Wild Love Episode 59
Aku dan ibu bercumbu di ruang tamu
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 59, Setelah mandi kemudian aku meminta ibu untuk bersih-bersih dan menyiapkan pakaian untuk menginap di rumah tante ratna. Jadi ketika aku meninggalkan ibu sendirian pikiranku aman. Selama ibu bersiap-siap aku memesankan taksi, ya pak wan aku minta untuk mengantar ibu kerumah tante ratna. Sembari menunggu taksi datang aku dan ibu bercumbu di ruang tamu. Pak wan kemudian datang, aku antar ibu sampai di taksi Casino De Granny.
“Pak titip ibu, antar ibu kerumah tante ratna ya?”
ucap ku.
“Iya den pasti”
ucap pak wan.
Kulihat taksi itu menghilang dari pandanganku, taksi berwarna biru itu. Aku hanya berharap semuanya akan baik-baik saja. Aku kemudian kembali ke kamarku, menyiapkan penyamaran untuk besok malam, pakaian serba hitam dan juga tak lupa aku siapkan wig rambut panjangku. Serta stocking tangan berwarna hitam untuk menutupi putihnya kulitku. Entah besok akan seperti apa aku juga tidak tahu, yang jelas aku harus menghilangkan ciri-ciriku karena mungkin saja akan ketahuan.
Wiu wiu wiu wiu wiu wiu wiu wiu . ringtone HP. Tante asih.
“Halo tan, ada apa?“
“Ar, kamu hati-hati semalam ada yang mengacak-acak dokumen rumah sakit. Tapi orang itu sudah tertangkap oleh pihak rumah sakit dan diserahkan ke pihak kepolisian“
“Eh… berarti, mereka mencari tahu keberadaan Ibunya rani“
“bisa jadi, dari CCTV rumah sakit orang yang mengacak-acak dokumen rumah sakit memutari semua ruang di rumah sakit, mereka kemungkinan mencari ibunya rani“
“hmmm… okay tan terima kasih buat informasinya. Tan, bagaimana kalau mereka datang kerumah petinggi rumah sakit satu persatu”
“tenang saja kamu ar, tante sudah pindah kok sejak kemarin sore setelah diberitahu rani tentang kematian pembantunya”
“pindah?”
“ya, tapi bukan tante yang pindah, tante pindahkan rani dan ibunya ke tempat yang lebih aman. Dia di rumah mertua om kamu yang diluar kota jadi kamu tenang saja. Karena jika tante ikut pindah akan terlihat mencurigakan”
“iya tan, bagus kalau begitu”
“kamu hati-hati ya ar”
“iya tan”
tuuuuuuuuuuuut.
Selepas telepon dari tante aku hanya bisa menduga-duga mengenai apa yang akan terjadi berikutnya. Jika mereka semakin brutal, bisa jadi aku akan mati dalam waktu dekat. Tapi tidak, aku tidak ingin kehilangan orang-orang yang aku sayangi lagi. Mereka harus lebih dulu aku lumpuhkan baru kemudian aku. Rasa lelah pertempuran dengan ibu, dan rasa tidak sabar dalam dadaku untuk menunggu besok. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja agar waktu berjalan lebih cepat.
Hari-H malam pergantian tahun di mulai dari pagi hari
08:00
Aku bangun pagi, ku telepon ibu. Ibu kemudian menyampaikan sesuatu dengan candanya. Kata ibu, ibu pura-pura jengkel kepada ayah yang jarang pulang dan jarang membelai ibu. kata ibu, ayah malah sedikit salah tingkah ketika ibu marah. Dan menurut penuturan ibu, ayah memperbolehkan Ibu menginap lagi sampai batas waktu tidak di tentukan. Plong rasanya, tapi aku sedikit ngambek ketika mendengar ibu minta jatah. Ibu kemudian menenangkan aku dengan kata-kata ‘Cuma untuk kamu sayangku’. Begitulah ibu dia juga tidak lupa mengingatkan aku untuk sarapan. Kubuka email dari om nico.
[email protected]
Ingat besok malam, gunakan email sebagai alat komunikasi
Hati-hati dengan buku.
Buku? Ayah mbak ara? Mungkinkah dia benar-benar akan di singkirkan? Itulah pikiranku ketika membaca email om nico. Well, aku harus lebih bersabar. Sambil bersandar di sofa ruang keluarga aku menonton acara kesukaanku, teletabis, acara anak-anak ow owwww… sedikit refreshing untuk menghilangkan kegelisahan hatiku.
11: 00
Aku tidur siang menyiapkan tenaga untuk nanti malam. Tak ada yang tahu rencanaku kecuali aku sendiri.
