Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 33
Istri Nakal Yang Suka Tantangan (Episode 33)
Royal Win Indonesia Entertainment – Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 33 Kami sedikit celingukan saat sampai di daerah ini. Karena tidak melihat ada papan hotel sama sekali di deretan bangunan ini. 1 jam yang lalu om Robert memberitahukan tempat lokasi ini lewat share location di Whatsapp. Tapi ya begini lah jadinya, kami bingung karena tidak ada tanda-tanda hotel di sini.
Langsung saja kuhubungi nomor om Robert untuk memastikan apakah kami sudah di lokasi yang benar. Kucoba sampai 5 kali menghubungi nomor om Robert namun tidak ada jawaban sama sekali. Aku berunding dengan suamiku, apakah kami akan menunggu beberapa saat lagi, atau memutuskan untuk cabut dari sini. Kata suamiku tunggu dulu barang 30 menit, nanti bisa mencoba menghubungi om Robert kembali. Dia yakin kalaupun om Robert berhalangan karena ada urusan lain, dia pasti akan memberikan kabar.
Kami pun akhirnya menunggu di dalam mobil sambil membicarakan konsep photoshoot yang nantinya akan di lakukan dengan om Robert. Benar saja, tak sampai 10 menit kami menunggu, aku melihat mobil om Robert berhenti di sebuah pagar besar tak jauh dari tempat kami menunggu. Beberapa saat berhenti ada orang dari dalam yang membukakan pagar besar nan tinggi itu. Om Robert yang mengenali kami ada di dalam mobil pun melambai, memberikan kode untuk mengikutinya masuk ke dalam.
Pantas saja kami tak menemukan papan hotel seperti yang dia katakan. Sejatinya ini memang bukan hotel, lebih ke properti pribadi yang memang dibuat dengan kamar yang cukup banyak. Aku juga tak mengerti, untuk apa tempat ini. Persetan juga, harus memikirkan hal seperti itu. Om Robert turun dari mobilnya, kami pun juga turut mengikutinya dari belakang.
Sesampai di hotel
Sampai di bagian depan “hotel” itu, kami di sambut oleh Pak Sani. Orang yang di percaya oleh om Robert untuk merawat bangunan ini. Kami bersamaan masuk ke ruang tengah bangunan ini. Dengan gaya minimalis, namun perabotannya terlihat mewah sekali. Kami duduk di sofa besar yang ada disana. Sementara pak Sani menuju ke bagian belakang.
“Gimana, susah ga nyari tempat ini?”
Tanya om Robert.
“Susah sih enggak, cuman ternyata kan bukan hotel seperti yang dibilang om Robert.”
Kataku.
“Iya, saya pikir juga hotel beneran.”
Timpal suamiku.
“Hahahaha… aku menyebut tempat ini sebagai hotel karena memang seringkali model-model yang dibawah naunganku sering menginap disini. Ini properti memang aku bangun untuk memfasilitasi mereka. Terkadang aku kasihan melihat mereka harus wira-wiri jika rumah mereka jauh. Makanya saya khusus bikin tempat ini buat mereka.”
Jelas om Robert.
Pak Sani datang sambil membawa nampan berisi teko air putih, cemilan dan 3 gelas kopi. Kemudian dengan sopan menghidangkan semuanya di meja. Kemudian kembali lagi ke belakang.
“Mari silakan, saya keatas dulu. Nanti kalian masuk aja langsung ke kamar atas untuk photoshootnya.”
Om Robert bangkit dan menuju tangga ke lantai atas.
“Kita langsung ke atas atau gimana?”
Tanya suamiku.
“Nanti aja, paling dia masih harus menata peralatannya. “.
Jawabku yang sudah pernah melihat bagaimana om Robert mempersiapkan sesi photoshootnya
“Sayang, kamu bawa baju apa aja?”
Tanya suamiku penuh selidik.
“Ga bawa, om Robert pasti punya banyak baju yang bisa dipakai nantinya. Kalau ga pake baju sama sekali kan juga bisa.”
Jawabku sembari memancing respon suamiku.
“Emang berani?”
Jawab suamiku dengan ekspresi seakan menantangku.
“Kalo berani, gimana? Boleh?”
Tanyaku.
“Boleh aja sih, pengen liat seberani apa.”
Kata suamiku sambil terkekeh.
Mendengar responnya aku jadi lebih tertantang. Bahkan gelora syahwatku sedikit naik mendengar tantangan suamiku yang seakan menyepelekan keberanianku.
“Ke atas yuk.”
Ajakku sambil menggandeng tangan suamiku.
Dia menurut saja sambil berjalan di belakangku. Kami naik ke lantai 2. Menuju ke lorong dengan deretan pintu kamar di kanan kiri. Aku melihat sebuah pintu kamar terbuka, yang aku yakin kamar itulah yang akan digunakan untuk photoshoot om Robert. Kuketuk pintu terlebih dahulu walaupun aku sudah tahu om Robert ada di dalam. Hampir selesai menata peralatannya. Dia hanya menengok dan mengisyaratkan dengan jari untuk memasuki kamar.
“Kamu pilih aja yang ada di lemari.”
Kata om Robert.
Kubuka lemari di kamar itu. Banyak sekali koleksi kostum cosplay, bikini, lingerie dan baju-baju dengan tema seksi berani. Kubuka satu persatu gantungan baju tersebut. Sepertinya yang aman-aman dulu, biar lebih terasa api syahwat yang baik secara perlahan pikirku. Kupilih sebuah baju tidur satin dengan warna maroon yang terbilang cukup seksi.