Wild Love Episode 73A
Tante Asih datang dan mengantar Eri
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 73A, Eri kemudian aku beri nomor tante Asih agar dia bisa menghubunginya. Dan aku berpesan kepada Eri untuk tidak keluar rumah apapun yang terjadi sampai tante asih datang dan mengantar eri ke tempat rani. Hingga di depan pintu ketika aku membuka pintu rumah royalwinindonesia.
“mamas… tunggu eri ingat sesuatu”
ucapnya.
“eh, apa?”
ucapku.
“Apakah yang mamas tahu yang bernama pak warno”
ucapnya.
“eh… itu kakek aku, apa yang kamu ingat? Cepat katakan”
ucapku mendekatinya dan memegang kedua lengannya sambil menggoyang tubuhnya.
“eh… iya mamas, sebentar kalau digoyang gini eri ndak bisa cerita”
ucapnya.
“eh maaf, sekarang ceritalah…”
ucapku.
“waktu itu, eri mendengar percakapan bajingan itu dengan seseorng ditelepon ketika eri disekap dirumah yang eri tidak tahu itu dimana….”
ucapnya.
“hai, bo ada apa?”
ucap ayahku.
“oh tenang saja, aku ndak bakalan bernasib sama dengan tukang”
ucap ayahku, aku mendengar dari balik pintu kamarku.
“oh ya ya ya… hmmm… apakah kita tidak bisa melakukan secepatnya, karena warno itu sangat berbahaya. Bisa jadi dia yang memata-matai kita selama ini. lebih baik kita habisi secepatnya”
lanjut ayahku.
“oh begitu, ya benar juga… ha ha ha kalau terlalu tergesa-gesa, aparat keamanan bisa saja melakukan penyelidikan dan menjurus kekita. Baiklah kalau itu rencana kamu dengan menguasai para bandar, mengancam pejabat dan para pemakai yang berada di instansi dan aparat keamanan setelahnya baru kita buat mereka melakukan tugas kita untuk menghabisi keluarga mantan kepala daerah itu. Cara yang bagus, aku setuju kalau begitu”
lanjut ayahku.
“oh, tenang masih perawan dan kita bisa menikmatinya ha ha ha ha”
lanjut ayahku.
“begitu mas ceritanya”
ucap eri, aku geram, aku marah kupukul tembok-tembok yang berada di sampingku.
“mamas, maafkan eri kalau eri salah ngomong”
ucapnya.
“oh tidak, tidak, mamas malah berterima kasih akan informasinya”
ucapku.
“lebih baik mamas sekarang memberitahu kakek mamas”
ucapnya.
Benar apa yang di katakan oleh Eri.
“iya mamas, pamit dulu dan ingat jangan pernah keluar rumah karena bisa jadi mereka mencarimu. Pastikan semuanya dalam keadaan aman bagimu, tunggu tante asih, ingat didalam rumah saja! Dan ingat satu hal lagi, selama kondisi belum aman jangan pernah terbuai dengan keinginan ketemu dengan rino karena itu akan membahayakan kalian berdua, jika nanti rino hubungi kamu atau bagaimana kamu harus tetap menjaga diri kamu aman sampai mamas memberikan informasi kalau suasana sudah aman”
ucapku tegas.
“siap mamas”
ucapnya yang langsung memelukku.
“salim dulu mamas”
ucapnya meraih tanganku dan mencium punggung tanganku.
“kamu itu ada-ada saja he he he”
balasku.
