Misi Balas Dendam Episode 17

Aku yang merasa sedikit ketakutan

“Kau takut ada yang labrak kamu ya”

Ucap Alex.

“Apa pacarmu sedikit protektif”

Ucap Alex lagi.

“Aku belum punya pacar kak”

Ucapku pelan.

“Lalu kenapa kau terus memperhatikan sekeliling”

Tanya Alex.

“Aku takut istri kakak yang marah”

Ucapku bercanda padanya.

“Aku belum menikah tak ada waktu buatku pacaran tapi aku normal ya”

Ucap alex tertawa.

“Maaf ya kak”

Ucapku.

“Dari tadi sampai sekarang kau minta maaf terus sudah jangan minta maaf lagi”

Ucap alex.

“Apa pak Bupati tak marah kita pergi sampai malam”

Tanyaku.

“Tenang saja apa para pejabat yang menjadi atasanmu itu banyak yang berbuat tidak senonoh padamu”

Ucap alex.

“Kalau nakal sih gak kak secara frontal, cuma beberapa kali aja ada yang telpon, sms dan chat yang sifat mancing-mancing kerarah sana”

Ucapku.

“Kau harus berhati-hati kalau begitu”

Ucap Alex.

“Apa kau kuliah”

Tanya Alex.

“Ya kak aku kuliah sabtu minggu”

Jawabku.

Kami saling bertanya tentang banyak hal tentang keluarga, kerjaan dan asmara.

“Hidup kakak sempurna ya anak tunggal kaya, jabatan bagus dan pintar”

Ucapku.

“Semua orang pun berpikir sama tentang hidupku sempurna padahal kalian tidak tahu berapa banyak rasa sakit yang kuterima karena itu”

Ucap Alex serius.

“Kenapa kak”

ucapku singkat.

“Aku harus kehilangan kedua orang tuaku, aku tiap malam tidak bisa tidur karena harus berpikir memecahkan banyak masalahku sendiri belum lagi tekanan kerjaan yang banyak. Jika ada yang ingin bertukar dengan hidupku, aku yakin mereka tak akan bertahan lama karena beban yang sangat berat”

Jelas alex.

Aku langsung merasakan rasa itu saat mendengar ucapan alex pelajaran yang kuambil saat itu sesuatu yang terlihat baik belum tentu baik saat kau menjalankannya.

“Kita pulang yuk”

Ucap Alex.

“Ya kak”

Ucapku.

“Temanmu ada berapa orang”

Ucap Alex.

“9 orang kak sama aku”

Ucapku.

Ternyata dia membungkuskan makanan buat kami. Kami berangkat menuju hotel tempat kami beristirahat, kulihat beberapa temanku berdiri di depan hotel sambil tersenyum melihat kami berdua jalan mendekat menuju mereka.

“Kenapa belum tidur”

Ucap Alex.

“Belum pak masih ada yang belum pulang mana handphone di matiin lagi”

Ucap salah satu temanku.

“Hera terima kasih untuk jalan-jalannya untuk kalian aku duluan ke atas ya”

Ucap Alex.

“Ya kak”

Ucapku.

Ketika Alex menghilang dari kami semua temanku berkerumun, bukan mengambil makanan mereka menyerangku dengan banyak pertanyaan.

“Kau memanggil nya kak”

“Kalian resmi pacaran”

“Dia tak berbuat macam-macam kan”

“Kalian pergi kemana”

aku jawab mereka dengan jawaban rahasia, aku berikan makanan yang ku bawa dan langsung pergi ketempat tidurku sambil tersenyum sendiri.

Sejak kedekatan kami itu kehidupanku dan Alex kembali seperti sedia kala. Dia sibuk dengan semua urusannya dan aku pun sibuk dengan urusanku, bahkan kami seakan tak pernah berjalan bersama, bercanda gurau, aku benar menganggap pertemuan kami bagai mimpi.

Aku yang masih belum yakin

Sampai saat ini aku masih belum tahu pasti apa kami pernah bersama waktu itu yang membuatku yakin itu nyata hanya celana dasar dan pakaian yang di belikan Alex padaku, bahkan aku pernah berpikir Alex adalah play boy yang mempermainkan perasaanku saja waktu itu. Sampai aku di tugaskan mengawal bu Quraina. Ibu Quraina adalah orang yang tegas dan di siplin.

Saat aku mendampingi bu Quraina dalam rapat koordinasi Alex terlambat hadir dalam rapat itu, dia dimarahi habis-habisan dengan bu Quraina di ruangannya. Aku merasa kasian dia otak dari daerah ini sekarang di marahin hanya karena hal sepele dan yang membuat aku lebih terkejut saat dia keluar dari ruangan bu Quraina.

“Aku suka bos barumu”

ucapnya.

Aku kaget dia mengenaliku, aku balas dengan senyuman.

“Kau masih mengunakan celana itu itu sudah sedikit buram”

Bisik alex dan dia pun pergi tanpa sempat aku membalasnya berbicara.

Ternyata dia masih mengingatku, waktu itu membuatku benar-benar bahagia. Waktu berjalan dengan cepat hingga akhirnya aku tersadar sudah terkurung di rumah ini. Awalnya aku merasakan ketakutan, aku berusaha kabur tapi usaha selalu digagalkan dengan monster bernama Hadi. Bahkan dia merenggut paksa kesucianku yang kujaga.

Dia menyiksa tubuhku berkali-kali menyerang semua bagian tubuhku, aku merasa terhina aku Lebih dari seorang pelacur. Sering Muncul di pikiranku untuk mengakhiri semua ini rasa sakit ini tapi aku dikuatkan dengan seorang wanita yang bernasib sama denganku. Dia kak Tia, wanita yang menjadi korban penculikan pertama rumah ini.

Misi Balas Dendam Episode 17- Royal Win Indonesia Entertainment Gambar 17.3
Misi Balas Dendam Episode 17- Royal Win Indonesia Entertainment Gambar 17.3
Pages: 1 2 3 4 5

You may also like...