Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 34
Memiliki bakat menjadi model
Aku dan om Robert masih mengobrol membahas hasil photoshoot hari ini. Tak jarang om Robert memberi komentar yang seronok pada foto tertentu. Dan juga sambil memberikan pengarahan kepadaku, bagaimana seharusnya aku mengambil pose. Selesai melihat hasil foto tadi, aku pun berbaring di ranjang dan kemudian bertanya kepada suamiku, “ga keburu pulang kan mas ?”.
“Enggak sih. Emang kenapa ?”
Tanya suamiku.
“Mau istirahat bentar, capek nih.”
Balasku.
“Ya udah ga apa-apa.”
Katanya.
Om Robert tanpa berkata apa-apa mengambil tempat di sampingku sambil berkomentar, “ya udah nyantai aja dulu disini.”
Suamiku terperanjat ketika om Robert mengambil tempat di sisiku. Ada sedikit raut wajah yang ingin protes sebenarnya, namun tiada nyali untuk mengutarakannya. Suamiku akhirnya ikut berbaring di ranjang sebelah.
“Istrimu cukup berbakat untuk menjadi model. Mungkin dengan semakin sering dia ikut photoshoot, dia akan semakin pandai berpose. Apalagi dengan aset sebagus ini.”
Kata om Robert yang tanpa aba-aba meremas payudaraku serta mengelus gundukan vaginaku.
Aku yang kaget pun memekik kecil, “aaaaaawww si om”.
“Eh, kok basah sih.”
Komentar om Robert saat mengetahui bagian vaginaku telah basah oleh cairan cintaku.
“Dibersihin ya.”
Katanya memandang suamiku.
Suamiku nampaknya tak paham akan maksud perkataan om Robert. Tanpa menunggu persetujuan suamiku, di posisikan kepalanya di depan vaginaku, dan tanpa jijik menjilati beceknya vaginaku. Suamiku lagi-lagi hanya bisa mematung melihat tingkah om Robert. Mungkin ada gejolak di hatinya. Di satu sisi, seharusnya dia marah sebagai suami melihat istrinya di nikmati lelaki lain. Namun di sisi lainnya, dia tak berani protes, entah karena takut, atau justru terangsang melihat itu.
Sangat rakus
Dengan rakus om Robert menjilati vaginaku dengan kedua tangannya di lututku, berusaha meregangkan kedua kakiku. Aku pun diperlakukan seperti ini, bukannya melawan, malah menaikkan pinggulku, agar lidah om Robert makin dalam menghunus vaginaku. Tak henti-hentinya lidah om Robert naik turun menjilati lubang kenikmatanku.
Aku juga terus saja mendesah, selain menikmati jilatan om Robert, juga memancing birahi suamiku. Kulirik suamiku yang ada di ranjang sebelah. Terlihat sekali birahinya berada di posisi puncak. Kutahan kepala om Robert agar menghentikan aktivitasnya, “bentar om.” Seraya aku bangkit, dan menghampiri suamiku. Kuambil tempat disampingnya, dan kemudian kuraih resleting celananya. Tak lupa sambil kucium mesra suamiku. Tak dinyana, sambutan sungguh ganas.
Di balasnya ciumanku dengan buas. Sambil berciuman dengan panas, aku melepas celana suamiku. Kini kepalaku pindah ke bagian bawah, tepat di batang kontolnya. Kini posisiku sedang nungging menghadap suamiku. Kukulum dan kuhisap kontol suamiku dengan buasnya, berusaha menaikkan lagi gairah dan birahinya yang sedang membara.