Misi Balas Dendam Episode 28
#di beranda
” henny … Duduk lah disini…”
ucap Tia.
” ya kak… ”
ucap Henny duduk di samping Tia.
” aku tahu … Kau benci dengan kami… Akibat kematian keluarga mu…”
ucapku.
Henny hanya merenung sambil wajahnya menunduk.
” kau tahu mengapa tuan membunuh kakakmu laki-laki yang bernama Wili… Itu karena dia membantai isi mess milik tuan… Dan menculik Fina dan Neti… Itu lah yang membuatnya Sangat marah … Itu asal mula tuan berbuat hal buruk itu terjadi…. Tuan kita itu adalah orang yang baik namun jika sesuatu hal terjadi dia akan jadi sangat mengerikan…”
jelas Tia.
” tapi itu tak adil buatku… Mengapa semua keluargaku…”
ucap Henny.
” apa itu adil buat Tuan… Dia kehilangan orang tua dan keluarga … Diusia yang sama denganmu… Dia sendirian saat itu… Apa itu adil buatnya juga…. ”
jelas Tia tegas.
Henny pun kembali terdiam.
” kak … Bukannya kau juga korban kekerasan dari pria itu… Mengapa kau begitu menyanjungnya…”
ucap Henny.
” awalnya aku seperti itu… Namun setelah aku coba membuka hatiku… Aku menemukan sisi lain tuanku yang. berbeda… Dia kejam tapi saat kau berada sangat dekat denganya kau akan mengetahui dia pria yang sopan dan baik”
ucap Tia.
#kembali ke Hera
Jantungku berdetak cepat dan berpacu saat kukumpulkan air seniku didalam wadah plastik… Kemudian ku masukkan alat yang di berikan kak Tia.
Kutunggu beberapa saat kemudian saat ku angkat … Jantungku seperti akan berhenti… Aku melihat dua garis merah yang cukup terang… Segera aku bergegas menuju kak Tia.
” Hera ada apa ….”
ucap Tia.
Ku peluk erat tubuh Tia dan Henny sekaligus.
” Ada apa… Apa yang terjadi…”
ucap Tia khawatir karena Hera terus memeluk sambil menetes air mata.
Ku perlihatkan tanda itu… Kepada kedua wanita juga langsung bersorak.
” selamat ya Hera kau harus menjaganya…”
ucap Tia.
” selamat ya kak…”
ucap Henny yang ikut senang, sedikit melupakan rencana jahatnya.
” ya kak… Terima kasih …. Aku sangat senang sekali…”
teriak Hera.
” masuklah kedalam tak baik udara malam untuk wanita hamil”
ucap Tia memberi saran.
” baiklah kak ….”
ucap Ku meninggalkan mereka berdua.
POV TIA
Aku turut senang dengan kehamilan Hera… Akhirnya adikku yang manis itu sebentar lagi akan menjadi ibu… Ku doakan yang terbaik untuknya.
Aku menyayangi Hera , karena Hera aku seperti memiliki seorang adik yang judes namun cantik… Kulihat juga Henny berdiri disampingku
” Henny … Kuharap kau juga bisa bergabung dengan kami….”
ucapku.
” kak Tia…. ”
ucapnya.
” jangan lakukan hal seperti tadi lagi….”
ucapku sambil mengenggam tangannya.
” maksud kakak….”
ucap Henny.
” aku tahu kau akan mendorong Hera tadi… Dan juga pisau di pinggangmu itu…. Sebaiknya kau tidak menggunakannya….”
ucapku.
” kak… Kau tahu….”
ucapnya.
” dari awal aku tahu maksud mu…. Tapi aku yakin kau bukan wanita seperti itu….”
lanjutku.
” kenapa kau tak meringkusku kembali…”
ucap henny.
“Kau wanita yang baik… Aku percaya dengan mu… Tapi saat kau melakukan hal seperti itu lagi …. Aku bersumpah akan menjaga keluargaku… Dan aku tak akan segan lagi melakukan hal yang tak terduga…”
ucapku, kata ini kupelajari dari tuanku.
enny hanya terdiam kembali … Ku tinggalkan Henny dalam renungannya dan kebimbangannya.
