Wild Love Episode 58

Kedua siku tangannya berada pada pahanya

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 58, Mereka bertiga kemudian menjauhkan kepala mereka. Wongso memangku dagunya, anton bersandar menerawang ke langit, sedangkan aris, kedua siku tangannya berada pada pahanya dengan kepalanya menunduk ke bawah Casino De Granny.

“Dimana dia sekarang?”

ucap anton.

“Rani… tidak tahu keberadaanya, setelah kejadian malam itu… eri di bawa ke daerah dimana dia tidak mengetahuinya, jika suasana mulai reda dia akan dibawa kembali kerumahnya oleh Ayahnya. satu hal lagi, dia dijaga oleh body guard…”

lanjutku.

“terus apa yang harus kita lakukan?”

ucap aris.

“Tidak tahu, eri tidak tahu keberadaan dirinya, kemungkinan dia disekap dalam kamar, itu hanya asumsiku. Jika dia tidak disekap dalam kamar mungkin dia tahu keberadaannya dan bisa mengatakannya kepada rani”

ucapku.

“menurutku tidak, dia tidak mengatakan keberadaanya karena dia tidak mau membahayakan orang lain yang mau menolongnya”

ucap wongso. Kata-kata wongso ada benarnya dan membuatku sedikit termenung.

“Mungkin ada baiknya kita menunggu…”

ucap anton.

“Maksud kamu?”

ucap aris dan aku secara bersamaan.

“lelaki yang terbunuh dipinggiran sawah adalah pembantu dari rani”

ucap anton.

“bb bb bagaimana kamu bisa tahu?”

ucapku.

“Guoblok! Ya aku tahu to kang mas aryaaaaaaa… kamu tahu sendiri aku ini siapa?”

ucap anton membuatku betepuk jidat.

“benar kata anton, kita hanya bisa menunggu… jika kita tahu dia berada diluar daerah kita, kita tidak bisa menguasai medan dan bisa membuat kita terbunuh”

ucap wongso.

“ya betul”

ucap aris.

“dan kamu suruh rani untuk selalu menghubungi dan mencari informasi dari eri”

ucap anton.

“ya betul”

ucap aris.

“agar kita bisa tahu pergerakan mereka”

lanjut anton.

“ya betul”

ucap aris.

“bisa ndak sih kamu kasih saran ndak Cuma bilang ya betul ya betul terus”

ucap wongso kepada aris.

“ya betul.. eh…”

ucap aris.

Plak..! tamparan ringan dari anton untuk kepala aris.

“aduh… lha aku harus ngomong apa? Kalian kan lebih berpengalaman?”

ucap aris.

“Dasar! Bisnismen keris!”

ucapku.

“ya betul”

ucap aris.

“KAMPRET!”

bentak kami bertiga, membuat aris melompat menaiki kursi.

“ya betul”

ucap aris kembali keluar.

Ya, mungkin memang ada benarnya juga. Kami harus menunggu karena di daerahku ini semua jalan susah kami kuasai. Paling tidak kami hafal jalan seandainya kami harus berlari-larian kesana kemari. Tiba-tiba sebuah taksi datang ke warung wongso, tepat berada di kiriku dan wongso yang duduk menghadap ke warung. Kami semua yakin itu bukan taksi pak wan. Semua perhatian kami tertuju pada mobil taksi itu ketika pintu belakang mobil yang dekat dengan kami terbuka sedikit. Sebuah kaki putih nan jenjang keluar terlebih dahulu diikuti dengan tangan kanan sang pemilik kaki dimana sebuah tas kecil menggantung di tangan kanannya. Wanita itu dengan rambut panjang bergelombang berdiri di samping pintu mobil. Tangan kirinya menyibak rambut yang menutupi bahu kirinya. Matanya yang indah dengan bulu mata buatan dan sedikit eye shadow menghiasi matanya. Dadanya yang sedikit terbuka tampak sangat membusung membuat mata kami semakin terpana akan keindahan dari buah yang tumbuh di dadanya itu.

Wanita itu kemudian berbalik

Brakkk… pintu mobil taksi ditutupnya dengan sangat kasar, membuat kami semua yang sebelumnya terpesona sedikit kaget. Wanita itu kemudian berbalik dan berjalan menuju ke arah kami dibarengi dengan mobil taksi yang mundur untuk meninggalkan warung wongso. Wanita dengan pakaian sangat terbuka ini berdiri di dekat kami dan kami memandangnya dengan penuh takjub akan kecantikannya.

