Wild Love Episode 64
Tak ada lagi lagu dangdut yang menyertai perjalanan kami
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 64, Aku hanya tersenyum dan berjalan ke arahnya menepuk bahunya. Aku bersama koplak kemudian memasukan kembali tubuh yang kehilangan kesadaran itu ke dalam sedan. Anton kemudian menyupir sedan tersebut, dan si buku ikut ke rombongan pick-up. Tak ada lagi lagu dangdut yang menyertai perjalanan kami.
“tanyakan sama bapaknya, kemana tujuannya?”
ucap anton.
“hutan setelah pemukiman warga”
balas karyo.
Mobil melaju dengan cepat dan sampailah kami semua di tanah lapang royalwin indonesia 10, kecuali dewo yang malah terlihat membalas pesan masuk ke sematponnya sehingga dia terlambat di belakang. Setelah di tempat itu, kami semua turun begitu pula dengan si buku. Sibuku hanya diam, ketika kami semua berdiri di depan mobil sedan yang masih menyala lampu depannya.
“bagaimana dengan mereka, bisa saja kita ketahuan kalau misi mereka gagal”
ucap aris.
“aku sudah pikirkan itu semua, tenang saja tapi memang ada kemungkinan mereka akan tahu kalau sibuku masih hidup”
ucap anton.
“Asal identitas kita tidak diketahui oleh mereka itu bagus”
ucap wongso.
“kita habisi mereka disini saja”
ucapku.
“tidak terlalu beresiko”
ucap udin, dan membuat kami semua melongo.
“Tumben bisa ngomong din?”
ucap parjo yang menggenggam botol minuman keras.
“Ah, MATAMU!”
balas udin.
“benar kata udin, terlalu beresiko jika kita menghabisi mereka disini dan ini akan memperlihatkan bahwa bapaknya memang benar-benar berhubungan dengan pihak lain. Mereka akan berpikir kalau rencana mereka bocor karena bapaknya, itu membahayakan keluarga dari si bapak”
ucap anton membuat kami manggut-manggut.
Ciiiiiiit…. Dewo datang, langsung berjalan ke arah parjo
“Njaluk wedange, aku ngelak (minta minumnya, aku haus)”
ucap dewo yang langsung menyerobot botol tersebut dan berjalan ke arah mobil sedan.
“Wo… jangan aduh…”
ucap parjo menepuk jidatnya, ketika melihat dewo menenggak sebotol minuman keras.
Glek glek glek glek glek glek glek glek glek… dewo meminum habis sebotol minuman tersebut dan bersandar di samping pintu depan mobil dengan kaca terbuka tersebut
“Aduh…”
hanya itu ucap parjo.
“kenapa jo?”
ucapku.
“itu minuman belum tak ganti isinya, masih cong yang (minuman keras)”
ucap parjo.
“HAH! WADUH!”
teriak kami bersamaan dan menepuk jidat bersama-sama.
“hyuk… hyuk… oh bulan… datanglah padaku huoooo… ooooo… ”
dewo meracau mabuk.
“waduh, ngurusi orang gila ini”
ucap karyo.
Kriiiiiiiiiing…. kriiiiiiiiing… suara ringtone telepon masuk dari dalam mobil
“Eh… yayang telepon, mana teleponnya”
ucap dewo yang sudah mabuk tersebut memasukan setengah badannya ke dalam mobil.
“CELENG (BABI HUTAN) dewo ditarik bro”
ucap anton.