Wild Love Episode 63A
Mereka tidak tahu tentang siapa aku
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 63A, Mereka sudah mulai gegabah dengan keadaan sekarang, apalagi setelah acara pengintaianku di ketahui oleh mereka walaupun mereka tidak tahu tentang siapa aku pada saat itu. Analisaku mengenai Ayah mbak ara atau si buku adalah dia akan di habisi karena mungkin komplotan ayah curiga dengannya. Tidak mungkin pertemuan dengan penjahat-penjahat besar bisa di maju mundurkan dengan seenaknya, tapi bisa juga kalau di majukan karena mungkin kejadian malam tahun baru itu. Tapi hei! Bukit orang utan… bukit di mana jalanan mendaki tak ada tempat untuk bisa berkumpul ataupun bertemu disana.
Bukit orang utan hanya sebuah bukit dengan hutan liarnya dan pemukiman warga yang sangat jarang, tidak mungkin mereka berada di sana. Atau adakah tempat yang cocok untuk pertemuan besar? Besok pagi aku harus kesana, setelahnya mungkin aku butuh bantuan koplak, masa bodoh mereka masih piknik atau tidak. Setelah pemikiran panjang mengantarkan aku ke dalam alam bawah sadarku dan kini aku benar-benar tidak sadarkan diriku dan terlelap dalam senandung malam.
Pagi menjelang, aku segera bersiap-siap untuk melihat medan yang akan di gunakan oleh komplotan ayah. Seingatku tak ada yang istimewa di bukit orang utan hanya pemandangan indah saja, pas untuk selpi dan berfoto-foto saja. Segera aku panaskan REVIA sambil menyulut sebatang dunhill di tangan kiriku, sedangkan tangan kananku membuka update status BBM.
Status Bu Dian
Kemarin bedakku luntur gara-gara tangan
Bedak? Luntur? Apakah karena tanganku menempel di pipinya? Entah rasa penasaran yang besar membuat aku memberanikan diriku meneleponnya dengan posisi nangkring di atas REVIA yang menyala. Ku cari kontak bu dian, dengan jempol sudah siap menyentuh gagang telepon berwarna hijau, sentuh tidak sentuh tidak sentuh tidak sentuh tidak sentuh!
Tuuuut tuuuut tuuuut… klek….
Halo Ar
(Ar, tumben dia panggil aku ar biasanya mas)
Pagi bu dian
Pagi, tumben telepon ada apa? Bimbingan?
(judes amat sih ni cewek!)
Eh ndak bu cuma anu
anu kenapa? anumu ndak diservis? Terus mau cari tempat servisan yang lain lagi buat anumu biar kemana-mana bisa servis terus iya?
(Ini kenapa sih cewek! Telepon baik-baik malah nyolot! Oke aku tahu, aku memang kotor tapi ndak usah judes kenapa)
Ndak bu, Cuma mau minta maaf saja, kalau kemarin tanganku buat bedak bu dian luntur
Terus?!
(jawabnya dengan nada sedikit keras, membuat aku semakin ndak betah telepon namun aku mencoba untuk tetap tenang)
saya minta maaf untuk kejadian kemarin bu, mohon maaf, tolong dimaafkan
(dasar akunya saja yang mungkin ke ge-eran masalah bedaknya, mungkin saja dia mengusap pakai tangannya sendiri, bodoh kamu ar!)
Ya, dimaafin, aku juga bingung kenapa juga kemarin bisa kaya gitu, bikin bedak luntur saja
(tenang ar, tenaaaang!)
iya bu iya, maaf ya bu, dan mohon maaf menyita waktu ibu, saya undur diri dulu bu
mau mundur? Habis itu maju lagi gitu? Lagi diservis ya anu-nya!
(suaranya sedikit keras)
terima kasih bu… mohon maaf mengganggu saya undur diri dulu
tuuuuuut
Segera aku mengeluarkan motorku dan menutup pintu garasi
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 63A, Tanpa menunggu peresetujuan darinya aku langsung menutup telepon. Hufth… kamu itu kenapa to ya ya? Kemarin saja manjanya minta ampun, kalau memang ndak mau salim ya sudah kenapa salim?
Kalau tahu bedak kamu luntur ya ndak usah salim kan bisa… hufth… mungkin dia lagi ‘M’ jadinya judesnya setengah mati.
Tanpa undangan ka buatku kecewa (tenda biru). Ringtone HP. Bu Dian. aku terkejut dia menelepon balik.
halo bu
kok ditutup?
saya kan sudah ijin tadi bu
sudah tergesa-gesa mau servis anumu ya?
