Misi Balas Dendam Episode 17
Perbedaan status
Aku tertawa dan mencubit alex kami mengelilingi mall kembali, aku masih sedikit jaga jarak darinya meskipun dia bersamaku saat ini tetapi ada jarak yang tak terlihat menghalangi kami. Status kami yang timpal antara bos dan staf bawahan membuatku menjaga jarak dengannya.
“Apa kau tak menyukai jalan-jalan ini”
Ucap alex memegang tanganku.
Kaget dari semua lamunan kutentang status yang tak sebanding dengan alex.
“Tidak pak aku hanya malu jalan dengan anda, saya hanya staf bawahan dan”
Ucapku di potong dengan tarikan tangan oleh Alex, dia menarik ke dalam tokoh yang cukup besar yang terdapat cermin besar di dalamnya.
“Kau lihat dimana perbedaan kita”
Ucap Alex.
Aku hanya terdiam, aku lihat alex sedikit kesal.
“Mba sini bentar”
Ucap Alex memanggil salah satu staf si toko ini.
“Ya pak ada yang bisa saya bantu”
Ucapnya.
“Ini wanitaku, apa menurutmu dia kurang cantik”
Ucap Alex.
“Dia cantik sekali menurutku”
Ucap wanita penjaga toko itu.
“Cantikan mana dengan bos pemilik toko ini”
Ucap Alex lagi.
“Cantikan pacar bapak lah”
Ucapnya cepat.
“Apa menurutmu aku dan wanita disebelahku, tinggi jabatan kerja siapa?”
Ucap Alex.
“Aku tidak tahu pak”
Ucapnya.
“Terima kasih”
Ucap Alex memberikan uang sebagai tips sambil tersenyum.
“kau puas masih merasa kau tak pantas jalan denganku, harusnya aku yang tak pantas jalan dengan wanita secantikmu”
Jelas alex padaku.
“Maafkan aku pak”
Ucapku merasa bersalah.
“Bahkan kau lebih cantik dari pemilik toko ini padahal kuyakin setiap minggu dia berada di salon kecantikan tapi tetap kalah dengan orang yang tiap hari berjemur dibawah terik matahari sepertimu”
Ucap Alex sambil menahan tawa.
Suasana kami yang sedikit kaku pun segara mencair, aku pun tertawa terbahak-bahak karena itu. Kami melanjutkan lagi perjalanan kami sampai di depan bioskop yang terdapat di mall ini.
“Mau nonton”
Ucapnya.
Kubalas hanya dengan senyuman.
“Kau suka film genre apa”
Ucap Alex.
“Sebenarnya aku jarang nonton film”
Ucapku jujur aku terlalu sibuk jadi ajudan kesana kemari bahkan di waktu libur kerja sekalipun.
“Kalau begitu tak usah, kita cari makan saja”
Ucapku.
“Kenapa tidak jadi, aku akan temani bapak”
Ucapku.
“Jangan memaksakan diri di dalam sana butuh waktu 2 jam loh, kau bisa bosan disana sama saja aku menyiksamu perlahan”
Ucap Alex menjauh dari bioskop.
“Film apa yang bapak suka???”
Tanyaku.
“Hera apa aku seperti bapak-bapak beranak banyak. Kalau orang di sekitar mendengarmu, aku seperti jalan dengan selingkuhan yang masih anak kuliah”
Ucap Alex dengan ekpresinya yang lucu.
“Maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu”
Ucapku.
“Berapa usia mu???”
Tanya Alex.
“20 tahun”
Jawabku singkat.
“Ya ampun benar saja banyak orang melihat kearahku”
Ucapnya.
“Kenapa???”
Tanyaku.
“Orang tua berjalan dengan wanita muda”
Canda Alex.
Aku kembali tertawa kami tiba di cafe mall tersebut, Alex dan aku langsung memesan makan.
“Jangan panggil aku bapak ya panggi aku Alex, kak atau abang juga boleh”
Ucap Alex tersenyum.
“Ya maafkan aku pak eh kak saja”
Ucapku ragu.
“Kau boleh panggil aku bapak saat aku diruangan pimpinanku”
Ucap Alex.
“Siap kak”
Ucapku.
“Tapi kak belum jawab pertanyaanku tadi”
Ucapku.
“Pertanyaan apa”
Balas Alex.
“Film apa yang kakak suka??”
Tanyaku.
“Aku suka genre superhero, dulu waktu masih kecil cita-cita menjadi superhero tapi seiring perjalanan waktu hingga sekarang aku malah bukan menjadi superhero malah lebih tepat menjadi monster pekerja tapi kalau nonton film aku masih suka. Avenger 2 age of ultron itu yang ingin ku tonton, aku terlalu sibuk jadi belum ada waktu untuk nontonnya, lain kali aku akan mengajakmu nonton”
Jelas alex.
“Tapi kenapa tidak menontonnya tadi”
Tanyaku.
“Nanti saja itu film genre bersambung mengajakmu menonton part keduanya akan membuatmu tak mengerti jalan ceritanya”
Ucap alex.
Sejak itu hingga sekarang aku terus menonton film superhero, aku jadi menyukai film genre ini.
Akhirnya Makanan kami tiba, aku memesan cumi asam manis dan alex memesan big steak.
“Makanlah aku yang traktir”
Ucap Alex.
“Aku merepotkan sekali”
Ucapku.
“Sudah makan uang sakuku masih banyak kok”
Ucap alex tertawa.
Kami makan bersama matahari pun menghilang di gantikan gelap malam, makan pun selesai. Jujur aku masih sulit menghilangkan rasa canggung berada di dekat alex seakan semua orang sedang memperhatikanku.