Wild Love Episode 43
Wild Love (Episode 43)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 43, Sesampainya di hotel tempat pak dhe dan tante ima bertemu, aku langsung menuju resepsionis. Ku perlihatkan kertas yang bertandakan lambang hotel tersebut. Resepsionis kemudian memberikan aku kunci dan setelahnya aku bergerak menuju ke kamar hotel tersebut. Sesampainya di kamar hotel, kamar dengan model yang sama dengan milik bu dhe waktu itu. Aku membuka jendela dan menyulut sebatang dunhill, aku duduk di pinggiran jendela.
“entah apa yang akan terjadi sore ini, besok aku akan….”
bathinku.
Centung… centung… centung…. BBM notifikasi. Bu Dian. Kubuka pesan tersebut.
From : Bu Dian
PING!
From : Bu Dian
Hai Ar, apa kabar?
From : Bu Dian
Besok penarikan ya?
To : Bu Dian
Baik Bu, bagaimana kabar Ibu?
Iya bu besok penarikan
From : Bu Dian
Baik juga, kalau begitu besok kita ketemu di perusahaan jam 8 pagi saja ya
To : Bu Dian
Ibu juga ikut? Kan hanya penarikan saja bu
From : Bu Dian
Kamu kan tanggung jawabku, jadi aku harus tahu tentang kamu di tempat PKL
To : Bu Dian
Iya bu terima kasih sebelumnya
Tapi biasanya dosen tidak ikut tidak apa-apa bu
Berdasarkan pengalaman kakak tingkat
From : Bu Dian
Pokoknya kamu datang saja jam 8
Ndak usah bantah
To : Bu Dian
Iya bu iya, maaf saya hanya menyarankan ke ibu saja
Mungkin saja ibu ada urusan atau bagaimana daripada nanti mengganggu urusan ibu
From : Bu Dian
Ya, mpe ketemu besok
To : Bu Dian
Iya bu
“Dasar dosen judes, di gampangin malah pengen susah. Kakak tingkatku saja tidak ada yang diantar dosen waktu penerjunan apalagi penarikan. Dian JUDES!”
bathinku.
Jujur saja aku tidak pernah tahu jalan pikiran dari dosenku ini. kenapa juga harus dia yang menjadi Dosbing dan DPL-ku, membuat rumit saja dengan kehadiran dosen ini. rumit? Jelas rumit… karena setiap kali aku bertemu dengannya membuat aku kadang membencinya kadang juga muncul rasa kasih sayang. Ah bodoh lah… aku kemudian melepas jaketku serta baju HEM-ku, dan kini hanya mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Aku merebahkan tubuhku di tengah-tengah tempat tidur yang luas, itu hingga aku terkantuk dan tertidur.
“Eh… eh… eh…. apa ini?”
bathinku.
Kubuka mataku yang sudah terlelap dan kupandangi bagian selangkanganku. Seorang wanita berkerudung merah jambu sedang mengulum dedek arya, entah kapan bagian bawahku telanjang seperti ini. sambil menjilati batang dedek arya dari bawah keatas dipangdangnya wajahku dengan senyuman nakalnya, mbak echa.
“Erghhh… mbak…”
ucapku lirih yang diiringi oleh gelombang nafsu yang mulai meledak-ledak.
“Kok mbak? Mamah dong pah slurpp slurrppp…”
ucap mbak echa.
“oh ya mamah, ini jam berapa oughhhh…. sedot kencang mah….”
racauku.
“jam slurp setengah slurp lima slurpp….”
ucap mbak echa sambil menjilati dan mengulum.
“terus mah lebih kuat lagi sedotannya oughhh ya jilati semuanya mah emmmhhh….”
ucapku.
Kira-kira beberapa menit berselang tiba pintu kamar hotel terbuka. Dengan wajah penuh kenikmatan aku kemudian menoleh kearah pintu hotel. Masuklah seorang wanita yang tidak asing lagi bagiku, mbak ela.
“Mbak… mbak, sudah ada mbak ela”
ucapku.
“Sudah tenang saja Ar, aku kesini kan juga pengen gara-gara mbak echa hi hi hi”
ucap mbak ela yang kemudian menutup pintu dan melangkah mendekati kami berdua.
“tenang saja papah, sekarang kan hari terakhir mamah kasih mami tuh”
ucap mbak echa santai.