17:00
Aku bangun, segera aku menelepon pak wan untuk mengantarku. Tapi sebelumnya aku menelepon ayah untuk minta izin bermalam tahun baruan bersama teman-temanku.
“Halo”
“Romo, Arya mau minta izin malam tahun baruan bareng teman-teman”
“ya, dimana?”
“di kampus romo, di rektorat bareng sama teman-teman SMA, kan mereka juga teman universitasku juga romo. Terus habis malam tahun baruan paling aku tidur di rumah temanku romo, boleh?“
“ya ndak papa, dah dulu”
“Iya romo”
Seandainya aku sering kerumah kakek-nenek
Beberapa saat kemudian pak wan datang, aku kemudian meminta pak wan mengantarkan aku ke rumah makan, mengisi energi. Sesampainya di warung makan aku mengajak pak wan juga untuk makan. Sambil makan aku dan pak wan berbincang-bincang.
“den, apa rencana aden sebenarnya dengan membawa tas besar itu?”
tanya pak wan.
“Pokoknya pak wan santai saja, aku ingin memata-matai mereka pak… akan ada pertemuan di danau perumahan elite”
ucapku.
“Tapi den, sebaiknya aden bawa teman-teman aden juga”
ucap pak wan.
“Jangan pak, terlalu beresiko, jika terlalu banyak yang datang akan menimbulkan curiga”
ucapku.
“Baiklah, terserah aden… pokoknya aden harus hati-hati, aden sama keras kepalanya kalau mau berbuat yang berbahaya”
ucap pak wan.
“Sama seperti siapa pak?”
ucapku.
“Tuan wicak…”
ucap pak wan membuatku sedikit tertegun dan kemudian tersenyum.
“Kok bisa?”
ucapku.
“Ya bisa, tuan wicak itu dulu pernah nyari anak hilang di lereng bukit. Dia merasa itu adalah tanggung jawabnya sebagai kepala desa. Ketika itu warga sudah menyerah tapi tuan wicak masih terus mencarinya hingga 2 hari 2 malam. Ya walaupun akhirnya ketemu, waktu itu tubuh tuan wicak tampak lusuh dengan membopong anak kecil itu. Dia benar-benar kepala desa yan sangat kami kagumi dan kami hormati. Dan masih banyak lagi cerita keras kepala tuan wicak, tapi itu semua demi kebaikan warga dan warga hanya bisa geleng-geleng kepala saja”
ucap pak wan.
Senyumku adalah senyum bangga ketika mendengar nama kakekku. Kakek dari ayahku, wicaksono nama belakangku. Seandainya aku sering kerumah kakek-nenek dan tak ada hal seperti ini mungkin aku akan lebih tahu kehebatan kakekku. Kakek warno saja sudah keren di tambah lagi kakek wicak.
“Dan mereka berdua ada didalam diri aden”
ucap pak wan.
“Eh…”
aku terkejut dari lamunanku.
“Ya, mereka berdua tuan wicak dan tuan warno, semuanya ada didalam den arya”
ucap pak wan.
“ehem…. jangan samakan aku dengan kakek-kakekku pak wan, mereka lebih hebat”
ucapku sambil menelungkupkan sendok dan garpuku dan ketika hendak berdiri untuk ke kasir.
“Iya den, aden dan kedua kakek aden memang tidak sama, tapi yang namanya berlian tetaplah sama”
ucap pak wan yang aku pandang sejenak, kemudian dia berdiri dan menepuk bahuku dan berbalik meninggalkan aku.
“Saya tunggu di taksi den”
ucap pak wan.
“Iya pak”
ucapku kembali melanjutkan langkahku ke kasir tak lupa aku memesan makanan dibungkus untuk nanti malam.
Pak wan, pak wan mungkin itu yang kamu lihat di depan matamu tapi kau tidak pernah tahu apa yang aku lakukan di belakang bersama ibu dan wanita-wanita lain. Aku berlian yang kotor mungkin itu lebih pantas. Setelah makan aku dan pak wan ke perumahan ELITE royalwin indonesia1. Jauh dari perumahan elite aku menyuruh pak wan untuk berhenti.
“Pak berhenti disini saja, aku tidur dulu ya pak, nant kalau jam 10 aku dibangunkan”
ucapku.
“Iya den beres”
ucap pak wan.
“Kalau pak wan mau beli apa, bilang saja sama pak, nanti aku yang bayarin”
ucapku.
“Ha ha ha ha… aden ndak usah mikir itu den, dah tidur dulu untuk nanti malam”
ucap pak wan.