Wild Love Episode 68B
Aku masuk kedalam rumah dan mendapati arya dengan gaya sok rajanya
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 68B, Setelah itu aku antar dian pergi dari rumahku, dian kemudian naik taksi langganan arya. setelah taksi itu menghilang, aku masuk kedalam rumah dan mendapati arya dengan gaya sok rajanya di atas sofa. setelahnya ada sebuah telepon, entah dari siapa tapi ketika arya mengangkat dan berbicara, aku tahu dia asih.
“Waktu itu telah tiba sayang, kita harus mengakhirinya”
ucap ibu.
“tapi bu…”
balasku.
“kita pasti bisa, kita sudah berjanji diawal kan sayang”
ucap ibu sambil menitikan air mata.
“tapi arya tidak bisa meninggalkan ibu sendirian”
ucapku.
“bisa, pasti bisa, karena kita tetap akan bersama sebagai seorang ibu dan anak”
ucap ibu.
“Sekarang kejarlah dia, kamu pasti tau dimana dia berada”
ucap ibu.
Aku hanya mengangguk dan berlari kearah kamar berganti pakaian dan mengambil apa yang seharusnya aku ambil. Dengan sedikit tergesa-gesa aku turun dari tangga, ketika hendak keluar rumah ibu memelukku dari belakang.
“Maafkan ibu, tapi sebelum ayahmu benar-benar hilang dari kehidupan ibu. ibu tidak akan melepaskanmu, ibu masih butuh kamu sebagai anak dan juga kekasih ibu. setelah semuanya berakhir, ibu pasti akan melepaskanmu. Jangan kamu katakan kepada dian, tentang ini semua. Ibu tidak ingin menyakitinya lebih dalam lagi. Apakah kamu bisa sayang?”
ucap ibu.
“Bu, arya sudah berjanji kepada ibu. setelah semuanya berakhir, arya akan menjadi anak ibu dan ibu akan menjadi ibu arya kembali. Ya, setelah ayah hilang dari kehidupan kita”
balasku.
“terima kasih nak, sekarang kejarlah dia”
ucap ibu, aku berbalik dan memeluk ibu, ku daratkan bibirku di bibirnya tapi dihalanginya oleh kedua jari kanan.
“sedikit demi sedikit kita bisa menguranginya sayang”
ucap ibu tersenyum.
“okay, mom”
jawabku, ditariknya kepalaku dan dikecupnya keningku.
“Ayo sana cepat, kejar cintamu!”
perintah ibu, dan aku mengangguk dan berlari menyusuri lorong rumahku.
“SEMANGAT SAYANG!”
Teriak ibu.
“PASTI BU”
teriakku sambil mengangkat tangan kananku.
Matahari sudah mulai tertidur dalam lelapnya malam. Tapi aku menarik gas REVIA dengan sangat dalam hingga membuat semua orang yang aku salip memaki-makiku. Tak kupedulikan apa yang mereka katakan. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dua buah motor racing menghadangku di depan, membuat aku mengerem mendadak.
Ciiiiiiiit….
“BAJINGAN KALAU NAIK MOTOR HATI-HATI DASAR BANGSAT!”
teriak seorang dari mereka, mereka berjumlah empat orang.
“HAJAR SAJA!”
teriak seorang lagi.
“Ah, sial kenapa pada saat seperti ini ada saja gangguan”
bathinku.
“WOI, KAMU BERANI SENTUH DIA, MATI KAMU CACING!”
teriak seorang yang aku kenal.
“Bos Dewo sama bos karyo, mati kita”
ucap seseorang dari mereka, aku menengok kebelakang.
“Kamu tahu siapa dia?!”
bentak karyo.
“Ini Arya, dasar kalian ******! Ketua koplak tahu!”
ucap dewo sambil membuka kaca helmku, sial kapan aku jadi ketua koplak, bukannya koplak tidak pernah ada ketuanya.
“Eh… maaf bos, ndak tahu…”
ucap seseorang dari mereka yang langsung tertunduk dan berjalan membungkuk meraih tanganku tapi aku menolak.
“Ah, sudah… sudah… aku lagi terburu-buru wo, kar…”
ucapku.
“kalian singkirkan motor kalian, atau aku bakar disini”
teriak karyo, langsung mereka singkirkan motor mereka.
“Aku tinggal dulu, kar, wo ada urusan penting”
ucapku.
“Cinta ya? semangat!”
ucap dewo.
“Asyik gak jomblo lagi ha ha ha”
canda karyo.
“Eh…”
aku menoleh ke arah mereka.
“Sudah, ndak perlu aku ceritakan, sana cari bidadarimu itu!”
teriak dewo.
Aku sudah menemukan jawabannya
Tanpa meminta cerita dari dewo dan karyo, aku langsung menandap gas melewati keempat orang yang hendak menghajarku. Kulihat mereka menunduk dan ketika aku melewati mereka. dalam perjalanan menuju tempat itu, pikiranku berputar. Apakah dian juga bertemu dengan koplak sebelumnya? Masa bodoh mau bertemu atau tidak yang terpenting, aku sudah menemukan jawabannya. Kupacu lebih dalam lagi, tapi tetap seperti itulah REVIA. Tampak sekali REVIA mengejan menahan sakit karena setiap lubang jalanan dan jalan tidak rata aku tabrak begitu saja. Akhirnya aku sampai di tempat ini di royal win indonesia, tempat di mana aku selalu bertemu dengannya. Malam menghiasi, bulan purnama bersinar terang. Kuparkir REVIA dengan sangat tergesa-gesa. Kulepas helmku, kutaruh di kaca spion sebelah kanan tanpa mematikan mesinya.
“Kamu disini jangan kemana-mana ya?”
ucapku pada REVIA, aku berbalik dan berlari tiba-tiba aku mendengar seru mesin REVIA berhenti, aku menoleh dan tersenyum ke arah REVIA seakan dia tahu bahwa aku pasti akan kembali lagi padanya.
Aku berlari…
Mendekati…
Ku dengar alunan lagu, dan semakin dekat semakin jelas…
Lagu dari sebuah sematpon yang mulai berganti…
Semakin dekat….
Dan kurang dari 5 meter aku berdiri di samping bangku, kulihat seorang wanita duduk dengan wajah bersinar cahaya rembulan. Wajahnya sembab, air matanya masih mengalir. Aku berjalan mendekatinya, selangkah demi selangkah. Aku tahu dia mengetahui kehadiranku.
“I Found you”
ucapku tapi wanita itu tidak menoleh sedikitpun.