Misi Balas Dendam Episode 17
Aku merasakan kenikmatan
Hari ini tuanku hadi, pergi bekerja membuat perasaanku lega sedikit lega, meskipun dia masih sempat menyiksaku pagi ini dengan mengocok kontol di mulut, vagina dan di akhiri dengan anus ku. Jujur aku tak sedikitpun merasa kenikmatan apapun selama serangan ini, kontol hadi besar tapi menurutku hanya punya efek menyakiti saja meskipun aku selalu mencapai klimaks tapi ada perasaan terganjal di hatiku yang membuatku tak bisa menikmatinya.
Tergempur di tiga lubang membuatku kelelahan, apalagi sekarang aku dalam posisi terikat aku pun sebaiknya istirahat. Sampai aku merasakan belaian di tubuhku, awalnya ku kira itu kak Tia jadi kubiarkan saja. Sampai aku mendengar kak tia masuk memanggilku untuk makan, aku baru sadar lalu siapa yang memegangku dari tadi. Kulihat pria tampan dan bersih ada di samping tempat tidur.
Aku tebak dia tuan dari kak Tia, karena kutahu ada dua orang di dalam rumah ini satu hadi dan satu lagi orang yang melumpuhkan saat akan melarikan diri waktu itu. Aku hanya pasrah ketika pria itu memerintahkan kak Tia membuka semua pakaiannya dan dia memberi perintahku untuk memakan nasi yang disiapkan oleh kak Tia.
Untungnya dia tak memperkosa kami, karena berkat kerjasama aku dan kak Tia kami dapat menaklukannya dengan bibir kami. Disitu lah untuk pertama kalinya aku terangsang tanpa paksaan dan luar biasa nikmatnya. Bahkan pria baik itu, sengaja membiarkan kami mandi tanpa diikat kami bebas melakukan apapun.
Berbanding terbalik
Aku memberikan ide kepada kak Tia untuk kabur tapi kak Tia menolak nya padahal ku tahu kak Tia memiliki anak di luar sana. Akhir kami pun di izinkan oleh tuan Agung untuk pergi ke atas ke kamar tuan kak Tia yang berada di lantai kedua. Di situ aku bertanya-tanya kalau ini bukan kamar tuan Agung lalu ini kamar siapa, masuk ke dalam kamar Luar biasa kamar yang luas tertata rapi dan bersih terbalik dengan kondisi kamar tuanku.
Memang sama-sama besar tapi berantakan dan kotor dengan bau rokok menyengat hidungku. Tak ada foto yang menunjukkan pemilik kamar ini, aku di berikan baju oleh kak Tia, untung kak Tia dan aku satu ukuran tapi BH saja yang tidak seukuran payudara kak tia lebih baik dari pada milikku.
Karena asik mencari pakaian yang bagus di lemari pakaian kak Tia, aku menjatuhkan album foto yang terselip diantara baju. Aku dan kak Tia melihat isi foto tersebut awalnya aku tak mengenali pria itu dalam foto tersebut, sampai akhirnya tuan Agung datang dan membalik album foto itu ke bagian paling belakang.
Jantungku hampir meledak rasanya, itu kak Alex laki-laki yang amat kucintai selama ini. Aku menahan perasaanku di depan kak Tia dan tuanku Agung hingga kuputuskan aku pergi ke WC dengan alesan sakit perut. Di dalam WC aku menangis sejadi-jadinya bukan karena penculikan ini tapi kenapa kesuciaan di renggut oleh pria lain padahal pria yang kucintai ada di dekatku.
Aku terus mencari tahu
Sejak pertemuan kami di mall waktu itu, aku selalu bermimpi untuk menyerahkan kesuciaan ini pada kak Alex. Aku menangis cukup lama di dalam WC, aku tak percaya orang sebaik dan sesopan itu melakukan hal kejahatan seperti ini. Lalu aku tersadar dengan ucapan kak alex waktu pertemuan di mall waktu itu.
Aku harus mencari tahu sendiri penyebabnya mengapa alex melakukan semua ini??? Aku keluar dari WC, tak kulihat batang hidung kak Tia dengan tuan Agung kemana mereka jadi kuputuskan untuk pergi dari kamar ini. Saat aku keluar dari kamar kulihat kak Tia sudah menyusuri tangga menujuku sambil tersenyum sendiri.
“Sudah buang air besarnya”
Ucap kak tia tersenyum.
“Sudah kak”
Kubalas senyumannya.
“Hera temenin kakak ya di kamar”
Ucapnya.
“Tuan kakak tak marah aku berada di kamarnya”
Ucapku.
“Dia orang yang baik, dia tak akan marah”
Tcap kak Tia.
“Aku tahu kak”
Jawabku dalam hati.
Kami saling bercerita, kak tia menceritakan semua kejadian di hidupnya hingga penculikan terjadi. Bagaimana dia bisa begitu patuh, meskipun anak nya ada di luar sana tapi sesuai cerita kak Tia anaknya dapat fasilitas dan biaya dari Tuan alex setiap minggunya. Dikirim melalui paket-paket membuat kak tia tenang dengan masalah itu bahkan saat dia kangen tuan alex merekam aktivitas anak kak Tia dan memberikannya.
Yang kurasakan dari semua cerita kak Tia, aku dapat menyimpulkan bahwa Dia merasakan perasaan yang sama denganku pada Tuan Alex. Aku memahami semua penculikan ini bukan kesalahan dari Tuan Alex melainkan karena Tuan Alex terlalu baik hingga di pengaruhi oleh otak kotor Hadi. Tak terasa sangat seru kami bercerita waktu berlalu cepat.