Bercinta di Toilet dengan Keponakan
Lanjut dengan mandi
Ia hanya menatapku. Kuambil lagi segayung. Lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi.
Kugosok leher; pundak; dan kedua tangannya. Kubasahi sabun lagi dan kugosokkan ke dada; kedua susu dan pentilnya; serta perut. Kutatap matanya saat kugosok kedua gunungnya yang kumainkan sedikit pentil-pentilnya. Tinah juga menatapku. Matanya mulai sedikit sayu. 1menit-an kumainkan pentil-pentilnya, lalu sedikit kuremas susu kirinya. Bibirnya sedikit membuat huruf o kecil dan “ohh..hhmm“.
Kubasahi lagi sabun, dan kugosokkan ke pinggang; paha dan kedua kakinya. Vagina luar hanya kusentuh sedikit dengan sabun, takut perih dan iritasi nanti. Itupun sudah cukup membuat matanya makin meredup. Air segayung lalu kuguyurkan ke tubuhnya 2 – 3x.
Kugosok dan kuremas sedikit keras dua gunungnya. Sedikit berguncang. Dua tangan Tinah memegang pinggir bak mandi, mulai erat. Kumainkan lagi pentil-pentilnya.
Aku merundukkan badan dan kukecup pucuk-pucuk bunganya bergantian. Tak perlu lagi ijin darinya. Tangan kiriku mengusap-usap lembut luar vaginanya.
Mereka menikmati bagian bawah
“Ouuh Paakk..“, Tinah mulai mendesah. Kukecup bibirnya lembut, “nanti di lanjut lagi“. Matanya seakan bernada protes, tapi Tinah diam saja. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. Sabun kugosokkan ke punggung; pinggang; pantat. Sabun kubasahi lagi lalu kugosokkan ke paha dan kaki bagian belakang. Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya. Tinah sedikit menggeliat geli. Kutangkupkan dua tanganku di dua susunya.
Aku senang bermain – main di susu yang bagus atau masih ok. Seluruh belakang lehernya aku cium dan kecup, begitu juga dua kupingnya dan kubisikkan ”kamu diam saja ya..cup”.
”Geli Paakk..”
Tinah mendesah lagi.
Dua pucuk bunganya makin mengencang dan keras. Aku menyentil-nyentil, kuputar-putar seperti mencari gelombang radio. Dua tangan Tinah mencengkeram paha depanku.
”Aahh..hmmppff”
Erangnya.
Tinah Mulai Mencengkram
Tangan kananku mengambil segayung air, kuguyur ke tubuh depannya. Kali ini kuusap-usap vagina luarnya dengan tangan kanan, sedang yang kiri tetap di susu kanan Tinah.
Pahaku makin di cengkeramnya. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku di belakang leher dan daun-daun telinganya. Sesekali aku menyentuh bibir dalamnya. Terasa telah menghangat dan sedikit basah. ”Ppaakkk..oohhh”. Tubuhnya mulai menggeliat-geliat. Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya, sedang jempol kananku kutekan-tekankan di lubang kencingnya.
”Aauugghhh Ppaakkk..eemmmppfff”. Kuku-kuku jemari Tinah terasa menggores dua paha depanku.
”Kenapa Tinah..hmm..kamu sendiri yang memulai kan”
Bisikku.
Tangan kiriku meraih kepalanya dan kupalingkan ke kanan, dan kutahan lalu kucium dengan nada 2 kecup 1 masukkan lidah.