Wild Love Episode 54
Wild Love (Episode 54)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 54, sebuah rencana yang secara garis besar sudah aku ceritakan tapi bagaimana nantinya aku tidak tahu. Yang aku tahu, kami berangkat untuk membunuh beberapa orang. Mungkin aku bisa di samakan dengan Ayahku tapi biarlah orang yang menilai aku tidak peduli. Saat ini, sekarang ini yang aku tahu hanya menolong rani dan ibunya. Kami sekarang berada tidak jauh dari pos satpam perumahan arwah.
Mobil Apanza hitam berada di depan kami bersembilan yang membawa motor 250 CC, berpakaian serba hitam. Dengan membawa mikropon untuk bisa saling berhubungan satu dengan yang lainnya, kami bercakap-cakap. Hingga Rani mengirimkan BBM yang isinya Ayah telah pergi. Sejenak kami menunggu 3 mobil keluar, dan aku mengatakan kepada koplak bahwa mobil itu yang aku lihat tadi pagi.
Setelah mobil itu keluar, melewati kami dan menjauh anton keluar memastikan semuanya aman. Kemudian sudira dengan pakaian seksi berwarna hitam dengan belahan dada yang wah menggiyurkan berjalan berlenggak lenggok ke arah pos satpam. Tak tahu apa yang di lakukan oleh sudira karena memang terlalu jauh jarah kami, kira-kira 100 meter dari pos satpam.
Yang terlihat adalah sudira berada di antara dua satpam, dan tiba-tiba kepala kedua satpam itu tampak menunduk ke daerah dada sudira. Dan tiba-tiba satpam sudah tidak tampak lagi, sudira kemudian keluar dan melambaikan tangan. Tanda untuk kami segera menuju kearahnya, kami semua kemudian bergerak secara serempak menuju arah sudira. tampak sudira sedikit kesal ketika hendak masuk ke dalam mobil.
“iiih… tuh satpam ganas deh, masa puting dira digigit hi hi hi”
ucap dira ketika membuka pintu mobil.
“sudah cepat masuk woi!”
ucap anton.
“iya ndak sabaran sih, ntar dira kasih servis deh he he he”
ucap dira.
“hueeeeeeeeeeeeek…”
ucap kami serempak.
Terlihat satpam tidak sadarkan diri, entah apa yang di lakukan sudira. Yang jelas, setelah menggigit puting dira mereka pingsan. Bodohlah, segera kami bergerak menuju ke rumah rani. Mobil melaju terlebih dahulu dan berputar berhenti di sebrang jalan. Agar lebih mudah untuk bergerak terlebih dahulu. Segera aku menelepon rani, rani segera keluar dan membukakan pintu gerbang.
“Ayo cepat!”
teriakku kepada teman-temanku, masing-masing ada yang tinggal di motor dan yang membonceng turun masuk kerumah rani kecuali aku. Aku ikut masuk ke dalam.
Kunyalakan motor 250 CC
Segera kami masuk kedalam rumah rani. Kami angkat tubuh ibu rani dari dalam kamar menuju mobil. Rani tampak sedikit cemas dengan aksi kami, tapi di sela-selanya aku menenangkan rani. Ibu rani tampak menangis tapi kami berusaha menenangkannya. Tak ada kata-kata yang terucap di antara kami selama kami beraksi. Talk less do more!
“hati-hati…”
ucapku yang membopong ibu rani bersama tugiyo, aris, joko.
“ran, kamu ke mobil buka pintu mobilnya cepat”
ucapku, Setelahnya kami segera membopong ibu dan memasukannya ke dalam mobil.
“terima kasih nak…”
ucap ibu rani.
“sudah ibu tenang saja, malam ini ibu akan sembuh”
ucapku.
“yoi bu”
ucap anton.
“segera kembali ke posisi sayang”
ucap sudira.
“cepat kalian kembali”
ucap udin.
“terus aku bagaimana ar?”
ucap rani.
“kamu bonceng aku”
ucapku.
Segera kami bergerak cepat ke arah motor kami. rani berjalan di belakangku dan kuserahkan helm yang sudah aku bawa sebelumnya. Kunyalakan motor 250 CC, dan Ketika hendak menarik gas terdengar teriakan dari belakang. Kami menoleh kebelakang, sebuah mobil bergerak yang semula lambat bertambah sedikit cepat.
“Hai berhenti!”
teriak seorang yang kepalanya keluar dari pintu depan mobil, tukang ayah rani.
“rani kembali atau ibu kamu akan mati!”
teriaknya.
“Ayo ar, cepat jalan!”
teriak wongso yang sudah menarik gas motornya.
“Ar itu Ayah”
ucap rani yang sudah dibelakangku, segera aku menarik gas motorku.
“wes to lhek dang nyikep (sudah to segera peluk aku)”
ucapku, rani kemudian memeluk tubuhku dan kutarik gas motor dan berputar melewati median jalan.
“Berhenti atau kubunuh kalian”
ucap tukang yang semakin mendekat, kulihat sekilas ada dua mobil dibelakang mobil tukang.
Kaca mobil anton terbuka.
“PLAN C”
ucap anton.
Kami kemudian berhenti menunggu ketiga mobil itu bergerak memutar sedangkan mobil anton sudah terlebih dahulu bergerak menjauh. Ketika 3 mobil di belakang kami mendekat kami tarik gas dan melaju menjauh. Dengan posisi kami melaju, tugiyo sedikit membalikan badannya ke belakang Casino De Granny.
“FUCK YOU!”
teriak tugiyo dengan mengacungkan jari tengah tangan kanannya.
“Kejar mereka!”
teriak tukang kepada dua mobil dibelakangnya.
“ingat arah tujuan kalian pergi”
ucap anton di mikrophone kami.
“roger danuarta bro!”
ucapku.