Misi Balas Dendam Episode 40
Membuat keadaannya hening sejenak
Sedangkan Erwin terus mengoceh sesuatu yang tak ditanggapi oleh Liana yang terus terfokus padaku…. Mungkin mereka sedang merencanakan konsep dan pakaian pernikahan keduanya yang akan terjadi beberapa bulan lagi…. Sebenarnya aku tidak mau Liana menikah dengan pria busuk seperti Erwin… Tapi aku tak mungkin menghalangi pernikahan ini… Karena kebencianku yang amat sangat terhadap ayahnya.
Akhirnya pak Bupati tiba di ruang rapat Casino De Granny… Membuat keadaannya hening sejenak … Penjabaran pun mulai dilakukan oleh beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah tentang pembangunan Pelabuhan laut yang berfungsi meningkatkan Income daerah dan kemajuan Ekonomi di daerah ini.
Sampai dengan pembahasan modal awal yang harus di keluarkan daerah untuk pembangunan Pelabuhan dan dermaga… Sebelum Dana Alokasi Khusus dari Negara bisa di cairkan…. Sedangkan Kas Daerah saat ini Kosong… Akibat carut-marut dan geliat akan adanya pemilihan kepala Daerah untuk priode tahun depan.
” satu-satunya cara untuk tetap menjalankan Kegiatan yang sudah Deadline dan kemungkinan akan terkena Pinalty dan turun pengawas keuangan pusat adalah kita harus meminjam uang talangan sementara dari para pengusaha rekanan kita….”
ujar Kepala Bappeda.
” Tapi dana talangan itu sangat besar adanya pak…”
tambah Inspektur.
” Iya sekitar 500 M pada pembangunan Quartal pertama… Setelah itu kita bisa mencairkan uang Dana Alokasi Khusus dari Negara… Untuk tahap selanjutnya ”
ucap Kepala Keuangan.
” lalu dapat dari mana uang Talangan itu….”
ucap Asisten dua bidang pembangunan.
” mungkin kita akan meminjam Uang Talangan pada dua perusahan terbesar di daerah ini yang mampu memberikan dana itu….”
Ucap Pak Bupati.
“Ya hanya perusahan seperti Goldrich Company dan As Company yang mampu memberikan uang Talangan kepada kita…..”
ucap kepala Bappeda.
” maaf pak menganggu sebentar…. as Company saat ini masih dalam keadaan yang kurang stabil, jadi kami tak bisa membantu untuk saat ini … Kami masih menguatkan beberapa pondasi bisnis kami yang sempat down…._”
lanjutku.
” Kami juga dari goldrich Company tidak mungkin memberi uang Talangan sebesar itu untuk proyek kami sendiri…. Bukan sudah pasti kalau tender pembangunan Pelabuhan ini akan dimenangkan oleh kami….”
ucap Liana.
Aku benar-benar melihat wajah pucat dari bapak-bapak yang ada diruangan ini….aku tahu uang Dari pusat pasti sudah masuk dan mereka selewengkan entah kemana….dan aku tak menyangka kalau Goldrich Company tak akan memberikan uang yang diminta…. Liana memang cerdas.
” Jadi apa keputusan dari rapat ini….”
tanya ku.
” kita akan mengumumkan pemenang tender besok di Gedung serba guna ….”
ucap kepala Dinas PU.
” Lalu bagaimana dengan uang Talangannya….”
tanya Liana lagi.
” Kami akan memohon kepada pusat untuk mencairka Dia pasti mengira bisa menguasai kekuatan besarnya dana tersebut lebih awal….”
lanjut Kepala Keuangan.
Mereka sengaja mempermainkan kami untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda….rapat pun usai dengan keputusan yang mengambang… Tapi yang jelas rencanaku dan Quraina memasuki fase kedua…. Setelah pengumuman besok…. Kami akan benar-benar menghabisi keuangan Goldrich Company.
Dia pasti mengira bisa menguasai kekuatan besar
Aku segera meninggalkan ruang rapat… Meskipun kulihat Bupati memanggilku untuk kembali berdiskusi masalah uang Talangan… Tapi aku beralasan sedang di tunggu oleh hal yang urgen dan membuat dia mempersilahkan untuk pergi….tapi dia tetap berharap untuk ku agar menemuinya setelah urusan ku selesai.
Yang jelas dia mulai kebingungan …. Langkah mendekatkan diri pada Goldrich Company membuat Kami akan menjauh dari mereka… Dia pasti mengira bisa menguasai kekuatan besar daerah ini untuk ke penting pribadinya mereka… Tapi dia salah saat ini aku yakin Goldrich Company pasti punya rencana yang akan menghancurkan sang pemimpin itu.
Karena aku mendengar isu bahwa pemimpin utama Goldrich Company akan mengajukan diri sebagai pemimpin baru didaerah ini… Otomatis saat pemilu nanti, dia akan melepaskan dukungan kepada Bupati saat ini…. Dan kami juga akan menarik dukungan nya dan bisa di pastikan mereka akan hancur dalam pemilihan selanjutnya.
” Alex tunggu kau bisa mengantarku pulang…..”
ucap Liana mengejarku.
