Wild Love Episode 65
Pertemuan besar dengan bandar-bandar
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 65, Kemudian secara bertahap, pak media mulai menceritakan semuanya dari awal. Tak perlu pindah tempat kemana atau dimana cukup disini, dibukit orang utan. Tentang pertemuan besar dengan bandar-bandar, dan juga lokasi tempat pertemuan diceritakan semua oleh pak Media.
“Hm… okay, sip pak… mungkin kami harus menunggu”
ucap anton.
“ya, sekaligus melihat respon mereka mengenai anak buah mereka yang jatuh ke jurang”
ucapku.
“sekarang terserah pada kalian, bapak akan selalu mendukung kalian…”
ucap pak Media.
“Dan satu hal lagi… tapi aku ingin berbicara dengan arya saja, boleh?”
ucap pak Media, dan semua rekanku mengangguk.
Aku dan pak Media kemudian berjalan ke tempat yang agak jauh dari koplak.
“Ar, bapak ingin bercerita, mungkin kamu sudah tahu rencana pertemuan besar mereka. tapi apakah kamu tahu kalau keluargamu menjadi sasaran mereka?”
ucapnya.
“aku sudah tahu, mereka membicarakannya ketika di danau”
ucapku.
“Ada sebuah alasan besar kenapa ayahmu ingin menghancurkan keluargamu”
ucap pak Media.
“Alasan?”
ucapku.
“Ya, ini semua karena wanita”
ucapnya.
“Maksud bapak?”
ucapku.
“Dulu ayahmu menyukai seorang wanita dan juga nicolas sahabat ayahmu. Tapi cinta itu ternyata tidak berbalas sama sekali, kedua wanita itu memilih menjadi istri-istri dari adik nenekmu. Selain lebih mapan, adik nenekmu lebih perhatian dan juga baik hati tidak seperti mahesa dan nico yang sejak kuliah sudah terlihat sangat kasar”
ucapnya.
“adik nenek? Yang mana?”
ucapku.
“Kamu lupa ya? Dulu kamu sering diajak jalan-jalan ke pantai waktu kamu masih SD. Mungkin kamu sudah lupa, tapi bapak tidak pernah melupakan itu. Dia begitu baik kepadamu padahal dia bukan saudara kandung dari nenekmu melainkan adik angkat ibumu, namanya Tian Tharno. Kakekmu itu masih sangat muda waktu itu jika dibandingkan ayahmu mungkin terpaut 2-3 tahun lebih tua kakekmu”
ucap pak Media.
“Eh… kakek Tian, iya aku ingat pak. Dia yang membelikan aku motor kesayanganku, REVIA, tapi aku tidak pernah tahu keberadaan kakek sekarang. Setiap kali aku bertanya mengenai kakek tian ke Ibu dan keluarga mereka selalu menjawab kakek sekarang berada diluar kota bersama kedua nenekku”
ucapku.
“Jelas kamu tidak tahu karena sebenarnya, dia sudah meninggal dunia”
ucap pak Media.
“Eh… tidak mungkin pak, beberapa tahun lalu aku baru saja bertemu”
ucapku.
“Memang benar tapi setelahnya dia mati dibunuh oleh… kamu tahu sendiri siapa”
ucap pak Media.
“Eh… Ayah.. HAH!”
teriakku keras.
“Kakekmu tahu semua tentang mahesa, ketika ayahmu datang bersama pak wicak dan bu mahesa. Pak tian, kakekmu itu sebenarnya sudah tahu niat busuk dari ayahmu. Pak tian kemudian mencari tahu mengenai lamaran dan perjodohan itu, hasilnya hanyalah rekayasa saja. Kakek tian memberitahukan kepada pak warno (kakek arya/ ayah dari diah) tapi semuanya sudah terlambat apalagi ibumu sudah mengandungmu karena dipaksa memuaskan nafsu ayahmu. Setelah kejadian itu, pak warno menyuruh pak tian untuk pergi dari daerah ini bersama kedua istrinya, ya karena kakekmu tahu mengenai perjalanan asmara adik iparnya itu. Hanya sekali saat itu, dia pulang dan mengajakmu bermain bersama om-tante (anak dari pak tian) kamu yang hampir seumuran dengan kamu. hingga akhirnya beberapa tahun lalu dia kembali ke daerah ini, pak tian membangun sebuah perumahan yang diberi nama perumahan ELITE. Selama pembangunan perumahan, semua berjalan biasa-biasa saja karena pak tian mengira semuanya sudah berakhir dan ayahmu melupakan kejadian mengenai percintaan masa lalunya. Tapi ternyata tidak, mahesa mendekati pak tian dengan embel-embel bisnis. Pak tian sebenarnya tahu itu hanya tipu muslihat mahesa tapi malang, ketika pak tian sudah mulai bergerak untuk menjatuhkan mahesa dia terbunuh terlebih dahulu”
cerita pak Media.