Segera aku mengeluarkan motorku dan menutupnya kembali tanpa di temani eri. Kunci aku kembalikan ke tempat semula sehingga semuanya tampak rapi. Aku pacu motorku ke jalanan menuju waurng wongso, tak ada penghalang malam ini. semua jalan tampak kosong sekali sehingga bisa dengan mudah aku menerobos semua jalanan. Hingga akhirnya aku sampai di warung wongso yang sudah sangat tertutup rapi tapi di depan rumah wongsoa yang terletak di belakang warungnya tampak ada bayangan lima orang disana. Aku heran kenapa bisa tambah satu orang lagi, padahal tadi kalau tidak salah kami beraksi hanya berlima dan yang pulang juga empat orang. kenapa jadi 5? Aku segera parkir motorku dan berjalan kearah rumah wongso, tiba-tiba satu bayangan bergerak dengan cepat menghampiriku dan ketika orang itu terkena sinar rembulan yang redup baru aku tahu dia adalah.
“Ar, bagaimana keadaan Eri ar? Tolong katakan kepadaku…”
ucap lelaki yang memegang kedua bahuku dan menggoyangnya.
“ew ew ew ew ew ew ew”
ucapku mengucapkan kata-kata ew setiap kali dia menggoyang tubuhku.
“jangan bercanda ar, aku mohon… hiks hiks hiks”
ucapnya.
“sialan lho no, bagaimana aku mau ngomong kalau terus kamu goyang… kampret!”
bentakku.
“eh maaf ar, aku hanya khawatir dengan Eri”
ucap rino.
“dah kita kesana dulu, nanti aku ceritakan semuanya”
ucapku sambil merangkul rino dengan wajah sangat khawatir.
“cat itu temen lo dikasih obat bius saja dari tadi nangis terus nggak ketulungan nunggu kamu ha ha ha”
ucap wongso.
Kleeeeek….
“maaas… kalau begadang jangan malam-malam, atau huh”
ucap asmi dari balik pintu yang baru terbuka dengan mengacungkan kepalan tangan ke arah wongso.
“iya dinda, Cuma sebentar kok… nanti akan kakaknda usir koplak ya”
ucap wongso kepada asmi, dengan wajah cemberutnya asmi masuk lagi kedalam rumah wongso.
“Asu… koyok pitik ae digusah (Anjing kaya ayam saja di usir)”
ucap dewo, kami semua tersenyum.
Aku akhirnya duduk bersama koplak, sedangkan rino bersamaku dan dia masih saja khawatir.
“kalian ketemu dimana?”
ucapku kepada koplak.
“waktu tadi habis nganter kamu, aku beli rokok sama wongso cat, pas lagi ngobrolin kamu sama eri eh… nih orang langsung nyambung dan malah sujud-sujud pakai nangis segala… kampret!”
ucap anton.
“ha ha ha ha… emang bener gitu no?”
ucapku, rino hanya mengangguk.
“Sudah, Eri dalam keadaan aman, dia juga menanyakan kamu…”
ucapku.
“benarkah erghhh…”
ucapnya terpotong karena kaosnya depannya langsung aku cincing.
“denger no, eri dalam bahaya dan juga kami semua. Kamu boleh hubungi dia, boleh telepon dia tapi ingat jangan pernah menunjukan ekspresi bahagia diluar sana. Karena aku yakin sudah merasakan bagaimana dihajar oleh bodyguard eri kan?”
ucapku dan rino mengangguk dengan ketakutan.
“sebelum aku mengijinkan kamu bertemu dengannya. Kamu boleh telepon, dan ketika kamu keluar kamu harus tetap merasa sedih. Itu demi kebaikan eri dan kamu, sekali saja kamu memperlihatkan ekspresi bahagia, yang aku takutkan hanya satu…. kamu dan eri mati bersama”
ucapku, wajah rino semakin ketakutan.
“eri ditempat yang aman, kamu bisa menghubunginya dan jika ada orang yang menanyaimu katakan saja kamu sudah tidak ingin berurusan lagi dengan eri. Setiap kali kamu menghubunginya, langsung hapus semua pesan ataupun histori di hape kamu. kamu bisa?”
ucapku.
“bisa ar, aku yakin pasti bisa. Selama aku bisa bersama eri di akhir cerita hidupku”
ucapnya.
