Wild Love Episode 67

Ibu memakai korset agar tidak mengundang nafsu

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 67, Kami kemudian bercanda hingga matahari sudah mulai memanas, tepat pukul jam 08.30 aku keluar rumah begitu pula dengan ibu yang kemudian main kerumah tetangga. Jujur saja payudara besar ibu tampak sangat apa ya? Kecil atau datar? Ketika aku tanyakan kepada ibu, ibu memakai korset agar tidak mengundang nafsu. Ah… pintar sekali wanitaku ini dalam mejaga miliku he he he.

Di atas bebek berwarna merah dengan sedikit hitam di bodinya aku melaju dengan kecepatan penuh. Penuh? Mungkin bisa di katakan seperti itu. Aku mencari suasana baru karena ibu sedang sibuk dengan tetangga sebelah rumah. Daripada cokli di kamar karena nunggu ibu mending hang out sajalah. Ku putar-putar motorku di sekitar kampus, entah kenapa hatiku walau terasa sedikit sakit karena hal kemarin tetap saja aku ingin melihatnya. Mulut bohong tapi hati tidak, tubuhku mengikuti kata hatiku. Hingga akhirnya aku berada di kampus royalwin indonesia 10, sudah mulai sedikit ramai jika di bandingkan kemarin. Ya karena mungkin ini mendekati akhir dari liburan, jadi banyak yang sudah mulai berdatangan dan sok pintar sehingga main ke kampus.

“Woi bro… lama tak jumpa!”

teriak seorang dengan tangan melambai, Rahman.

“woi kang, dari mana saja? Baru kelihatan?”

teriakku kepada rahman yang disampingnya ada dua cewek. Kayaknya aku kenal dengan mereka.

“he he he biasa bro… nih lihat”

ucapnya sembari memeluk dan bola matanya bergoyang ke kanan dan kekiri.

“Hai ar, lama ya ndak jumpa?”

ucap cewek disamping kanan rahman.

“pasti lupa tuh”

ucap seorang lagi yang disamping kiri rahman.

“bentar-bentar… aku benar-benar lupa… maaf ya”

ucapku.

“yaelah… bro… bro… sama cewek cantik dan seksi kaya gini kok lupa, ana sama lestari bro…”

ucap rahman.

“ana? Lestari? Bentar…”

ucapku sambil mengingat.

“temen kos ajeng ar, kamu sih ndak pernah main ke kos jadinya lupa”

ucap ana.

“iya sombong mentang-mentang dah mau lulus”

ucap lestari.

“oh iya iya lupa lest, an maklum ndak pernah ketemu sama kalian berdua, tapi kok… hmmm…”

ucapku sambil mengelus-elus daguku dan langsung aku tarik si rahman menjauhi mereka.

“kang, itu kenapa dua cewek sama kamu?”

ucapku.

“yaelah, itu baru dua brother, belum yang dirumah baru ane… si Dwi sama septian terus ina mereka berlima akur kok kalau dirumah ane. Ditambah lagi mama ane, jadi tambah hot dirumah baru ane”

ucap rahman.

“maksudmu?”

ucapku.

“ya gimana ya ar, kalau Cuma mama ane ndak bisa ar menuhin kebutuhan kokon ane, eh ane ingat mereka berlima ane ajak aja kerumah baru ane dan ane suruh tinggal disitu mereka mau. Ssstt.. mereka selain butuh uang sudah tergila-gila sama kokon ane ar. Tapi saat itu… ”

ucap rahman.

“tapi apa?”

ucapku.

“tapi mereka akhirnya tahu mengenai hubungan ane dan mama. Awalnya mereka terkejut but you know! Aku punya enam istri broooooo… ha ha ha ha entar yang ane resmikan lima yang satu ndak bisa he he he he”

ucap rahman santai.

“kamu benar-benar …. mantabz dah!”

ucapku tak bisa menyalahkannya, aku juga pernah merasakan tubuh ibunya.

Setiap kepulan asapku berada di sekitar mereka

Aku dan rahman kemudian berjalan-jalan ke kampus bersama lestari dan ana. Mereka tampak mesra sekali, yang membuatku sedikit heran adalah kedua perempuan itu tampak akrab dan akur sekali. Rahman sudah tidak memikirkan mengenai skripsinya lagi, dia sangat beruntung dosbingnya perempuan dan tergila-gila dengan kokon-nya. Bagaimana dengan aku? Masa bodohlah. Rahman seperti halnya guide yang memperkenalkan kampusnya kepada ana dan lestari sedangkan aku di sini adalah obat nyamuk, benar-benar obat nyamuk apalagi setiap kepulan asapku berada di sekitar mereka. kami kemudian duduk-duduk di taman fakultas di bawah pohon yang rindang. Rahman menjauhiku karena… dasar ndak tahu tempat! Walau Cuma kissing sih. Aku duduk di bawah pohon royal win yang sangat rindang dengan suasana menjadi semakin membuatku merasakan ngantuk dengan hembusan-hembusan angin yang sepoi-sepoi.