“Setelah terbunuh, dia dibuang entah kemana. Aku tidak berada di sana saat itu. Dan sebagai gantinya Kaiman dijadikan kambing hitam, dan membuat dia dijadikan budak ayahmu dan komplotannya. Tentang kedua nenekmu atau istri dari adik nenekmu, menghilang dan aku tidak tahu dimana mereka. Bahkan anak-anak dari pak tian tidak ada yang tahu keberadaanya. Sebenarnya pak warno sudah tahu mengetahui semua itu namun tak kuasa melawan karena beberapa hal yang membahayakan keluarganya.”
ucap pak Media.
“dan alasan kenapa ayahmu mengadakan pertemuan di perumahan elite adalah daerah itu dulu adalah tempat kenang-kenangan bagi ayahmu dan nico sebelum akhirnya dibangun perumahan. Sekarang perumahan itu berpindah tangan ke nenekmu, itu juga karena usaha keras dari nenekmu merebut kembali milik adiknya yang hampir saja jatuh ketangan ayahmu”
ucap pak Media.
“HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! BAJINGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN!”
teriakku sekerasnya, hingga aku tertunduk lesu. Menjatuhkan kedua tanganku ke tanah dan memukul-mukul bumi tempatku berpijak. Hingga akhirnya aku duduk bersimpuh dan memandang ke langit.
Semua koplak melihat kearahku, mengerti akan kesedihanku. Mereka tahu akan posisiku saat ini, mungkin ada sesuatu yang sangat mengganjal dihatiku dan mereka bisa memahaminya. Ditambah lagi semua kegilaan ini dikarenakan oleh Ayahku. Dengan tubuh yang lesu aku berdiri dan bergerak kearah mereka, bersama dengan pak Media yang menemani langkahku.
“Keep Smile Cat! We always by your side”
ucap udin.
“Weidian, alien berbicara bahasa inggris bro”
ucap wongso.
“tumben-tumbenan bisa ngomong ha ha ha”
ucap anton.
“MATAMU SU!”
umpat udin.
Aku tak bisa menahan gelak tawa akibat percakapan mereka. mereka selalu ada ketika aku bersedih, selalu ada ketika aku kesulitan. Well, they are my best friend, forever. Tak henti mereka membuat aku tertawa terbahak-bahak, membuat aku melupakan sejenak permasalahanku. Setelah tawa bersama dan kegilaan bersama.
“Oia, pak Media, sebaiknya anda bersama kami untuk sementara sampai semua permasalahan menjadi reda”
ucap anton.
“Bapak terserah kalian, tapi tolong beritahukan kepada anak bapak kalau bapak diselamatkan oleh kalian”
ucap pak Media.
“Siiipz! Pak… tenang saja”
ucap anton.
“Arya, bapak ucapkan terima kasih banyak, sekali lagi terima kasih banyak atas bantuannya…”
ucap pak Media.
“Semuanya pasti akan baik-baik saja pak, pasti”
ucapku.
“yoi pasti pak”
ucap parjo.
“selalu baik-baik saja”
ucap wongso.
“Pasti baik”
ucap aris.
“Tidak pernah akan kata selain, baik”
ucap tugiyo.
“Setuju”
ucap hermawan, udin, karyo, anton, sudira.
“Mimi cucu hyuk….”
tiba-tiba dewo berucap.
“HA HA HA HA HA HA”
tawa kami bersama.