Wild Love Episode 73A
Wild Love (Episode 73A)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 73A, malam ini setelah semua petualangan dengan koplak dengan pimpinan anton telah selesai. Pak wan mengantar aku dan eri dengan taksinya, sedangkan anton dan wongso masing-masing menggunakan motor sendiri-sendiri. setelah sampai di rumah tante asih, anton memberikan motornya kepadaku dan dia pergi bersama wongso. Sedangkan aku mengantar eri kedalam dan coba menenangkan atas semua yang telah terjadi. Tapi terjadi sesuatu yang mengejutkan tapi mau tidak mau aku harus bertahan, ada dian di sana.
“Rino…”
ucapku lirih.
“Eh…”
Eri tampak terkejut ketika mendengar nama itu.
Tubuhnya beringsut turun dan terduduk di lantai bawah kasur. Di peluknya kedua kaki yang tertekuk dan disembunyikannya wajah itu di dalam pelukannya. Terdengar isak tangis dari dalam wajah yang terbenam itu. malam yang semakin larut, membuat isak tangisnya terdengar semakin jelas.
“Rino… hiks hiks hiks… Maafkan aku ar… Eri janji hiks hiks hiks akan jadi adik yang baik hiks hiks hiks”
ucapnya, aku beringsut dan duduk disampingnya.
“jadikan dia yang pertama, sejak KKN, dialah orang yang paling perhatian dengan kamu. dibandingkan dengan aku, aku hanya lelaki yang numpang mampir tidak pantas mendapatkan yang pertama dari kamu. Aku sudah memiliki tambatan hati, jadi aku mohon agar kamu bisa mengerti akan hal itu. aku sudah terlalu jauh saat itu dengannya, sekarang dia sudah berada didalam lingkaranku, aku tidak ingin dia jauh lagi. Aku tidak ingin melakukan kesalahan lagi, hanya itu…”
ucapku, walau dalam bathinku selalu teringat akan kata-kata ibu ketika aku mencari dian.
“maafkan aku hiks hiks hiks”
ucapnya yang kemudian memelukku.
“Kamu tahu Ar, dian sangat beruntung memilikimu hiks hiks hiks hiks”
ucapnya.
“Rino juga beruntung memilikimu, jangan pernah sekali-kali kamu melihat keindahan orang lain dan kemudian memandang keindahanmu berada di bawah mereka. karena kebahagiaan orang lain itu hanya sebatas pandangan saja. Karena yang menjalani hidup mereka bukan kita, jadi mungkin saja yang kita lihat tidak seperti yang mereka alami. Bersyukurlah atas kebahagianmu sendiri. jika kamu melihatku beruntung, itu sangat bodoh… kamu tahu sendiri bagaimana Ayahku… aku yakin rani telah bercerita banyak tentang aku dan Ayahku… haaaaah…”
ucapku diakhiri desahan berbarengan dengan tubuhku yang bersandar pada kasur.
“Ingatlah er, buatlah kebahagiaanmu sendiri dengan rino. Karena aku yakin dia telah banyak berkorban seperti halnya anta kepada rani. Bersembunyilah dan aku akan menyelesaikan semuanya bersama sahabat-sahabatku. Dan ingat jangan pernah bertindak bodoh, jika kamu ingin rino yang pertama maka kamu harus menjaganya. Aku tahu rino pasti juga akan memberikan yang pertama kepada kamu”
ucapku.
“Maafkan eri… maafkan eri hiks hiks hiks hiks hiks…”
ucapnya.
“Ar hiks hiks…”
ucapnya kembali.
“ya…”
ucapku sambil mengelus-elus kepalanya.
“apakah eri masih bisa jadi adik kamu? hiks hiks hiks”
ucapnya lirih.
“tentu adik manis, Ibuku pasti senang karena aku memiliki banyak adik. Ibuku juga ingin punya anak cewek lho…”
ucapku, dia tersenyum dan kemudian memelukku.
“terima kasih kakak, terima kasih… tapi aku ingin panggil kamu mamas saja ya”
ucapnya.
“eh… terserah deh, asal jangan panggil om saja nanti dikira om-om gatel he he he”
candaku.
“he’em makasih mamasku yang ganteng…”
ucapnya.
“mamas, jangan bilang sama rino atas kejadian malam ini ya, eri jadi malu kalau inget…”
ucapnya.
“ya ndak lah, rino kan sahabat mamas”
ucapku.
Dalam hening aku memeluknya sebagai seorang adik tentunya, dan akan kuceritakan semua kepada dian. Dialah sekarang pelabuhan terakhirku, dan di pelabuhan itulah aku akan mendirikan sebuah bangunan-bangunan permanen dan menetap di dalamnya. Tak ingin lagi aku berlayar, tapi semua itu tergantung pada ibu. ahhh…. ibu, aku harap aku bisa menyelesaikannya agar semuanya segera berakhir.
“mamas…”
ucapnya kembali memecah keheningan.
“hemmmm….”
balasku.
“jika bertemu dengan rino, katakan pada dia aku baik-baik saja. Terakhir kali dia bertemu denganku, dia dihajar oleh anak buah ayah. Eri yakin rino adalah laki-laki yang baik, tapi eri tidak tahu setelah kejadian itu apakah rino masih memiliki perasaan yang sama pada eri. Karena eri sempat marah-marah ke rino waktu itu”
ucapnya.
“ouwh… kenapa tidak ditelepon dan bercerita sebenarnya?”
ucapku.
“eri malu mamaaaaas…”
ucapnya.
“ya deh, besok tak carinya anak itu”
ucapku.
“ya sudah, mamas mau ketemu sama teman-teman mamas dulu ya?”
ucapku.
“mamas, hati-hati…”
ucapku.