Wild Love Episode 56
Wild Love (Episode 56)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 56, pagi menjelang, Ibu rani siuman dan sadar setelah operasi semalam. Dengan segera tante membawa rani beserta ibunya ke rumahnya. Pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit dan penghuni rumah sakit melakukan aktifitas, kami semua sudah sibuk mempersiapkan kepergian rani dan Ibunya kerumah tante asih. Sebenarnya kami ingin segera pulang kerumah, namun rani memintaku untuk mengambil beberapa barang di rumahnya.
Ya, sebelum polisi melakukan menemukan dan mengidentifikasi mengenai mayat yang akan mereka temukan. Segera aku dan koplak ke rumah rani dengan membawa mobil, motor kami tukar dengan mobil pikep (pick-up) wongso. Sesampainya di pos satpam kulihat dua orang satpam masih teler. Langsung kami menuju rumah rani beberapa barang berharga, dokumen serta beberapa foto kami ambil, hufth seperti orang mau dagang saja. Dan kemudian ku antar kerumah tante asih.
“Kakak-kakak, terima kasih ya”
ucap rani dengan senyumannya setelah kami bergotong royong memasukan barang-barangnya.
“Iya…”
teriak kami semua, yang melangkah meninggalkan rumah dan aku paling belakang.
“Kak arya…”
ucap rani sedikit pelan.
“Terima kasih…”
ucap rani yang berlari dan kemudian memelukku.
“Iya sama-sama adikku”
ucapku.
Aku dan koplak kemudian akhirnya pulang menuju kerumah masing-masing. Sebelumnya kami kembali ke rumah wongso untuk mengambil motor kami. Perjalanan pulang kerumah aku ngebut secepat-cepatnya, sudah tidak tahan lagi dengan rasa kantuk. Sesampainya di rumah, aku langsung buka pintu gerbang dan kututup lagi. Kuparkir motorku tanpa harus memasukannya ke dalam garasi. Tak ada mobil ayahku, sama seperti sebelum-sebelumnya. Aku langsung menuju ke pintu rumah.
“Kamu baik-baik saja sayang?”
ucap Ibu dengan wajah gelisahnya, dengan kebaya berwarna hitam menerawang berbalut jarit yang benar-benar membuatnya semakin mengagumkan.
“Eh… Ibu”
aku terkejut.
“Sudah masuk dulu sayang”
ucap Ibu, ingin sekali aku memeluknya dan melepaskan hasratku ketika melihat tubuh seksi ibu dari belakang.
Aku kemudian masuk lalu kututup pintu dan duduk di kursi ruang tamu begitupula dengan ibu duduk di kursi sebelah kiri depanku.
“Ibu tahu?”
ucapku.
“Tante asih cerita sama ibu”
ucap Ibu.
“Tenang saja bu, arya baik-baik saja. Kan ada koplak he he he”
ucapku.
“Yang penting kamu hati-hati ya sayang”
ucap Ibu.
“Iya ibuku yang cantik”
ucapku yang tersenyum kepadanya, kami kemudian saling pandang.
Dalam hening kami saling bertatapan. Ibu kemudian tersenyum, matanya menyipit. Aku lalu berdiri dan kugeser meja di depanku. Aku berada di depanku dan berdiri memandang ibu yang sedang duduk di depanku. Perlahan dan Begitu lambat, tubuh ini membungkuk dan kudaratkan ciuman di bibirnya. Di balasnya ciuman itu dengan ciuman lebih hebat dari ibu. Lelah tubuhku hanya inginkan tubuh Ibu. Di peluknya kepalaku dengan kedua tangannya dengan sangat erat.
“Puaskan dirimu, kau masih kekasihku sekarang, aku akan menurutimu sayangku”
ucap Ibu.
“Iya, bu… sayangku… arya sudah kangen sekali”
ucap ku.
“Kamu ingin apa, kekasihmu ini akan menurutinya”
ucapnya.
“Aku ingin menjelajahi tubuhmu, sudah lama aku tidak menjelajahinya”
ucapku.
“Lakukan, ibu akan menurutinya…”
ucap Ibu dengan desah dan kami kembali berciuman.