“Halo ganteng-ganteng sayangku muach muach…”

ucap wanita tersebut dengan tangan kirinya mentowel pipi kami sati persatu. Dan kami tahu siapa wanita ini.

“DIRA?!”

teriak kami bersama, brakkkk… kami terjatuh bersama-sama.

“iiihhh.. segitunya deh kalau lihat dira, terpesona ya?”

ucap dira sedangkan kami mulai berdiri dan duduk kembali ke tempat kami.

“beneran kamu dir? Gila kamu dir! Bisa-bisanya jadi kaya gitu?!”

ucap anton.

“Bisa dong kan teruntuk cintaku eko… gimana cantik kan?”

ucap dira.

“HUEEEK!”

teriak kami bersama-sama.

“iiih… cantik yah?”

ucap dira.

“HUEEEEEEK!”

teriak kami bersama-sama lagi.

“owalah dir… dir… jaman kamu SMA itu banyak cewek yang suka sama kamu, saiki malah kamu jadi cewek… owalah yooooo yooooo….”

ucap ibu wongso yang berada didepan pintu warung yang sudah sepi ini.

“DIRA! Kamu itu… iiiih… itu berlebihan tahu!”

ucap asmi yang keluar sambil menunjuk pada bagian dada dira.

“iiih jeles ya kamu say, punyaku lebih indah kan hi hi hi”

ucap dira.

“sudah… sudah, asmi ayo masuk saja, ndak usah ngurusi dira bisa sampe tahun batu juga ndak bakal selesai”

ucap ibu wongso yang kemudian menarik asmi masuk kembali ke warung.

“Dasar gila kamu, bisa-bisa diperkosa kamu dijalan!”

ucap wongso.

“Bisa dijadikan kambing peliharaan kamu dir”

ucap aris.

“Parah… parah… kamu dir”

ucapku.

“jangan gitchu dong ganteng… dira kasih yang spesial deh buat kalian”

ucap dira sambil membalikan tubuh.

“Nih disini cyiin, sepuasnya tapi jangan yang didepan ya karena yang didepan buat cintaku eko”

ucap dira sambil menunjukan anusnya.

“HUEEEEEEEEEK!”

teriak kami bersama.

“Hi hi hi hi hi… tenang saja cyin ini operasinya belum selesai nanti kalau udah selesai pastinya lebih bagus dari ini hi hi hi”

ucap dira yang memamerkan tampilan barunya ke kami. sambil berputar-putar memperlihatkan tubuhnya ke kami.

Ya… walaupun dia sableng bahkan sampai harus operasi tapi dia tetap sahabat kami. sahabat yang selalu membuat suasana kembali menjadi indah dan riang. Dia tidak pernah marah walaupun kami membully-nya berkali-kali. inilah sahabat-sahabatku, keluarga keduaku. Obrolan ringan berlanjut hingga beberapa gelas kopi gratis dari warung wongso berjajar di sebelah kami. Walau kami bisa tertawa hingga terbahak-bahak hingga kami bisa terjengkang ke belakang, tetap saja dalam tawa kami ada sedikit ke khawatiran. Dan yang paling jelas terlihat adalah aku, wajahku, rautku, mimik mukaku menunjukan bagaimana aku sangat khawatir tentang Eri.

Jika rani mungkin aku tidak begitu khawatir karena dia ada bersama tanteku. Memang mereka adalah sahabatku, dan mereka tahu akan perasaanku saat ini. mereka selalu mencoba menenangkan aku dari setiap canda kami, mereka selalu bilang kalau mereka ada untuk aku. Apapun kesulitanku pasti akan mereka bantu apapun caranya. Aku hanya tersenyum mendengarkan celoteh mereka. Hingga tengah malam, Satu per satu dari kami mulai menguap dan akhirnya kami mengakhiri tongkrongan kami. aku pulang dengan membawa segudang pertanyaan yang membingungkanku. Hingga di rumah di dalam kamar, aku rebah dengan segudang pertanyaan dan sejuta rasa lelah.

Royal win indonesia entertainment | Iroha suzumura 1 | Wild love 58
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment judi online & slot online yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler
Pages: 1 2

You may also like...