Wild Love Episode 65
Wild Love (Episode 65)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 65, dimalam dingin dan sunyi hanya bertemankan koplak, dan seorang lelaki yang sedang berusaha menghentikan air matanya. Dan satu orang dari kami menghiasi malam ini dengan dengkuran keras setelah menenggak minuman yang mengandung ethanol langsung satu botol tanpa jeda. Aku masih di sini di depan lelaki setengah baya yang memberiku memori kebencian namun memori itu kini hilang entah kemana setelah aku melihat wajah penuh denan penyesalan ini. Beberapa sahabatku dibelakangku ada yang duduk di bak mobil pick-up ada juga yang duduk di motor royalwinindonesia.
“Sudahlah pak, tenang…”
ucapku.
“jujur bapak tidak habis pikir ar, kamu adalah anak yang dulu hiks hiks maafkan saya…”
ucapnya.
“itu adalah masa lalu dimana bapak masih terperangkap didalamnya, dan aku yakin dulu itu juga tidak masuk dalam rencana bapak. Sudah pak tenang, berterima kasihlah pada mbak ara karena dia, aku jadi tersadar bahwa semua orang pernah berbuat kesalahan dan akan memperbaikinya”
ucapku, walau dalam bathinku masih bertentangan dengan apa yang aku ucapkan.
“terima kasih… terima kasih… jika tidak ada kalian mungkin aku sudah menjadi tubuh tak bernyawa”
ucapnya.
“Rokok pak?”
ucapku menawarkan sebungkus dunhill mild kepadanya.
“bapak ndak merokok”
ucapnya sambil mengusap air matanya.
“iiih bapak, sini… sini dira peluk biar ndak nangis lagi”
ucap dira mendekat.
“Hati-hati pak itu cowok yang berubah lho pak tapi batangnya sudah hilang ha ha ha”
ucap karyo yang diikuti gelak tawa kami.
“Eh… beneran?”
ucapnya.
“iya pak”
ucapku.
“iiih buka kartu deh, padahal mau dira rokok si bapaknya… ketahuan dulu hi hi hi”
ucap dira.
“edan kamu dir”
ucap udin.
“eh… udah berapa kali udin mengucap dengan bahasa manusia”
ucap wongso.
“matamu wong”
ucap udin sewot dan kami hanya bisa tertawa terbahak-bahak.
“Ar, sekali lagi aku minta maaf atas kejadian waktu itu”
ucapnya.
“Sudah pak, lupakan saja asal ndak mengulang kan beres pak”
ucapku.
“sudah, acara keluarganya sudah selesai kah?”
ucap anton, aku dan bapaknya mbak ara melihat kearah anton dan mengangguk.
“Maaf mengganggu, bapak adalah media pertama, benar kan? Saya anton anggota IN”
ucap anton sambil menyodorkan KTA-nya, membuat bapak mbak ara sedikit terkejut.
“iya, aku adalah salah satu dari lima orang termasuk ayah dari si arya, namun beberapa tahun terakhir aku sudah tidak dilibatkan dalam aksi mereka karena aku dicurigai berkhianat. Bapak tidak menyangka akan bertemu dengan kalian semua ditambah lagi anggota IN”
ucap pak Media.
“Ya, inilah kami. em… maaf… apakah bapak punya informasi penting lainnya pak?”
ucap anton tanpa memberi jeda kepada pak Media.
Satu persatu teman kami mulai menyulut sebatang dunhill dan meminum kopi instan 98 degrees sambil memperhatikan dan mendengarkan anton yang mulai mengintrogasi.
“Yang bapak tahu, mereka akan mengadakan pertemuan dengan bandar-bandar besar di bulan kedua. Tapi sebelumnya ada pertemuan kecil di danau perumahan ELITE, bapak mendengar mereka diintai. Mereka kemudian menuduhku mengintai mereka tapi bapak membantahnya, dan mulai dari saat itu mereka mulai memandangku dengan sangat sinis, dan dimalam ini aku sudah mengira aku akan disingkirkan olehnya. Bapak sebenarnya bisa saja lari, namun jika bapak lari keluarga bapak akan menjadi sasaran mereka”
ucap pak Media.
“Ada yang mengintai?”
ucap anton dan semua sahabatku melihat kearahku.
“Iya… aku yang disana”
ucapku sambil mengangkat tanganku.
“Eh… jadi kamu orangnya? Bagaimana kamu bisa tahu keberadaan mereka?”
ucap pak Media.
“aku memiliki email dan sematpon KS yang mati dibunuh karena ingin bersaksi. Maka dari itu aku tahu apa rencana mereka”
ucapku santai.
Bugh… plak… bugh… plak… bugh… plak… bugh… plak… bugh…
“Ampuuuun bro… ampuuuun iya aku salah ndak ngajak kalian tapi itu berbahaya, aku hanya butuh informasi pertemuan besar mereka ampun brother”
ucapku sambil mringkuk mendapat pukulan ringan dari koplak.
“Anjing kamu, nanti kalau kamu ditembak bagaimana? Kalau kamu ketangkap bagaimana?”
ucap anton.
“mikir to ar mikiiiiiiiiiiir! Kamu ndak bisa menyelesaikan dengan sendirian bodoh! ******! Asu! Bajingan”
ucap wongso.
“wajah ganteng tapi gegabahan, asu tenan kamu ar!”
bentak aris dan begitu pula yang lainnya menganiayaku satu persatu.
“ya, betul…”
ucap udin.
“bahasa alien lagi”
ucap hermawan.
“asu kabeh (anjing semua), sakit tahu”
ucapku sambil memegang pinggulku.
“makanya kalau mau beraksi ajak-ajak, kalau K.O kan bisa bareng-bareng!”
bentak tugiyo.
“iya iya, besok aku beraksi bareng lagi”
ucapku.
“Jadi benar kamu ar, bapak sudah menduga. Karena memang ara pernah bercerita semua tentang kamu. dan apakah benar yang menghancurkan tukang adalah….”
ucap pak Media terhenti.
“ouh… itu kami Cuma mainan kembang api pak”
ucap wongso.
“tapi ndak mau naik keatas kembang apinya”
ucap tugiyo.
“nungsep kemarin kalau ndak salah kembang apinya”
ucap aris.
“Haaaaaaaassssh… akhirnya mereka berkurang juga, sekarang mereka Cuma bertiga”
ucap pak Media menghela nafas panjang sambil kepalanya menengadah ke atas.
“Apakah bapak bisa menceritakan kepada kami, tentang pertemuan besar itu? Dan tentunya dimana lokasinya”
ucap anton yang tiba-tiba menyela.
“Pak, kalau mau cerita sama anton buat perjanjian dulu! Awas kalau dia main game sendiri”
ucap parjo yang masih mengipasi dewo.
“eh… maksudnya?”
ucap pak Media.
“Maksudnya, saya tidak boleh beraksi sendirian dengan IN, dan harus melibatkan nyawa mereka. karena kami koplak tidak pernah menjadi kedua, harus yang pertama”
jelas anton.