Ku dekati Hera yang duduk di Sofa sambil sibuk mengutak atik Handphone … Seperti dia sedang message kabar baik ini pada tuan kami… Ku peluk dia lagi.
” kak kita sama sekarang…”
ucap Hera.
” ha….maksudmu…”
ucapku kaget.
” jangan menyembunyikannya lagi… Aku dengar saat kakak dan tuan di kamar sebelah kemarin…”
ucap Hera tersenyum.
“ssst… jangan beritahu siapun ya….”
ucapku panik karena Hera telah mengetahui kehamilanku juga.
” kenapa kak… Bukannya itu kabar yang harus di ketahui oleh yang lainnya…”
ucap Hera.
” pokok janji jangan beritahu siapapun….”
tegasku.
” baiklah…. Mana Henny kenapa dia tidak masuk…”
tanya Hera.
” dia masih diluar…sebentar lagi dia masuk… Henny… henny… ”
ucap ku memanggilnya.
” ya kak… ”
ucapnya langsung bergabung di sofa tempat duduk kami.
” Hen… Aku mau tanya sama kamu… Menurutmu kak Tia cantik gak….”
tanya Hera dengan suara manjanya.
” menurutku dia sangat cantik dan wajahnya berkarisma…”
puji Henny.
” aku malah mendengar itu sebagai sebuah hinaan hen..”
ucapku.
” tidak kak… Kau memang benar-benar cantik… Hanya butuh sedikit polesan saja… Kau bisa mengalahkan Hera…”
ucap Henny sambil tersenyum.
Henny mulai mampu berbaur dengan kami… Tapi aku harus tetap mewaspadainya… Mungkin ini adalah cara nya agar kami lengah… Tapi hati kecilku percaya Henny tak akan melakukan hal itu.
” tepat yang kau bicarakan … Kak Tia terlalu natural… Jadi tak memiliki kesan yang kuat… Kakak ini Istri pertama dari salah satu orang terkaya di sini….”
ucap Hera sambil tertawa.
” untuk apa berdandan … Hanya membuang waktu saja… Dan lagi tuan tak bisa mengajak pergi dari rumah ini”
ucapku membela diri.
” itu lah kak yang membuat tuan berburu wanita lain… Kau tak membuat kesan agar dia jatuh cinta pada mu… Lihat saja Neti dan Fina mereka bisa mengambil hati tuan kita… Dengan dandanan sporti dan kekinian….”
ucap Henny makin memanaskan suasana.
“Benar yang dikatakan Henny… ”
sahut Hera terus tertawa terbahak-bahak.
” kalian berdua …. Apa maksud dari ini…. ”
ucapku.
” kak besok pagi saat tuan tiba disini … Izinkan aku dan Henny mendandanimu…”
ucap Hera.
” bukan hanya kak Tia saja… Aku juga akan dandan secantik mungkin…”
ucap Henny tersenyum centil… Sedikit melupakan dendamnya.
” benar kita bertiga harus tampil maksimal besok… Kita tak mungkin kalah dengan Neti dan Nura serta Fina… ”
ucap Hera sambil membuka mulutnya … Seperti kantuknya mulai datang.
” oke-oke sekarang saat kalian tidur sudah terlalu malam…”
ucapku segera mengakhiri ini.
Hera bergegas ketempat tidur…. Sedangkan Henny mendekatiku.
” kak aku akan mencoba mempercayaimu…”
ucapnya sambil menyerahkan pisau belatinya yang di curinya.
Aku hanya tersenyum…. Menyimpan belati itu kembali di lemari…. Tapi aku harus tetap waspada, Henny masih sangat muda dan emosi tidak stabil satu hal yang menyakitkan akan mengubah pandangannya… Aku berpikir apa harus ku beri tahu Tuan Alex hal ini , aku takut dia akan jadi bom waktu di keluarga ini yang bisa melukai siapapun …ku coba tepis segala kerisauanku dan segera menyusul mereka untuk tidur.