“Ar…”

ucap seorang yang tiba-tiba duduk di sampingku, membuatku terkejut hingga rokokku jatuh.

“eh…”

ucapku sedikit terkejut, aku menoleh kearahnya sembari mengambil rokokku yang masih setengah batang.

“Owh… bu dian, bagaimana kabar ibu? baik-baik kah?”

ucapku kembali duduk.

“baik, bagaimana kabar kamu?”

balasnya.

“baik tapi sedikit ngantuk saja”

ucapku.

Hening…

“Ar, ayo makan…”

teriak dari sudut taman.

“yola bro!”

ucapku melambaikan tangan ke arahnya sembari berdiri.

“saya mau makan dulu bu”

ucapku.

“Rahmaaaan… arya ditinggal saja, sedang bimbingan”

teriak kecil bu dian.

“iya bu dian yang cantiiiiiiiiiiiik….”

teriak rahman dengan acungan jempol.

“makasiiiiiiiiiiiiih…”

balas bu dian.

“dasar sok imut”

bathinku.

“siapa yang mau bimbingan bu?”

ucapku.

“kamu…”

balasnya, sambil menarik tanganku hingga aku terduduk. Ku matikan rokokku dan kunyalakan lagi sebatang.

Kami hanya diam… tak ada sepatah kata dari kami terucap. Perlahan lingkungan taman fakultas mulai sepi.

“Ada yang nyari bu”

ucapku sambil menunjuk ke arah seorang lelaki yang tersenyum dan berjalan ke arah kami berdua.

“Yan… ayo makan, dah ditunggu sama teman-teman”

ucap anda yang kian dekat langkahnya menuju kearah kami.

“kalian dulu saja ndak papa, ntar aku susul”

ucap bu dian.

“makan dulu saja bu, kasihan lambungnya nanti mag lho”

ucapku kemudian berdiri.

“diajak makan saja mas kasihan bu dian tadi bilang belum makan”

lanjutku.

“iya ini, dosen kamu itu paling susah kalau disuruh makan”

ucap Anda.

“nanti saja aku susul nda”

ucap bu dian mengelak.

“lha ibu mau sama siapa disini kan bimbingannya sudah selesai?”

ucapku santai.

“eh..”

bu dian memandangku dengan wajah kecewa.

Bu dian kemudian berdiri.

“ayo makan, lagian ngapain disini juga lama-lama”

ucapnya judes mungkin karena ada sesuatu yang mengecewakan disini.

“nah… gitu, ayo…”

ucap anda dengan mengulurkan satu tangannya dan digapainya oleh bu dian.

“Ar…”

ucap anda tepat didepanku dan bu dian.

“ya mas”

balasku.

“tolong….”

ucapnya penuh dengan maksud dan tujuan, dapat aku lihat dari matanya yang memandangku tajam.

“jangan buat dian bersedih… aku tidak tahu apa hubunganmu dengan dian tapi yang jelas jangan buat dia bersedih. Setiap ada kamu, riangnya selalu berubah menjadi kesedihan, aku tidak ingin menjadi sedih. Jadi aku mohon…”

ucap anda membuatku tertegun.

“anda apa-apaan sih kamu? sudah ayo makan”

ucap bu dian yang mulai melangkahkan kakiku.

“tunggu yan, biar semuanya jelas”

ucap anda, membuat langkah bu dian terhenti.

“biarkan aku membahagiakannya dengan apa yang aku bisa ar… dan aku mohon keluarlah dari kehidupan dian, agar dia bisa kembali bahagia”

ucap anda menyadarkan akan semua kesalahan yang aku buat kepada bu dian.

“Nda, sudah hentikan, kamu tidak perlu membicarakan hal itu didepan arya”

ucap bu dian.

“Aku sudah lelah yan dengan kamu yang selalu bersedih, benar-benar lelah. Cobalah dalam satu hari saja kamu tersenyum bahagia dan jalan satu-satunya adalah arya menghilang dari kehidupanmu”

ucap anda, aku masih tertunduk dan tersenyum.

