Misi Balas Dendam Episode 58B
Ketenangan pagi sirna
Royal Win Indonesia Entertainment – Misi Balas Dendam Episode 58B, Fina mengikuti kemauanku dan tidur di dadaku… Dia terlelap tidur dalam pelukanku… Aku juga ikut terlelap dalam tidur karena kenyamanan dan aura hangat dari Fina.
Tak terasa malam gelap itu menghilang dan cahaya baru muncul di mulai dari sinar keemasan muncul diufuk timur…. Dan menembus dari tebal horden di kamar milik Fina ini.
Tapi ketenangan pagi sirna setelah langkah kaki cepat menuju kamar Fina lalu mengendor pintu tempat ku beristirahat…. Pukulan terasa berlebihan hingga pintu terasa akan hancur di buatnya.
“Bruuuk…brukkk… tuan Alex…. Wanita nya sudah Bangun… Dia ingin berbicara dengan mu….”
ucap lembut suara yang muncul dari balik pintu.
Aku langsung terkejut … Begitu juga Fina yang langsung bangun dari tidurnya…. Aku bergegas membuka pintu di mana wanita itu terus memanggilku.
” Aku sudah bangun Yurika….”
ucapku menghentikan pukulan pintu Yurika.
” Maafkan aku tuan… Aku terlalu panik saat ini…”
lanjut Yurika.
” Apa dia sudah siuman …. Apa Desifa sudah bangun….”
ucapku mempertegas pendengaranku.
” Ya tuan dia mencarimu …. Dia hanya ingin berbicara dengan mu….”
Lanjut Yurika memberi informasi tentang Desifa kepadaku.
” Tuan pergilah duluan …. ”
ucap Fina yang masih tampak berantakan.
” Baiklah aku akan duluan Fina …. ”
sambutku dan pergi secepatnya bersama Yurika.
Tak terasa sangking emosional aku …. Aku meninggalkan Yurika …. Hingga aku tiba di depan kamar perawatan milik Saudaraku Agung…. Melihat sudah banyak wanitaku berdiri di sana …. Agung juga tampak tersenyum dan memberi tanda untuk diriku segera masuk…. Kuraih pegangan daun Pintu …. Sambil menarik nafas panjang …. Karena ku tahu informasi yang aku dapatkan bukan informasi yang kecil dan aku sudah siap apapun itu.
Kulihat wanita yang masih bertubuh lemah di atas ranjang …. Tersandar dengan bantal untuk menopang tubuhnya …. Lariza dan Anna ada di sana saat aku masuk.
” Bolehkah kalian pergi ….”
ucap Desifa mengatakan sesuatu pada Lariza dan Anna.
” tuan kau sudah tiba ….”
ucap Lariza menyambutku.
” ya aku sudah disini Lariza … Anna kalian berdua sudah berjuang dengan baik…. Terima kasih ….”
ucapku memuji keduanya.
” Ini tugasku tuan ….”
ucap Anna.
” Kalian boleh beristirahat saat ini….”
lanjutku.
” Terima kasih tuan….”
ucap keduanya lalu meninggalkan ruangan ini dan saat ini hanya ada aku dan Desifa saja.
” Pak … ”
ucap Lembut Desifa menyambutku dengan Air mata yang menandakan hidupnya telah hancur.
Aku tak tahu dan dapat merasaknnya kesakitan yang dirasakan oleh Desifa … Jadi aku berusaha menenangkannya dan memastikan dirinya telah aman dari orang-orang yang membuatnya seperti ini.
” Kau aman bersama ku … Aku akan melindungimu….”
lanjutku kembali.
” Kau benar pak… Mereka orang-orang kejam … Aku salah memilih pasangan hidup ku… ”
ucap desifa meraung dalam tangisan penyesalannya.
” Semua sudah terjadi …. Kau harus bisa menerimanya … Dan kau masih sangat muda … Kehidupanmu masih panjang dan cerah …. Jangan menyerah … Dunia terkadang memang kejam … Untuk mengajarkan kita agar menjadi lebih kuat dan kuat lagi…..”
ucapku mensupportnya.
Ketika Desifa menyebut namanya
Cukup lama Desifa meratapi dan menangisi semua hal yang terjadi padanya… Hingga dia kembali mengatakan hal yang mengejutkanku… Membuat semua amarahku seakan memuncak dan ingin membakar apapun didepanku…. Ketika Desifa menyebut namanya.
” Aku tak akan bisa lolos dari mereka jika … Meliliana tak menyelamatkanku …”
ucapnya.
” Apa maksudmu … Liana menyelamatkanmu … Lalu jika dia yang menyelamatkanmu dimana dia saat ini…”
tanyaku.
Akhirnya Desifa menceritakan semuanya … Mulai dari usahanya menyelamatkan diri bersama Liana dan pertemuannya dengan Hadi …. Lalu saat Liana ditangkap dan Hadi meledakan dirinya.
” Jadi maksudmu Hadi saat ini telah tewas …”
ucapku mengepalkan Tanganku.
Aku tak percaya pria yang kupercayai telah merenggang nyawa bahkan aku tak tahu hal itu…. Lambang beruang di punggungku seakan muncul makin pekat dari sebelumnya.
” Maafkan aku pak … Aku tak bisa melakukan apapun…”
ucap Desifa.
” Tenang lah Desifa …. Tunggu disini …. Aku akan memberikan mereka perhitungan ….”
lanjutku meninggalkanya … Dengan amarahku.
Aku buka ruangan itu …. Menatap semua mata orang yang sudah menunggu keputusan besarku… Hera, Neti, Tia dan yang lain menatapku serius…. Aku hanya menundukkan kepalaku.
” War is Begin ….”
Teriakku dengan tatapan mengerikan kepada semua orang yang menantiku.
Semua serentak memberikan hormatnya padaku dan mengatakan kesiapannya … Untuk melakukan pertarungan langsung.
” Kapan kita berangkat Alex….”
tanya Edi padaku.
” Sekarang ….”
Teriakku… Disambut senyuman mematikan dari Edi dan Agung.