Wild Love Episode 67
Ibu menemani ayah yang sedang nonton televisi
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 67, Akhirnya kami berpisah, seperti hari-hari sebelumnya. Rahman, lelaki yang selama ini aku kenal dan sekarang malah lebih bagus nasibnya ketimbang aku. Punya enam istri lagi, yah walau satu istri tidak bisa di resmikan. Setelah pikiranku membandingkan aku dengan rahman, otakku kembali kosong tanpa pikiran sama sekali. Hingga aku sampai di rumah dan kembali menjadi seorang anak bagi ayah dan ibuku. Di dalam ibu menemani ayah yang sedang nonton televisi, aku hampiri mereka berdua mencium tangan mereka.
Aku membersikan diriku dan kemudian membuat teh, kubawa ke pekarangan rumah dan duduk di bawah pohon. Ibu kemudian datang menghampiriku dan duduk di sampingku. Senyumnya memang meluluh lantakan ketegangan dalam diriku. Dengan lembut ibu menarik kepalaku dan di rebahkannya di dadanya.
“Ada apa?”
ucap ibu.
“biasa…”
ucapku yang kuteruskan cerita mengenai bu dian.
“Sudah… ibu sudah tidak akan memaksamu untuk bersama dian, kamu jalani hidup kamu. jika memang ada yang bisa menghentikan ini semua ibu akan berhenti jika belum ada, entah kapan semua ini akan berakhir. Yang jelas, ibu tidak akan meninggalkanmu dalam kesendirian”
ucap ibu.
“terima kasih bu…”
ucap ibu.
“sayang… kamu lagi kepengen ya?”
ucap ibu.
“eh… ndak juga”
ucapku.
“oh… masalahnya ibu lagi dapet hi hi hi nanti kalau tiba-tiba kepengen pakai ini saja yah”
ucap ibu sambil mengangkat kepalaku dan menunjukan belahan dadanya.
“he’em…”
ucapku.
“ayah bagaimana?”
lanjutku bertanya.
“tidak ada yang istimewa, kerjanya hari ini hanya tidur dan tidur saja. Ibu saja dianggap sebagai pembantu saja untuk menyiapkan makan, minum dan lain-lain, kerjanya hanya tidur makan saja hari ini”
ucap ibu.
“kalau ada informasi arya diberitahu ya bu, arya pengen banget semuanya selesai”
ucapku.
“ibu juga sama…”
balas ibu.
Ibu kemudian mengelus-elus kepalaku kembali yang rebah di dadanya.
“oh iya nak, ibu lupa… tadi pagi waktu kamu sudah berangkat. Ibu kan ke tetangga terus ada yang ketinggalan ibu balik lagi, nah pas balik itu pas ada pesan masuk di sematpon ayahmu. Pas bunyi gitu ibu ambil dan ibu buka lok-skrin-nya, diatasnya itu ada notifikasi kan naik terus. Ibu baca itu mengenai pertemuan bulan kedua besok”
ucap ibu, aku terperanjat.
“apa itu bu?
ucapku mendesak ibu.
“itu.. coba ibu ingat…”
paksaku.
Hesa, kayanya untuk bulan kedua
Aku ambil dulu milikku
Nanti sisanya kalian berdua
Sudah pengen ngrasain darah ni he he he he
“Begitu bunyinya sayang”
ucap Ibu.
“Eh… bentar bu, itu dari siapa?”
ucapku.
“ibu ndak ingat sayang, pas notifikasinya mulai terlihat ibu Cuma baca isinya saja, ndak jelas siapa yang ngirim, ndak fokus sayang… adakah yang berbahaya sayang?”
ucap ibu.
“aku juga masih bingung bu, nanti arya pikirkan lagi”
ucapku sambil merebahkan kepalaku di dada ibu dan menerima elusan kembali.
“besok, ibu yang ngantar kamu saja ya. ibu sudah bilang sama ayah kamu”
ucap ibu.
“he’em…”
balasku.
Dalam hening pikiranku terus berputar mengenai siapa pengirim pesan itu dan apa maksud dari pesan itu. Kenapa ketika dia menyebut darah di akhir pesan haru ada kata tertawa selengekan? Apakah pembunuhan? Tapi kenapa jika pembunuhan harus ada kata ‘sisa’? akh… aku jadi pusing memikirkan apa yang sebenarnya maksud dari pesan itu. Lama aku bersama ibu kemudian terdengar panggilan ayah, ibu segera masuk begitupula dengan aku. Aku langsung menuju kamar royalwin indonesia 1 sembari melihat ibu masuk kedalam kamar bersama ayah. Aku rebahkan tubuhku di atas kasur empuk ini.
Satu masalahku tentang wanita sudah selesai. Dan sekarang masalahku hanya satu… Ayahku, Romoku… sebentar lagi aku akan mengakhiri perjalananmu.