“iiihh gemesin ternyata ya mbak, ndak rugi aku ikut mbak”
ucap mbak ela.
Aku hanya terbengong-bengong dengan kelakuan mereka berdua. Yang satu berkerudung merah jambu dan yang satunya lagi berkerudung biru muda. Mbak echa masih sibuk mengulumi batang dedek arya, yang kemudian tiba-tiba menarik kakiku. Aku yang tidak tahu apa yang akan mereka lakukan hanya pasrah dan menuruti tarikan mbak echa yang kemudian di bantu mbak ela. Kini posisiku duduk di pinggir ranjang dengan kedua paha terbuka lebar.
“Papi, sekarang papi harus kuat ya papi, akan ada mamah sama mami hi hi hi”
ucap mbak ela yang kemudian cup melumat bibirku.
Merasa terkejut dengan tidakannya
Aku sedikit terkejut dengan tindakan mbak ela yang kini duduk di sampingku dan mbak echa yang sibuk mengulumi dedek arya. setelah keterkejutan itu, nafsuku kembali meledak-ledak. Kulumat bibir mbak ela, kurengkuh tubuhnya dengan tangan kananku sedang tangan kiriku meremas-remas payudaranya.
Di bukannya kaosku oleh mbak ela, memang terlihat lebih profesional dari pada mbak echa ketika pertama kali aku main. Ini aku benar-benar telanjang di hadapan dua wanita berkerudung ini. Di jilatinya putingku oleh mbak ela, kuelus kepalanya dengan tangan kiriku sedang tangan kananku mengelus-elus kepala mbak echa. Trisum? Ini pengalaman pertamaku di Royal Win.
“Mah, gantian dong…”
ucap mbak ela.
“sluuurrrrp ah… iya mi, ni enak lho mi, mamah aja ketagihan hi hi hi”
ucap mbak echa.
“haduh… mah, mi… satu-satu… sajah hash hash has bbbbbbbbbebebeb…”
ucapku yang langsung disumpal oleh bibir indah mbak echa sambil memainkan putingku.
Kini giliran mbak ela yang mengulum batang dedek arya. benar-benar sensasi yang luar biasa, dua wanita berkerudung ini memiliki nafsu yang besar terhadapku. Ciuman mbak echa turun ke putingku di mainkannya lidahnya. Batang dedek arya pun tak kalah nikmat, di jilatinya dan di kulumnya oleh bibir indah mbak ela. Selang beberapa saat, mbak echa turun dan bersimpuh di sebelah mbak ela. Mbak ela masih mengulum batang dedek arya naik turun sedang mbak echa tiba-tiba mengulum buah zakarku.
“Ayo mah, mi nikmati kontol papah ini kontol papi ini oughhh… nikmat sekali… senyum dong mah mi ke papah owghhh…”
ucapku yang kemudian mereka berdua melakukan aktifitasnya dengan memandangku. Entah dikomando atau tidaknya, mereka secara bergiliran menikmati batang dan zakarku.
“terushhh sedooooth yang kuat, kontol papah mau keluar owghhh ayo mih kulum yang telur papi ughhhh….”
racauku.
“arghhh keluar mau keluar mamah mami papah mau keluar papi keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaar….”
teriakku.
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot
Dengan gerak cepatnya mereka membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya ke arahku. Dengan memegang dedek arya, kuarahkan ujung penisku ke mulut mereka masing-masing. Beberapa ada yang tercecer di wajah mereka. Setelah puncakku selesai, aku bertumpu dengan kedua tanganku kulihat mereka melap wajah mereka dengan jari-jarinya. Setelah beberapa saat. Kutarik mereka berdua untuk rebah di tempat tidur, kulolosi celana dalam mereka semua.
“Papiiiiiiiiiiiiiii…. erghhh diapain itu piii erghhhhhh… aduuuh enak banget pi memek mami oughhhh terus pi jilat pi itil mami, sedot pi jilati pi….”
ucap mbak ela.
“erghhhhhhhhhhhh… papah owghhh kocok yang lebih keras pah jari papah enak owghhh… yah terus pah terussshhhh….”
ucap mbak echa yang aku kocok dengan jari tengah kananku.
“papi papi aduh pi kok enak banget pi, aduh jari papi ouhhhh…. terus pi lebih keras lagi pi ngocoknya…”
ucap mbak ela yang menerima jilatan lidah dan kocokan jaru kiriku.