Wild Love Episode 70
Aku sudah menyatakan cinta kepadanya
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 70, Aku masih kebingungan dengan keadaan ini, bisa-bisa dedek arya bangun dan siap untuk perang. Aduh bagaimana ini? oke dia pacarku, oke dia kekasihku, oke aku sudah menyatakan cinta kepadanya tapi kan tidak langsung seperti ini. apa dian ingin memberikan sesuatu kepadaku dengan perlakuan yang hangat darinya ini? aduh tidak, tidak aku belum siap. Belum siap? Aku kan sudah berpengalaman, tapi hmmm… bagaimana ini? Dan aku menghadap ke arah tembok di dekat tempat tidur yang penuh dengan per didalamnya. Aku kemudian lepas jeansku, sambil melirik-lirik kebelakang, dan segera aku pakai celana pendek dari dian. sret… sret… sret.
“kalau sudah ganti mas bobo dulu ndak papa, ade mau cuci muka dulu, biar tambah cantik hi hi hi”
ucapnya, aku menoleh ke arahnya.
“ndak cuci juga sudah cantik”
balasku.
“iya sekali dua kali, kalau berkali-kali, mas mau ade jadi jelek?”
balasnya.
“benar juga ya, hu’um…”
ucapku.
“bener ade kan weeek. dah mas bobo dulu saja, ade mau cuci muka dulu”
ucapnya sambil melet dan masuk ke kamar mandi yang juga berada didalam kamar.
“eh iya…”
balasku memandang dian masuk ke kamar mandi.
Aku kebingungan dan benar-benar kebingungan dengan posisiku sekarang. Tidur dimana? Aduh aku jadi bingung, kalau sama cewek lain saja bisa langsung brak brik bruk tapi kalau dengan dian aku malah yang kebingungan. Aku benar-benar bingung.
“Ade, mas kekamar mandi belakang dulu ya”
teriakku mendekat ke pintu kamar mandi yang terbuat dari kaca buram.
“mmmm…. myah….”
balasnya.
Kleeek….
“masmmm mau nglokohk?”
ucapnya dengan kepala keluar dari pintu kamar mandi sambil menggosok gigi, aku hanya mengangguk melihat wanita cantik ini.
“nantifffhhhh…”
ucapnya dengan semburan busa pasta gigi, aku langsung mundur menghindarinya.
“mmaaffff…”
ucapnya yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi kembali, setelahnya dian keluar lagi dengan sedikit busa di bibirnya.
“mau ngrokok, nanti pas mau bobo gosok gigi dulu sama cuci muka, ade nggak suka bau rokok”
ucapnya dengan wajah ngambeknya.
“iya… ade…. iyaaaaa…”
ucapku.
“jangan lama-lama, ade dah ngantuk”
wajah ngambeknya semakin menjadi.
“iya ade, iyaaaa….”
ucapku sambil membetet hidungnya, kami berdua kemudian tersenyum.
Secerah cinta dan senyum kaum hawa
Dian kembali ke dalam kamar mandi dan aku berjalan keluar kamar dian. Ketika hendak keluar dari kamar dian aku lihat poto aku dan ibu. seketika itu, aku berpikir mengenai kepura-puraan ibu sebelumnya. Apa ketika ibu berpura-pura jadi pacarku, dian sudah tahu ya? ah masa bodoh lah, aku ke dapur dan membuat minuman hangat. Sebuah tatanan dapur khas wanita yang benar-benar rapi. Setiap botol bertuliskan isi dari botol tersbut, gula, garam, merica dan lain-lain. Tak sulit bagiku untuk membuat teh hangat ketika didapurnya, hampir sama dengan Ibu ketika dirumah royal win indonesia semuanya di beri label agar tidak tertukar. Dan yang jelas semua berwarna pink, putih dan warna-warna muda.
Argh, dasar wanita semua harus terlihat cerah, secerah cinta dan senyum kaum hawa. Segelas teh hangat aku buat dan segera aku ke pekarangan rumah dan menyulut dunhill yang sudah aku ambil dari jaketku. Kupandangi pekarangan rumah dian yang lumayan luas ini, aku benar-benar tidak menyangka kalau aku akan bersamanya malam ini. Untuk kedua kalinya bersama perempuan dengan kulit gelap ketika itu. sebatang dunhill telah menemani lamunanku, kesekeliling dengan hembusan asap dari bibirku dan.
“what? Ternyata celana yang aku pakai berwarna pink? Berarti ini adalah celana dian?kenapa aku tidak menyadarinya sedari tadi? Tapi bagus juga, tak apalah hanya dian yang tahu kalau preman pakai celana dalam pink he he he he”
bathinku.
Tak kusangka celana yang aku pakai bermodel celana boxer. Lucu juga warna pink. Sebatang dunhill masih menemaniku walau dirinya telah berubah menjadi setengah abu. Teh hangat buatan sendiri memang terasa enak tapi lebih enak mungkin jika dian yang membuatnya. Hmmm… pikiranku semakin menerawang dari setiap detik pertemuanku dengannya. Oh iya? kenapa dia marah-marah ya waktu itu? tanyakan ke hati? Aduuuh… aku juga bingung jika harus menanyakan ke hati, hatiku sudah di ambil olehnya masa aku ambil lagi. Aku angkat segelas teh hangat itu, dan.
“MAAAAS! Bobo sudah malam! Ade sudah ngantuk!”
teriak dian dari dalam rumahnya.
“uhuk uhuk uhuk uhuk…. iya huk huk iya sebentar huk huk huk…”
ucapku terkejut dan tersedak oleh minumanku.
“cepetaaaaaaaan! BOBO!”
teriaknya dengan nada lebih keras dan sepertinya dia marah.
“uhk uhuk iya ade iya… ini sudah selesai”
ucapku.
Aku beranjak dari tempatku duduk
Sial, rokok masih 1 centimeter sudah di teriaki. Segera aku menghisap rokok itu hingga habis dan kuteguk minuman itu langsung. Aku beranjak dari tempatku duduk dan segera ke dapur dan kuletakan di tempat cucian.
“Kalau gosok gigi ada di dapur, di bifet sebelah kanan gula, kalau cuci muka pakai sabun muka ade saja!”
teriaknya keras kelihatan sekali judesnya.
“iya… ade… iya…”
balasku dengan langkah cepat mengambil sikat gigi.
“cepetaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan! Ade sudah ngantuk!”
teriaknya kembali dari dalam kamar.
“iya… ade… iya…”
balasku dengan segera aku ke kamar mandi.