(suaranya tampak judes sekali, argh!)
…..
(aku hanya diam)
kenapa kok diam? Sudah ndak betah?
,,,,,
(aku terdiam)
lagi servis ya?
bu
apa
Bu dian kenapa? kok kelihatanya sedang tidak senang?
Memang, terus kenapa? kamu juga sudah tahu pagi-pagi waktunya berangkat kerja kenapa kamu malah telepon? Itu namanya mengganggu!
Iya bu saya salah, maka dari itu saya tadi menutup teleponnya takut mengganggu ibu
terus kalau kamu menutup telepon, semua urusan sudah selesai begitu? Kamu tahu tidak kalau gara-gara kamu telepon saya jadi terlambat?
iya bu maaf
memang maaf menyelesaikan masalah?
tidak bu
Kenapa? kok ngomongnya cuma sekecap-sekecap saja? Lagi diservis ya? Enak ya diservis sambil ganggu orang yang lagi mau kerja
Eh…
(Aku terdiam, emosiku memuncak)
Dasar bocah!
Iya bu saya memang bocah, saya hanya bermaksud meminta maaf karena kejadian kemarin, itu juga ibu yang menempelkan tangan ibu sehingga bedak bu dian luntur, saya disini menelepon ibu hanya untuk meminta maaf saja bu, dan mengkonfirmasi apakah benar karena kejadian kemarin jujur saja saya tidak bermaksud mengganggu bu dian
jadi kamu menyalahkan saya begitu? Dasar bocah
…
(aku terdiam tak tahu apa yang akan aku katakan)
kenapa diam lagi diservis ya?
bu, jika saya mengganggu ibu, kan ibu tidak perlu menelepon saya
Kamu itu sudah ganggu, terus aku harus menyalahkan siapa?
bu, sebenarnya salah saya apa bu? Kenapa ibu tiba-tiba marah kepada saya
banyak, kamu kesalahan kamu itu banyak sekali! Dan aku paling tidak suka dengan orang yang berbuat kesalahan terlalu banyak!
…
(aku tidak habis pikir wanita yang malam itu menyelamatkan nyawaku sekarang malah memarahiku habis-habisan)
kenapa diam?! Sudah skripsi tidak selesai-selesai! Mengganggu orang dipagi hari! Suka servis disembarang tempat lagi!
terima kasih bu
tuuuuut
Ku diamkan telepon pintarku, kumasukan dalam saku celana. Hanya tak ingin tahu kalau ada telepon masuk. Servis di sembarang tempat? Yang terpenting servisku bukan di bengkel abal-abal, semuanya sudah tersertifikasi ISO, masa bodoh sama kamu yan, mau ngomong apa terserah! Segera aku mengeluarkan motorku dan menutup pintu garasi. Kembali pada fokus masalah yang ada sekarang, ayah mbak ara atau mungkin lebih di kenal sebagai si buku casino de granny. Ku arahkan motorku menuju bukit orang utan untuk melakukan cek daerah, agar semua bisa di kondisikan pada saat ayah mbak ara di bawa.
Kususuri setiap jalanan bukit orang utan bahkan setiap pemukiman aku masuki hanya untuk melakukan cek keadaan. Jalan bukit orang utan di awali dengan jalan bertebing dengan jalanan yang tepat dipinggirnya adalah jurang, setelah 15 20 km dari jalan masuk bukit baru ditemui pemukiman warga. Tak ada tanah lapang dan juga tempat pertemuan strategis didaerah ini. setiap kali aku masuk ke dalam pemukiman warga banyak mata yang memandangku dengan penuh senyuman dan anggukan, seakan mereka tak peduli kalau aku adalah orang asing disini. Akupun membalas setiap senyuman yang mereka lemparkan kepadaku. Hingga akhirnya aku berhenti di sebuah warung pinggiran yang menjual lotek (buah-buahan + sambal kacang) dan juga pecel serta ada beberapa minuman yang dikenal sebagai es cao (es campur).
“Jalan-jalan gih mas?”
ucap nenek penjual.
“inggih nek, jalan-jalan lihat-lihat pemandangan”
ucapku.
Kami kemudian terlibat pembicaraan panjang lebar mengenai daerah ini.
“Kalau didaerah sini ya kalau malam mengerikan mas, tidak ada tempat buat kumpul-kumpul. Sekalipun ada ya dekat-dekat perumahan warga, kalau diluar itu tidak ada semuanya hanya hutan saja mas”
ucap nenek.
“Apa tidak ada tempat buat kumpul yang gimana ya nek, enak lah”
tanyaku.