” aku akan bekerja…. ”
ucapku.
” ayolah kapan lagi kau bisa membantuku…..”
ucapnya lagi.
” Baiklah … ”
ujarku.
” Liana tunggu…. Mau apa kau sama dia….”
ucap Erwin.
” Jelas aku mau pulang bersama Alex….”
tegas Liana.
” tidak kau harus pulang denganku….”
ucap Erwin.
” tidak …. Aku tak mau bersama mu….”
ucap Liana.
” aku ini calon suamimu… Kau harus ikut denganku…”
bentak Erwin.
” Aku hanya calon kan… Kita belum resmi … Dan aku masih punya hak untuk pergi bersama siapapun….”
balas Liana.
” tidak akan….”
ucap Erwin menarik tangan Liana.
” Lepas kan tangan mu atau aku teriak….”
ujar Liana.
” calon suami macam apa yang menyakiti calon istrinya didepan orang lain….”
ujarku.
” diam kau jangan ikut campur…”
ucap Erwin.
” haha… Jika kau memang cemburu dengan wanita mu bersama orang lain … Harusnya kau menyusulnya dirumah bukan membiarkannya pergi sendiri…. satu hal lagi yang kau lupa…. Aku bisa saja membuat wanita mu jatuh cinta padaku…. Dan kau tahu aku adalah penerus utama keluarga As dan dia adalah putri bungsu dari Keluarga Goldrich Company…. Sekarang aku bertanya lebih menguntungkan mana dia menikah denganmu atau denganku….”
ucapku.
” Kurang Ajar…. ”
teriak Erwin coba menamparku lagi… Tapi kali ini aku langsung memasang pipiku….namun dia menghentikan laju tamparannya.
” Kenapa kau takut….. Karena di sana ada wartawan… Karena jika mereka tahu anak manja sang Bupati baru saja melukai seseorang…. Bisa-bisa elektabilitas dari ayahmu akan hancur…”
ucap ku sambil tersenyum….. Dan meninggalkan nya yang mematung tak berdaya di posisinya.
Aku langsung berangkat meninggalkannya yang menatapku penuh dendam.
” Terima kasih …”
ucap Liana.
” Aku hanya ingin membalas apa yang dia lakukan padaku… Dia memang menampar pipiku… Dan aku membalasnya dengan menampar hatinya….”
ucapku tersenyum.
“hmmm… Inilah Alex yang ku kenal….”
ucap Liana.
Akhir nya aku tiba di jalan yang di jaga cukup ketat…. Kami banyak mengobrol banyak hal… Sikap canggung diantara kami sedikit melunak.
” Sudah sampai sini saja ….nyawamu akan terancam jika masuk kesana…”
ucap Liana menunjuk pintu masuk mengarah kerumahnya.
” sudah tanggung jika aku meninggalkanmu sendiri justru aku akan dihabisi karena meninggalkan anaknya diluar seperti… Tenang saja … Aku sedang membawa putrinya … Nyawaku akan dilindungi kan…”
ucapku tertawa.
Aku melalui gerbang yang tertulis logo GR besar…. Rumah ini di jaga begitu ketat… Banyak sekali penjaga Dimana-mana…. Ini adalah Rumah utama dari keluarga Goldrich Company.
Semua penjaga menatapku dengan tatapan serius… Tapi aku tenang saja… Mungkin ini yang dinamakan masuk kedalam kadang Singa.
Ini akhir perjalanku yang singkat bersama Liana … Aku tiba di pintu utama kediaman Goldrich Company… Aku lihat dua sosok laki-laki berdiri di depan pintu masuk.
” Alex terima kasih sudah mau mengantarku….”
ucap Liana.
Akupun mengikutinya keluar dari mobil…. Dan mendekati kedua laki-laki yang berdiri menatap ku… Aku tersenyum pada mereka.
” Lama tak berjumpa Kak Atta dan pak Anang…”
ucapku menjulurkan tangan dan berusaha seramah mungkin dengan keduanya.
” Alex kau sudah tumbuh jadi pria yang tampan…”
ujar Atta yang merupakan anak sulung dari pemimpin Goldrich Company dan merupakan mantan pasukan Khusus presiden.
” pemimpin Keluarga As memang punya mental yang kuat dan berani masuk kemari…”
ujar Anang yang merupakan salah satu dari empat pilar utama Goldrich Company.
” apa itu pujian kak… Terlihat hinaan bagiku…. Dan aku juga tak akan berani masuk kemari tanpa jaminan keselamatan dari adikmu….”
ucapku tersenyum.
” lain kali mampirlah lagi kemari….”
ucap Atta.
“oke jika pekerjaan ku tak terlalu sibuk aku akan mampir…. Dan aku pamit ya kak….”
ucapku.
” berhati-hati lah….”
ucap Atta kembali.
Aku kembali menuju mobil Fortunerku …. Melalui wanita cantik yang tersenyum-senyum kepadaku.
” Hati-hati dijalan… Dan semangat bekerja…”
ucap Liana.
“hahaa.. Oke baiklah…..aku pulang …”
ujarku.
Aku melanjutkan perjalanan kembali kekantor.