Misi Balas Dendam Episode 07
flashback 1 tahun yang lalu
Hari ini adalah hari pertama buatku dan ruanganku memiliki bos baru. Aku datang paling pagi, karena memegang kunci ruangan. Karena kosanku yang paling dekat dan yang pasti aku laki-laki sendiri di ruangan ini. Beberapa waktu berselang, seseorang masuk kekantor, dia terlihat masih sangat muda.
“Apa ini kepala bagian kami yang baru”
Gumamku.
Dia tersenyum sambil menyodorkan tangannya.
“Selamat pagi”
Senyumnya ramah.
Tangannya pun lembut sekali, pasti dia tidak pernah melakukan hal- hal yang berat dalam hidupnya.
“Selamat pagi, bapak kepala bagian kami yang baru ya”
Ucapku.
“Ya, aku Alex Syarizal”
Ucapnya.
“Saya hadi pak, maaf teman yang lain belum pada datang pak”
ucapku.
“Tidak apa-apa, mereka perempuankan jadi pasti banyak urusannya”
Ucap bos yang baru.
“Seperti pria ini terlalu santai”
Pikirku.
Jujur aku kurang respek dengan pertemuan pertama kali kami, dia pasti hanya anak manja yang belum pantas menjadi seorang pemimpin. Pasti juga dia mendapatkan posisi dari hasil menyodok atau jatah karena dia saudara dari pimpinan daerah ini.
Seiring waktu berjalan, aku mulai menaruh respek padanya. Bos adalah pimpinan yang santai namun tegas dalam pelaksanaan tugas. Dia juga orang yang cerdas, selalu santai saat menghadapi masalah yang paling berat sekali pun membuatnya menjadi andalan pimpinan daerah ini. Bisa di bilang dia anak emas pimpinan kami, orang yang sangat royal dengan uang.
Sisi lain sang pemimpin
Apa lagi pada kami yang merupakan pegawai non PNS, juga santai dengan hadir atau tidak hadirnya kami. Jujur aku bukan orang baik, aku pernah hampir mati di penjara sebelum saudaraku menyelamatkan dengan membayar sejumlah uang membuatku kembali menghirup udara segar. Dia pun memberikanku pekerjaan dengan honor di pemerintah kabupaten ini. Ini adalah kesempatan keduaku setelah kehilangan semuanya, baik istri, anak-anakku dan harta bendaku.
Aku akhirnya menemukan sisi lain ketua saat dia memintaku menjadi supir dalam melaksanakan perjalanan dinas luar daerah dan aku mengetahui bahwa bos sangat kaya. Tiba di rumah nya untuk menyusul bosku, aku cukup di kagetkan dengan heningnya rumah besar ini. Tak ada penjagaan satu pun baik itu satpam ataupun bodyguard. Yang mengejutkan lagi tak ada satu pun pembantu di sini, di rumah yang sangat besar. Kontras dengan suasana ramai pom bensin di sampingnya, rumah ini sangat hening.
“Bagaimana jika ada pencuri masuk”
Gumamku.
Kulihat sekeliling memang terdapat beberapa CCTV terpasang, tapi keamanan seperti ini tidaklah cukup menghentikan pejahat nekat. Lamunanku di buyarkan dengan kedatangan bosku.
“Maaf menunggu lama, ayo segera berangkat”
Ujarnya turun dari tangga.
“Siap bos”
Ucapku mengikutinya.
Bosku mengkunci rumahnya, mengembok pagarnya sebelum masuk ke mobil fortunernya. Dia pun tidak duduk di belakang melainkan duduk di sampingku.
“Bos rumahnya dikunci?”
Tanyaku.
“Iya lah”
Jawabnya santai sambil terus mencari tumpukan kaset.
“Tidak ada yang jaga! Sekarang jamannya pencuri bos, CCTV saja tak cukup”
Lanjutku.
“Biarkan saja kalau memang mereka ingin masuk”
Balasnya.
Ini membuat ku heran, bagaimana bisa dia begitu santai.
Jam Pukul 23.00 rapat koordinasi pun selesai.
“Di, langsung balik ya”
Ucapnya.
“Tidak menginap dulu bos”
Balasku.
“Acaranya sudah selesai, lebih baik tidur dirumahku”
Katanya sambil melepas beberapa kancing kemejanya.
“Rahasia ya, aku tak bisa tidur kalo di luar rumah”
Bisik bosku.
“Oke bos kita berangkat”
Kataku sambil mulai melaju.
“Bos sebaiknya kita ambil jalan memutar lebih aman di waktu seperti ini”
Ujarku.
“Itu memakan banyak waktu, lanjut saja”
Ucapnya yang fokus bermain game di hpnya.