Kudorong tubuhnya perlahan
Kedua tanganku meraba bukit kembar milik ibu, aku remas secara perlahan. Keras, karena masih tertutup oleh bungkusan kemben di dalamnya. Ciumanku semakin turun kebawah, keleher ibu. Desahan-desahan nafas menambah birahi kami semakin meningkat. Kujilati leher jenjang itu hingga bagian belahan susu ibu. susu yang tampak menyembul dari kebaya yang seksi ini. jilatanku, ciumanku masih berputar-putar di arean belahan susu ibu, dan remasan lembut tanganku masih berada di susu ibu. kudorong tubuhnya perlahan, kuangkat kedua kakinya sembari menyingkap jarik yang melilit pinggang hingga kaki bagian bawahnya. Ibu mengangkat sedikit pinggulnya dengan bantuan kedua tangannya. Yupz, tak ada Celana Dalam. Setelah jarik ibu sudah berada di pinggangnya, aku lebarkan kedua kakinya, kaki kanan tetap berada di lantai yang satu aku posisikan menekuk dan bertumpu pada kursi Casino De Granny.
“Ayo nak, kamu kangen kan sama tempik ibu?”
ucap ibu.
“kangen bu, sudah lama aku ndak mainin ini tempik, apa kabarnya tempik ibu ini?”
ucapku nakal.
“Kangen sama kamu, tambah sempit nanti kalau kamu masuki”
ucap ibu.
“Masuki pakai apa bu?”
ucapku.
“pakai kontol anakku sayang ini… ayo jangan dilihati nak, kan bukan film”
ucap ibu.
“memang mau diapakan bu?”
ucapku.
“iiih… nakal deh, tempik ibu pengen dijilati sama kamu anakku sayang, mmmmhhhh….”
ucap ibu disertai desahan, kudekatkan wajahku ke vagina ibu.
“Wangi sekali slurrp… slurrrp…”
ucapku kemudian menjilati vagina seperti halnya eskrim.
“Khusus buat kamu emmmmhhhh nak… jilathhhhhh…ti terus nak ibu benar-benar kangenhhh sama kamuwh… owhh….”
racaunya.
Lidahku kemudian aku julurkan dan bermain di itil ibuku. Jari tengah kanan mulai aku masukan dan kumainkan di bagian bawah vaginanya. Lama dengan posisi itu, aku kemudian menusukan jari tengah kananku lebih ke atas, dan aku korek-korek dinding atas bagian dalam vagina ibu.
“Owhh… yah disitu nak enak banget owhh… terusshhh… mmmmhhh…. lebih kuat, mainkan sesukahhhhmuhhh owhhh… iya anakku begitu… mainkan tempik ibumu yang kering itu owh…”
racaunya, yang membuat aku semakin bernafsu dan semakin kuat dalam mengocok vaginanya.
“Arghhh… lebih cepathhh lebih cepat…. tempik ibu mau muncrat…. arhhh… terus kocok tempik ibu nak… sedot lebih kuat itil ibumu itu owhh… yah terussshhhh…”
racaunya, dengan tubuhnya semakin tegap dan bergoyang.
“Arghhhhhhhhhhhhhhhh…..”
teriaknya dengan tubuh mengejang beberapa kali, aku hanya diam dan kemudian berdiri melihat ibu yang mengejang merasakan nikmat.
“kamuhhh nakal anakku erghh… egh… eghh… egh…”
ucapnya dengan tubuh sedikit mengejang, setelah beberapa saat tubuh ibu kemudian maju dan meraba selangkanganku.
“yang didalam kangen ndak ini hashhhh…”
ucap ibu.
“kangen banget, kangen bibir, sama tempik Ibu”
ucapku.
“pengen diapain”
ucap ibu sambil memandangku ke arahku, senyuman nakal terlukis di bibirnya.
“Pengen dijilati sama diemut sama bibir kamu ibuku, owhhh…”
desahku yang merasakan rangsangan ketika jari-jari itu mulai bergerak disekitar selangkanganku.
“begini ya”
ucap Ibu yang kemudian membuka resleting celanaku, tanpa berlama-lama.
Di pelorotkannya celanaku sekaligus celana dalamku. Tangan ibu memegang kedua pahaku, dan bibirnya mulai menciumi ujung kepala dedek arya. kadang lidahnya di keluarkan dan bermain-baim di lubang pipis dedek arya. ah, ternyata aku menyukai posisi ini, tapi akan terasa lelah jika aku harus berdiri.
“bu, aku duduk ya, ibu dibawah”
ucapku.
“he’em… apapun maumu anakku”
ucap ibu.