Wild Love Episode 72A
Sekarang aku mempunya banyak beban di bahu dan hatiku
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 72A, Kami berpelukan kembali, menangisi jalan cerita yang tidak seperti kenyataan kami. seandainya saja sebuah cerita indah, bertemu lalu berpisah kemudian bertemu kembali dalam keadaan yang lebih baik tanpa ada sebuah konflik atau polemik, ah itu hanya di sebuah cerita film saja. Walau dalam hatiku aku selalu berharap hidupku seperti di film-film laga, di mana seorang ksatria selalu berada di jalan kemenangannya. Tak peduli sesulit apapun ketika berada di jalan yang gelap dan menakutkan, tetapi di akhir ceritanya selalu ada senyum di wajah sang ksatria itu.
Ah itu hanya mimpi, sekarang aku mempunya banyak beban di bahu dan hatiku. Ibu, kakek, nenek, pak dhe, bu dhe, sahabat-sahabatku, dan keluarga baruku erlina, rani, eri semua menjadi tanggung jawabku. Terlebih lagi kini ada seorang malaikat yang selalu menanti dan ingin selalu bersamaku, Dian. apa mungkin aku terlalu konyol dengan pemikiranku, menanggung semua beban ini sendiri?
“jangan pernah mas menanggung beban mas sendiri hiks ada ade disini mas yah, jangan pernah sekalipun mas merasa diri mas sendiri karena mas punya ade, Ibu, keluarga dan juga sahabat-sahabat mas… kami semua mendukungmu dan akan membantu menyelesaikan masalah mas sendiri”
ucapnya lirih ketika wajahnya beringsut dari samping wajahku dan kini berada di atas wajahku. Aku memeluknya kembali, seakan menangis sekeras-kerasnya.
argh… tidak mungkin ku bisa menyelesaikannya sendiri. kenapa selalu seperti ini? kenapa semua selalu aku yang memikirkannya? Bukankah selama ini aku tidak pernah mempunyai rencana jika bukan koplak yang membantuku. inilah aku memang selalu begini, memojokan diri sendiri karena masalah yang aku hadapi. Merasa bahwa aku bukan orang yang paling bahagia, dan tidak pernah merasakan bahagia karena masalah-masalah yang di timbulkan ayahku. Kenapa selalu begini? Aku punya mereka, mereka yang bisa selalu kuandalkan, yang selalu aku coba lindungi.
“terima kasih sayang… aku tidak menyangka dosenku sendiri yang sekarang menemaniku, terima kasih sudah memilihku, terlebih lagi selalu ada disetiap waktu, seandainya bukan kamu yang menjadi DPL-ku, seandainya kamu yang bukan menjadi dosbingku, aku tak mungkin memelukmu seperti saat ini… terima kasih, karena menjadi wanita yang menemaniku dikala itu, kita pasti bisa mengulanginya lagi sayang, pasti… hiks…”
jawabku.
“he’em sayang…mmmm…”
ucapnya yang lalu meletakan bibirnya di bibirku.
Kupeluk tubuhnya erat di sofa TV
Tubuh kami bersatu walau pada dasarnya tidak seperti yang di harapkan seperti cerita-cerita sebelumnya. Aku hanya memeluknya, meremas tubuhnya dengan tubuhku. Merasakan hangat dari tubuhnya hingga akhirnya aku merasakan lelah karena menangis, kupeluk tubuhnya erat di sofa TV dengan rasa kantuk yang sangat kuat.
“ade…”
ucapku dengan nafas sedikit tersengal.
“Ya mas…”
jawabnya, terdengar nafasnya pun sedikit belum teratur.
“ade tadi mandi”
tanyaku dengan bibir tersenyum.
“Eng… mas itu yang belum mandi, ade sudah mandi mas tahu sendiri”
balasnya sambil melepaskan pukulan ringan ke dadaku.
“Ouwh… pakai air?”
candaku.
“iih… mas lama kelamaan nyebelin uh,ya pakai air”
ucapnya sambil membalikan tubuhnya, dan kini aku memeluknya dari belakang, terlihat pipinya mencembung.
“bohong…”
balasku.
“terserah week… mas itu aneh-aneh saja”
jawabnya.
“ade yang aneh… mandi ndak pakai air”
balasku sambil memeluknya erat.
“mas ada apa sih? Kenapa masku sayaaaaang?iya deh ade mandi ndak pakai air”
ucapnya.
“pantesss… ini mas lengket terus ndak bisa lepas, ade pakai lem pasti tadi mandinya he he he”
candaku melunakkan suasana.
“ehem… besok ade mau pakai solasi saja, biar mas ndak kemana-mana lagi, nempel terus hi hi hi”
ucapnya sambil tersenyum dan memundurkan tubuhnya semakin kebelakang.
“kalau ndak kemana-mana, berarti ndak boleh kerja dong?”
candaku.
“iya ya… hmmm… nanti ada saatnya… ade ngantuk, pengen bobo…”
ucapnya lirih.
“he’em… erghh…”
jawabku sambil tanganku memeluk tubuhnya.
Dalam keheningan siang ini setelah beberapa jam aku bercerita semuanya. Lelah juga dengan perasaan sedih, aku memutuskan untuk memeluknya dalam panas siang ini. tidurlah sayang… tidur, aku akan bersamamu. Ya, bersama wanita dewasa yang manjanya melebihi seorang gadis kecil. Wanita dewasa yang selalu manja dihadapanku, selalu ingin di dahulukan daripada yang lain. Wanita dewasa yang manja dan lebih dewasa pemikirannya dariku tetapi berlagak seperti anak kecil ketika dihadapanku. Membuatku seperti seorang lelaki dewasa walaupun sebenarnya tidak bisa sebijaksana, sebertanggung jawab, sehebat laki-laki dewasa pada umumnya. Tapi dihadapanya, berbeda.