“Ndak ada mas, kalau mas mau buat acara disini, bilang saja sama warga nanti akan dibukakan lahan”
ucap nenek.
“maksud nenek?”
tanyaku.
“ya lahan disekitar pemukiman warga yang ditumbuhi pohon-pohonan di bersihkan tapi tidak menebang pohon, jadi mas bisa kumpul-kumpul di bawah pohon”
ucap nenek tersebut.
“berarti memang nihil jika ada pertemuan disini, yang ada hanya akhir dari si buku”
bathinku.
“ya sudah nek terima kasih, berapa saya habisnya?”
ucapku.
“3500 nak”
jawab nenek tersebut.
“ini, terima kasih ya nek saya pulang dulu”
ucapku.
“iya, hati-hati nak”
ucap nenek tersebut.
Dalam perjalanan pulang aku berhenti
Akhirnya aku pulang dengan keyakinan bahwa waktu pertemuan mereka tidak akan dimajukan. Dalam perjalanan pulang aku berhenti, mengirimkan sms ke grup BBM, grup koplak. Sebenarnya ada pesan BBM masuk dan beberapa panggilan tak terjawab tapi aku acuhkan.
To : all member koplak
Kumpul
segera setelah pesan itu masuk, layar LCD-ku bergerak dengan cepat
Selang satu menit aku melihat layar LCD sematponku
Aris
Ngupil dulu!
Sudira
Iiih arya gitu deh, pasti pas lagi asyik-asyiknya servis yayangku!
Anton
Siap 76!
Karyo
Kampret kamu cat, baru saja lagi buka BH!
Dewo
Memang anjing si cat!
Mau memasukan ‘bola’ kok ya diganggu!
Parjo
Lha kampret, malah pada kenthu!
Tugiyo
Videone direkam ya, aku tak nonton ha ha ha
hermawan
aku telat, nembe ’nyusu‘!
udin
Bentar bro, masih banyak pembeli
Wongso
Kampret semua!
Segera datang, makan gratis!
Dan semua menjawab secara bergantian
ASEEEEEEEEEEK!
Wongso
MANUSIA GRATISAN!
Ku arahkan motorku dengan sangat cepat melintasi jalanan di perbukitan. Sedikit rasa kesal yang aku lampiaskan pada gas motorku, kesal karena niat baikku untuk meminta maaf malah mendapat kemarahan darinya. Dengan menekuk-nekuk motorku, akhirnya aku sampai di warung wongso . Sambil berjalan ke rumah wongso yang berada dibelakang warungnya aku membuka kembali sematponku, ada beberapa panggilan tak terjawab yang masuk.
Tapi masa bodohlah, ayah mbak ara lebih penting sekalipun dulu dia pernah akan memperkosa ibuku. walaupun seperti itu, mbak ara sudah bercerita banyak kepadaku mengenai ayahnya, yups sebuah kesalahan yang bisa diperbaiki. Aku kemudian duduk di teras rumah wongso royal win, selang beberapa saat wongso membawakan minuman dingin yang disebut dengan es teh, sebanyak jumlah koplak. Tak perlu aku ceritakan satu persatu bagaimana koplak datang. Yang jelas mereka datang dengan wajah yang sangat serius, senyum kebengisan yang aku lihat dari wajah mereka. setelah semuanya berkumpul dan duduk bersama, kami… ingat tanpa dira yang masih entah dimana.
“Ayo ngomong!”
ucap karyo.
“oke… begini…”
ucapku dengan pandangan menyebar keseluruh manusia yang berada disekitarku saat ini. setelah aku selesai bercerita sepertiga luas alas kali tinggi sama dengan volume, tanpa menceritakan kejadian di cermin darat rembulan.
“nton…”
ucap dewo.
“okay, brother. ar, jujur saja informasi yang kamu dapat lebih cepat dariku bahkan lebih komplit. Sekarang begini, jika dari cerita kamu memang benar tidak ada kemungkinan mereka akan melakukan pertemuan besar yang ada hanya mencoba menyingkirkan ayah mbak ara. Dan, apakah kamu ada informasi yang lain ar? Mungkin mengenai gelagat ayahmu atau bagaimana?”
tanya anton dan aku hanya menggelengkan kepala karena memang aku belum ingin menceritakan kejadian di danau.
“bagaimana rencanamu nton?”
ucap tugiyo.
“kita belum bisa memastikan rencananya seperti apa, kita saja belum tahu berapa orang yang akan membawa sibuku atau ayah mbak ara”
ucap anton.
“buat kemungkinan saja, kalau rencana dadakan ndak bagus tuh”
ucap wongso.