“okay, aku akan ijinkan eri menerima teleponmu tapi ingat jangan pernah membawa bahaya untuk kalian berdua. Bersikaplah seakan kamu tidak bisa menemukannya, bisa?”
ucapku.
“bisa ar… ”
ucapnya kemudian aku melepaskan bajunya yang aku tarik ke atas.
“kamu galak banget ternyata ar…”
ucapnya.
“widiiiiih ternyata kakak angkat eri galak juga ha ha ha”
ucap dewo.
“ini masalah nyawa no”
ucapku.
“aku bersyukur Eri baik-baik saja… jadi eri sekarang jadi adik angkat kamu ar?”
ucap rino.
“ya begitulah, kalau kamu sekali saja main-main sama eri… kamu akan berurusan denganku”
ucapku dengan senyum jahat.
“ndak Cuma dia lho mas sama kita-kita juga ha ha ha ha”
ucap dewo yang tertawa seperti penjahat.
“eh.. aku bersyukur bisa KKN bersama kamu dan Eri, seandainya saja KKN Eri tidak bersama kamu dan hanya aku saja, mungkin tidak akan ada titik terang dari perasaanku kepadanya”
ucap Rino.
“everything’s gonna be fine, as long as you can keep your love for a while”
ucapku.
“iya, ar dan mas-masnya teman arya terima kasih banyak…”
ucap rino berdiri dan membungkuk ke arah kami.
“woi… santai kenapa? ndak usah terlalu formal”
ucap anton.
“wah belum pernah hidup dijalan ini orang”
ucap dewo.
“sudah-sudah namanya juga mahasiswa teladan, tul ga no?”
ucapku.
“eh… bukannya begitu, aku hanya mengungkapkan rasa terima kasihku”
ucap rino.
“dah yang penting kamu jaga diri ya sayang”
ucap dira yang sedang bersolek dengan kaca di tangannya.
Kami semua memanadang rino dengan senyuman, rino pun tersenyum seakan mengerti maksud kami.
“ar, mungkin aku akan pulang kerumah terlebih dahulu sembari menunggu kabar darimu. Aku akan mengikuti arahan dari anta”
ucap rino.
“eh… anta, oia gimana kabar dia?”
ucapku.
“anta, sebenarnya terpukul ketika dia diharuskan menjauh. Dia bernasib sama denganku yang dihajar oleh body guard perempuan yang kami cintai. Tapi selang beberapa hari, rani menelepon anta dan menjelaskan semuanya. Dan rani kemudian menyuruh anta agar bersikap biasa-biasa saja, rani cinta anta, ar. Anta bercerita kepadaku mengenai rani yang diselamatkan seseorang tapi dia tak tahu siapa orang itu, dan malam ini aku tahu bahwa itu kamu ar. aku akan pulang kampung seperti halnya anta, aku dan anta sadar kalau ada bahaya dibelakang kedua perempuan yang kami cintai. Anta hanya mendapat informasi dari rani agar menunggu kabar selanjutnya jika situasi aman”
Ucap rino.
“begitu saja, kamu pulang kampung saja, pura-pura patah hati”
ucap wongso.
“iiih jangan patah hati sama dira saja gimana? Hi hi hi”
ucap dira.
“he’e dira nganggur tuh”
ucap dewo.
“oh lha gondes, ojo ndul! (oh lha gondes, jangan ndul)”
ucap anton.
“iiih anton nyebelin deh, lumayan tuh kelihatanya barangnya gedhe ndak seperti tadi tubuhnya aja yang gedhe, barangnya segedhe sosis siap saji uuh”
ucap dira.
“rasa ayam apa sapi dir?”
ucap dewo diakhiri gelak tawa kami.
“ya sudah, kamu sekarang pulang saja no. Dan selalu ingat pesanku, jika kamu ingin bersama Eri, jaga perasaanmu dan sekali saja kamu menyakiti eri…”
ucapku kemudian diam sejenak melihat koplak.
