Wild Love Episode 66
Kurapatkan pahaku sehingga masih ada sisa tempat duduk
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 66, Ibu tersenyum mendengar perkataanku, di dorong pantatnya ke belakang dan di arahkannya dedek arya ke vaginanya. Kurapatkan pahaku sehingga masih ada sisa tempat duduk sedikit di samping pahaku, kutarik kebelakang ibu dan kedua kakinya aku kangkangkan dengan kedua tanganku.
“ergh… sayang… kontolmu mencapai mulut rahim ibu ahhhh”
desahnya.
Kubuka kakinya semakin lebar dan kuarahkan kedua telapak kakinya di samping pahaku. Kedua tangan ibu memegang kepalaku. Dan tangan kiriku meremas susunya sekaligus memainkan puting susu ibu yang menegang tangan kananku memainkan klitoris ibu.
“ayo bu digoyang, bergoyanglah ibu, ini akan menjadi pengalaman ibu yang tak terlupakan”
ucapku, dan ibu mulai menggoyang pinggulnya memompa dedek arya.
“tapi… ugh… ibu mau pipis duluhh ohhh ibu mhoon sayanghhh…”
ucapnya.
“pipis saja, pipis didepan suamimu itu, pipis didepan bajingan yang menelantarkanmu, ayo sayangku cintaku, ibu pasti akan lebih puas jika pipis dihadapannya dengan posisi disetubuhi oleh anak kesayangan ibu”
ucapku.
“oh… ya.. sayang ibu mau… ibu mau oh… ibu ingin pipis dihadapan dia, ah… ah… ah…. ah…. kontolmu terasa lebih dalam dan masuk kerahim ibu oh… oh… inikah rasanya seks… aku ingin lebih lagi sayang, buat aku merasakan semuanya… oh… oh… yah… aku ingin pipis…”
teriak ibu tertahan.
Di hentakannya keras kebawah pinggul ibu dan tubuhnya melengking kebelakang. Tangannya memeluk erat kepalaku.
Crrt.. crrt… crrt…
Air seni ibu keluar tapi tertahan dengan dedek arya yang menancap di vagina ibu. Terus mengalir, membuat suasana hening dan hanya suara jatuhnya air seni ke lantai. Kedua tanganku menarik puting susu ibu kedepan sehingga membuat ibu melenguh lagi.
“egh… egh… egh… egh… egh… sayang… ibu puas, ibu ingin lagi… jangan pernah lepaskan kontol kamu dari tempik ibu… oh… jujur saja ibu jadi ingat cerita kamu tentang ima… apakah dia juga melakukannya dengan liar, dan lebih liar seperti ini?”
ucap ibu membuatku terhenyak. Kupeluk erat tubuhnya dan kurebahkan kepalaku dipunggungnya, kedua tangan ibu layu disamping tubuhnya.
“bu, arya tidak ingin ibu seperti tante ima, dan arya tidak ingin memperlakukan ibu seperti tante ima. Apakah ibu ingin merasakan kontol lain seperti tante ima itu?”
ucapku sedih.
“tidak sayang, hanya ingin fantasi seks dari kamu yang lebih lagi dan lagi… bolehkan?”
ucap ibu.
“tapi tidak main diluar dengan kontol lain, ibu harus jujur sama arya!”
ucapku semakin erat memeluknya.
“iya sayang iya, kamu yang terakhir…. ayo dikeluarkan, kamu belum mejuhin ibu sayangku”
ucap ibu.
“he’em…”
ucapku.
Aku berdirikan ibu, kurabahkan tubuh depan ibu kemeja dapur dan kurebahkan di atasnya. Posisi ibu menungging dengan kaki di bawah sedikit berjinjit. Susunya tergencet oleh tubuhnya dan vaginanya sejajar dengan dedek arya. Kumainkan dedek arya di pintu vagina ibu
“Ayo sayang goyang kontol besar kamu itu, tunggu apa lagi… tempik ibu sudah penuh dengan kontol kamu”
ucap ibu.
Grook grook groook grook… suara dengkur ayah menghiasi persetubuhan kami.
Goyangan pinggulku mulai memompa dedek arya di liang vagina ibu. suara derit meja dapur tak bisa di hindarkan, apalagi mellihat susu besar ibu tergencet oleh meja dan tubuhnya membuat aku semakin berimajinasi liar. Tak terbendung lagi.
“ibu suka kontol ini kan? Ayo bu bilang bu? Ibu ingin kontol anak ibu terus di tempik ibu kan?”
ucapku sedikit keras.
“iya ahhhh iya sayang ibu ingin kontol kamu… ibu mau kontol araya anak ibu, ohhh yahhh… ibu mau di kenthu kontol kamu terus… aahhh… benar kontol kamu besar, rahim ibu kena kepala kontol kamu ohhh… ya ibu suka ini, ibu suka kamu sodok dari belakang… ayo pompa terus vagina ibu sayangku… penuhi vagina ibu dengan pejuhmu sayang ohh… yahhhh”
racaunya.
“yah terus bu teruslah meracau arya suka sekali ohhh yahh terus tempik ibu menjepppphhhit kontol arya… sangat licin dan semphiiiittt”
racauku sambil terus menggoyang.
“aku juga bu, bersama-sama…”
ucapku.
Aku duduk dan melihat ibu menikmati sisa-sisa kenikmatan kami berdua
Hingga akhirnya aku hentakan dan tekan keras kedalam liang vagina ibu, tubuh ibu melengking. Kusirami rahim ibu dengan spermaku, selang beberapa saat terasa cairan hangat dari dalam vagina ibu. aku memeluk tubuh ibu dan mencium rambutnya, kuelus-elus rambutnya untuk memberikan rasa nyaman baginya. Kucabut dedek arya yang masih setengah tegang dari lubang vagina ibu dan kutarik kursi yang tadi aku pindah. Aku duduk dan melihat ibu menikmati sisa-sisa kenikmatan kami berdua. Cairan mengalir dari paha ibu, selang beberapa saat ibu mendekatiku dan duduk bersimpuh di bawahku. Di raihnya dedek arya, lidahnya menjulur menjilati batang dedek arya dengan wajah kepuasannya.
“dibersihkan… dikulum juga bu…”
ucapku yang seketika itu dimasukannya dedek arya ke dalam mulutnya.
Aku menengok kebelakang ke arah ayah yang masih tertidur pulas, entah yang kupikirkan saat ini adalah dia dalam pengaruh obat tidur. Karena suara kami berdua ketika bercinta lumayan keras dan dia tidak terbangun sama sekali. Setelah bersih aku di suruh ibu segera mandi dan bersih-bersih, ibu merapikan pakaiannya dan membersihkan lantai dan juga tempat-tempat cairan kami tumpah. Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi dan kudapati ibu berada di depan kamar mandi dengan memeluk pakaian yang di bungkus handuk.
Aku peluk dan kucium bibirnya beberapa saat yang kemudian ibu masuk kamar mandi dan aku pergi ke kamarku. Setelah berganti pakaian, selang beberapa saat aku dengar kamar mandi terbuka dan ku intip dari pintu kamarku. Ibu berjalan keluar mengenakan kaos ketat dan celana payet, ibu melirik keatas dan terseyum kepadaku. Benar-benar seksi wanita ini. Ibu berlalu dan masuk kedalam kamar, aku keluar dari kamar kulihat ayah masih terbius dengan tidurnya. Aku kembali kekamarku dan saatnya untuk tidur.