Wild Love Episode 72A
Wild Love (Episode 72A)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 72A, tepat pukul 04:30…
“ade bangun yuk”
ucapku sambil menggoyang pelan tubuhnya.
“erghhh… jam berapa memangnya mas? Ergh.. hoaaam…”
jawabnya sambil menguap dengan punggung tangan kirinya menutupi mulutnya.
“eeee… jam setengah lima pagi, yuk bangun…”
ucapku.
“he’em… sebentar uuuughhh… mmmm aaahhh…”
jawabnya.
Setelahnya kami mencuci muka dan melakukan aktifitas yang seharusnya. Kira-kira satu jam setelah aku dan dian bangun, kami melakukan tea time bersama di pekarangan rumah royal win, di mana aku duduk di bawah dan dian diatas tepat dibelakangku. Kami bercengkrama layaknya seorang suami dan istrinya, membicarakan hal yang tidak perlu di bicarakan.
Nothing else mateeer….. (Metallica). Ringtone.
Kami berdua langsung menoleh ke dalam rumah.
“mas angkat dulu ya?”
ucapku.
“he’em… ade tunggu di sini saja”
jawabnya.
Aku beranjak dan berjalan ke arah sematponku yang tergeletak di depan TV. Kulihat sebuah nama yang semalam aku kirimi pesan. Rani. Aku mengangkat telepon rani dengan duduk di sofa.
Halo ran …
kakak… hiks eriiii kak
ah… eri… eh eri… eri ke kenapa?
(aku sedikit gugup)
hiks hiks hiks eri ini dibawa
maksudnya bagaimana? Kamu jangan nangis dulu dong… ah… kakak jadi gugup
terus?
iiih kakak terus terus hiks hiks hiks eri itu dibawa pulang, mau digilir sama bapaknya plus anak buahnya hiks hiks
ka kamu ndak bercanda kan ran? Jangan bohong!
iiih kakak hiks beneran, eri kemarin aku telepon pakai nomor lain. Makanya rani telepon kakak sekarang. Semalam rani nyoba hubungi eri pakai nomor baru baru pagi ini ganti nomor lagi dan sms kakak baru masuk
(dian datang dan duduk di sampingku, melihatku dengan serius)
oke… kapan kira-kira eri berada dirumah?
kemungkinan hari ini hiks hiks hiks
kamu jangan nangis dulu adik kecil, kalau kamu nangis terus kakak malah tambah galau
(dian tiba-tiba memasang wajah ngambeknya dengan pipi yang mencembung)
kakak, hiks gimana ndak mau nangis hiks hiks hiks eri kak… eri hiks
(aku tarik kepala dian dan aku rebahkan di dadaku, tangan kananku mengelus kepalanya)
okay gini, kamu telepon eri nanti siang. Kabari kakak, dan telepon kakak kamu secepatnya okay? Ndak usah sering ganti nomor biar kakak ndak bingung hubungi kamu, setelah ini kamu berikan nomor baru kamu ke kakak, sementara kamu gunakan nomor baru saja okay?
iya kak… hiks hiks hiks hiks pokoknya kakak bantu eri, rani ndak mau kehilangan eri kak hiks hiks
iya adik manis, sudah kamu tenang saja okay?
Iya kak, nanti rani kabari kakak hiks hiks hiks hiks lha ini kakak dimana? Kakak ndak pernah tanya-tanya kabar rani hiks jahat! Punya adik tapi ndak pernah diperhatikan
e… kakak kemarin ada masalah, sekarang kakak sudah punya pacar, ini sekarang kakak di rumah pacar kakak…
kakak sudah punya pacar hiks terus adiknya dilupakan gitu jahat… sudah jadian ndak bilang-bilang sama adiknya, kan rani juga perlu tahu cocok apa ndaknya hiks pokoknya rani ndak mau tahu, walaupun kakak sudah punya pacar, kakak harus selamatkan eri… hiks hiks hiks
iya maafin kakak ndak kasih kabar atau tanya-tanya kabar ke kamu, sebe…
(teleponku direbut oleh dian, kemudian loudspeaker diaktifkan)
halo, ini rani ya?
eh.. ini siapa? Hiks hiks hiks
sudah jangan nangis dulu sayang… ini dian, maafin kakak kamu ya ndak pernah tanya kabar kamu
hiks hiks hiks ini pacarnya kakak ya?
iya…
mbak dian hiks ndak boleh rebut kak arya dari rani sama eri hiks hiks hiks
eh ndak rebut kak arya dari rani sama eri… kan kak arya ada untuk kalian juga kan? Ya mungkin kak arya baru sibuk kemarin jadi ndak bisa tanya-tanya kabar…
hiks hiks hiks iya mbak hiks hiks hiks… mbak dian, pokoknya itu kakak suruh nolong eri mbak, pokoknya harus hiks hiks hiks
iya iya pasti kok, nanti mbak yang bilang sama kakak kamu
(kenapa jadi sok akrab begini mereka berdua?)
makasih mbak hiks hiks hiks
sudah jangan nangis ya, nanti manisnya hilang
hu’um mbak, mbak kok mau sama kak arya?
jelek sih jadinya mbak mau hi hi hi sudah pokoknya kamu tenangkan diri kamu ya, dan kasih kabar kakak kamu, okay?
hu’um mbak, kak arya emang jelek itu… mbak… rani mau minta tolong…
iya, minta tolong apa?
pukulin kakak yang keras! Hiks hiks hiks
ya ndak bolhe dong, sudah kamu jangan nangis terus ya
(aku hanya bisa melihat mereka berdua bercengkrama)
hu’um… mbak….
iya…
walau aku bukan adik kandung kak arya, aku juga disayang ya, pengen punya kakak perempuan hiks hiks hiks
eh… iya sayang
ya sudah kak, rani mau ganti nomor dulu, mungkin eri menghubungi rani hiks hiks hiks salam jitak buat kak arya mbak hiks hiks hiks jahat banget…
iya, sabar ya… nanti mbak yang ngomong sama kak arya…
hu’um
tuuuut