“TAK HAJAR KOWE (TAK HAJAR KAMU!)”
ucap kami bersamaan.
“eh… iya… iya jangan galak-galak gitu”
ucap rino ketakutan.
Aku bersyukur memiliki adik Eri dan calon adik ipar Rino
Perbincangan dengan rino pun selesai, dia kemudian ijin untuk pulang ke kos dan mempersiapkan diri untuk kepulangannya kerumah besok. Dalam batinku aku bersyukur memiliki adik Eri dan calon adik ipar Rino. Karena jika di lihat dari sudut pandangku rino cukup baik untuk Eri. Selepas kepergian Rino, suasana menjadi hening kembali. Tak ada percakapan di antara kami, semua menunggu aku untuk berbicara. Satu batang dunhill aku sulut dan.
“Mereka akan membantai keluargaku setelah pertemuan besar di bulan kedua yang aku tidak tahu kapan itu”
ucapku, mereka terdiam sejenak.
“bagaimana setelah kejadian malam ini mereka akhirnya melakukan tindakan brutal”
ucap wongso.
“aku tidak tahu…. kematian aspal belum mereka ketahui… arghhhhhhh aku benar-benar bingung bro…”
ucapku.
“Ar, pertemuannya bulan kedua pada hari ketiga belas”
ucap anton.
“eh…”
kami terkejut dan melihat anton.
“kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa tahu kan?”
ucap anton, kami semua mengangguk.
“dasar koplak, aku pegang sematpon aspal, nih”
ucap anton memperlihatkan sematpon sungsang.
“jika dlihat dari multichat di BBM, antara ayahmu, nico, aspal, dan tukang aku bisa menyimpulkan mereka tidak akan membantai keluargamu dalam waktu dekat. Didalam chatnya juga terdapat keinginan aspal agar segera membantai keluargamu setelah kematian tukang, itu karena keluargamu yang selama ini mereka khawatirkan keberadaannya. Tapi aku tidak mengerti kenapa ayahmu menolaknya tak ada keterangan di chat-nya”
jelas anton.
“itu karena mereka kemungkinan tahu kalau keluargaku masih memiliki pengaruh kuat di daerah ini. dari penuturan Eri dan apa yang aku dengar ketika pertemuan mereka didanau. Ayah dan om nico memiliki rencana lain, sekalipun aspal dan tukang masih hidup mereka akan tetap disingkirkan. Juga dengan kolega-kolega mereka, termasuk bandar-bandar besar dan mengambil alih nahkoda dari bandar-bandar tersebut dan juga kolega-kolega mereka. Mereka ingin menguasai semuanya. setelah mereka berdua menguasai semuanya, maka mereka akan memiliki kuasa atas semuanya. Pejabat-pejabat, aparat-aparat kemanan dan semuanya yang melakukan hal-hal buruk akan diancam oleh mereka jika tidak menuruti mereka. dan disitulah, mereka akan menghabisi keluargaku. Jika semua orang yang ada didaerah ini menuruti kuasa mereka, pengaruh sebesar apapun dari keluargaku terutama kakekku tidak akan pernah berguna lagi. Tak akan ada penyelidikan, kalau semua pimpinan di daerah ini yang korup, kartunya mereka pegang. Bisa apa mereka? hanya dimanfaatkan oleh ayah dan om nico”
jelasku.
“berarti Cuma satu hal yang bisa kita lakukan… hari ketiga belas bulan kedua, hidup mati kita dan keindahan daerah ini”
ucap dewo.
“benar, Change it or die…”
ucap anton.
“well that’s right…”
ucap wongso.
“together?”
ucap dira yang berdiri dan menjulurkan tangannya ditengah-tengah kami.
Kami semua tersenyum dan ikut berdiri berputar, menumpukan tangan kami.
“KOPLAK!”
Teriak kami.