“Eh..”

ucap bu dian.

“Ar, aku mencintai dian dan menyayanginya… aku mohon dengan sangat, biarkan aku membahagiakannya…”

ucap anda tenang dengan pandangan datar kearahku, senyumku menjadi kosong.

Aku melangkah mendekati mereka, tak perlu berlangkah-langkah hanya cukup satu langkah. Satu langkah saja aku sudah berada di samping Anda dengan posisi menghadap kebelakangnya. Satu tanganku menepuk pundaknya dan menggenggam lembut pundak laki-laki ini.

“Maaf…”

ucapku pelan membuat pertengkaran mereka terhenti.

“bukan maksudku merusak hubungan kalian… maaf… aku hanya seorang mahasiswa yang menuntut ilmu dan kelak bisa mencari pekerjaan seperti kalian berdua”

ucapku.

“ar… sudah kamu jangan…”

ucap bu dian terpotong.

“Setelah semuanya selesai aku pasti akan pergi, dan akan aku doakan yang terbaik untuk kalian berdua. Kalian tahu, kalian adalah pasangan yang sangat cocok, mungkin dulu ketika aku masih kecil aku pernah menyukai seorang perempuan yang selalu aku harapkan untuk hadir dalam mimpiku. Tapi karena kebodohanku mungkin perempuan itu sudah enggan datang lagi kedalam mimpiku, mungkin itu adalah jawaban yang terbaik untuk harapanku”

ucapku, Aku melangkahkan kakiku ke arah bu dian, dan kini aku tepat dihadapan bu dian. kedua tanganku masuk dalam saku celana jeansku, tubuhku sedikit membungkuk.

“Bu, Maafkan saya, arya mahesa wicaksono… yang selama ini selalu membuat hati bu dian sakit. Bukannya aku terlalu gede rasa jika disukai oleh dosen secantik bu dian, tapi selama ini akulah yang lebih sering menyakiti bu dian. bukan bu dian yang menyakitiku. Setelah semua yang telah terjadi, saya sadar tentang diri saya. Saya bukan apa-apa disini, dan bukan siapa-siapa. Bu dian dengan Anda adalah pasangan yang serasi, sama-sama seorang pekerja keras dan berdedikasi untuk pendidikan. Akhirnya setelah semua pertanyaan berdiskusi di otak saya, saya telah menemukan jawabannya. Ibu butuh kebahagiaan dan kebahagiaan itu adalah Anda. Ingatlah bu, saya bukan orang yang bersih, Anda lebih bersih. Lupakan bocah itu, anggap bocah itu sudah mati. Ibu memiliki masa depan yang lebih cerah bersama dengan lelaki yang memang pantas untuk ibu. kembalilah tersenyum kepada semua orang seperti halnya ketika ibu mulai mengajar, mungkin saat itu semua menganggap ibu menakutkan tapi mereka suka cara ibu mengajar dan selalu paham atas apa yang ibu ajarkan. Percayalah bu, Anda adalah masa depan ibu yang cerah, jangan berhenti melangkah karena masa lalu ibu. Bocah itu akan menjalani kehidupannya sendiri begitu pula dengan ibu, walaupun ibu dan bocah itu memiliki kenangan. Tapi, lihatlah, ibu tidak bisa dan bocah itu juga tidak bisa… Bocah itu sudah memiliki kehidupan sendiri yang tidak ada satu orang pun menghentikannya… berbahagialah”

Lanjutku.

“Mas, tolong jaga bu dian… agar mas anda lebih tenang, beberapa bulan lagi aku akan mengajukan cuti sekaligus pindah universitas agar kalian bisa lebih tenang dalam menjalani hubungan kalian. Mohon maaf jika selama ini membuat kalian berdua selalu bertengkar”

ucapku memandangnya tertunduk, aku kemudian berbalik dan melangkah.

“terima kasih ar… aku akan selalu mengingatmu…”

ucap anda, aku menoleh sebentar dan tersenyum kepada Anda.

Aku berjalan menjauhi mereka namun tiba-tiba, bu dian berjalan mendahuluiku dan berdiri di depanku

“mulai sekarang dan seterusnya… aku akan membencimu ar, pasti aku akan membencimu”

ucap bu dian.

“memang sepantasnya ibu membenci saya”

ucapku dengan tersenyum.
Royal win indonesia entertainment | yuuna suzuki 10 | Wild Love
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment judi online & slot online yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler.
Pages: 1 2 3 4

You may also like...