan bu, Ibu kan sudah janji akan melayaniku dengan lebih”
Lanjutku. Ibu kembali tersenyum dan mulai mengulumnya lagi.
Perlahan nikmat, kemudian rasa sakit muncul kembali karena gigi Ibuku menyentuh dedek Arya. Aku mencoba menahannya kemudian lama kelamaan aku tidak bisa menahannya. Dan aku sedikit menjerit kesakitan, Ibuku kembali kaget dan langsung melepas kulumannya. Aku yang melihat wajah Ibu di hiasi penyesalan menundukan kepalaku dan menciumnya.
Perlahan Saja
Tangan kiriku kemudian mulai meraba bukit kiri Ibuku yang masih kencang, ranum dan bahkan tidak turun seperti punya wanita di film yang pernah aku lihat. Aku elus, remas dan tangan kananku menghapus air matanya. Tiba-tiba muncul ide di benakku. Kuangkat tubuhku dan duduk tegak sembari melepas ciuman.
“Bu coba emut jempol Arya”
Perintahku.
“Heem”
Jawab Ibuku disertai dengan anggukannya dan memulai mengulumnya
“Pelan-pelan jangan kena gigi bu”
Perintahku. Selang beberapa menit aku menarik Ibu jariku dari mulut Ibuku.
“Bu sekarang dicoba lagi Bu, bayangkan Kontol Arya milik Ibu ini seperti jempol Arya”
Ucapku.
“Iya nak”
Kemudian Ibu mulai mengulumnya.
Aku mulai bisa merasakan kenikmatan. Hangatnya rongga mulut Ibu terasa pada batang dedek arya. Lama Ibu mengulumnya. Ibu mulai bisa menikmati setiap nano meter dedek Arya. Mengulumnya, menjilatinya, menyedotnya, ibu seperti anak kecil yang sedang menikmati es krim kesukaannya. Rasanya Ibu sudah bisa mengembangkannya sendiri. Disetiap kulumannya terasa lidahnya menari-nari di helm dedek Arya.
“nikmat bu, ya seperti itu enak mulut Ibu enak sekali”
Racauku.
Ibu mulai mempercepat kuluman, memaju mundurkan kepalanya sambil menyedotnya. Aku merasakan nikmat yang indah sekali. Aku ingin keluar, dan aku ingin keluar di mulut Ibuku.