Wild Love Episode 53
Hingga mata ini terlelap
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 53, Kami kemudian bubar, mempersiapkan diri untuk nanti malam. Sedangkan aku tetap berada di rumah wongso. Setelah semua bubar hanya aku sendiri berada di ruang tamu, wongso kembali membantu ibunya di warung. Aku percaya pada mereka namun aku masih tidak tega jika harus melibatkan mereka tapi sudah tidak ada lagi yang bisa membantuku kecuali mereka. Hingga mata ini terlelap dan tak tahu apa yang akan terjadi di royalwinindonesia10.
18:00 Waktu setempat
Aku terbangun, dan aku sudah mendapati mereka semua berada di rumah wongso. Mereka semua berpenampilan serba hitam, dengan jaket hitam, sarung tangan hingga sepatu cat warna hitam. Anton kemudian melemparkan pakaian kepadaku, dan segera aku berganti pakaian di kamar wongso. Kulihat sebuah BBM dari Rani,
From : Rani
Ayah akan keluar jam 8
To : Rani
Ada yang jaga rumahmu?
From : Rani
Tidak ada, biasanya mereka semua pergi bersama ayah
To : Rani
Oke, rileks and believe me, okay?!
From : Rani
Okay
18:15 Waktu Setempat
“Aku mendapat BBM dari rani, ada kemungkinan mereka semua keluar. Oia, rumah rani ada diperumahan Arwah (Asri Ramai Mewah) jadi ada penjaga”
ucapku, anton memandangku dan mengangguk.
“okey, kita mulai, karena ada kemungkinan rumah tanpa penjagaan…”
ucap anton.
“dengarkan koplak…”
ucap anton kembali.
“siaaaaaaaaaap!”
teriak kami bersamaan.
“Diluar sudah ada mobil, aku, sudira dan udin akan berada didalam mobil membawa Ibu dari rani. Dan ada 5 motor, motor 1 wongso akan bersama tugiyo, motor 2 aris bersama dewo, motor 3 parjo dengan karyo, motor 4 hermawan dan joko, dan motor 5 kamu sendiri ar, kamu akan memboncengkan rani. Plan A, Jika nanti ternyata rumah ada penjaga, maka kita akan mengobrak-abrik rumah rani dan ingat kill them all, no matter what! Plan B, jika mereka keluar semua, kita bisa langsung mengambilnya dan membawanya ke rumah sakit, dan kita harus kembali kerumah mereka memancing mereka berlima untuk mengikuti permainan kita. Plan C, jika kita ketahuan sebisa mungkin kita lakukan permainan kita di jalan raya, untuk membuat mereka menghembuskan nafas terakhir”
lanjut anton.
“permainan seperti apa?”
ucapku.
“motor 1 dan motor 2 menuju bukit komodo, motor 3 dan 4 menuju bukit cendrawasih, dan kamu arya menuju bukit bacusa. Ingat jika plan A dan B semuanya gagal terus kita ketahuan entah ketahuan seperti apa, sebisa mungkin pancing mereka semua jangan buat kericuhan disekitar perumahan, karena bisa jadi warga akan keluar dan semua rencana kita gagal, Plan C adalah rencana di jalan, mengerti?!”
ucap Anton.
“mengerti!”
teriak kami.
“Le, di ombe! Eling, yen nulungi wong kudu sak rampunge ojo sampe mandek ning tengah-tengah (nak, di minum! Ingat, kalau menolong orang harus sampai selesai jangan sampai berhenti di tengah-tengah)”
ucap Ibu wongso sambil meletakan minuman hangat.
“Siap!”
ucap kami serempak.
“Dir, satpamnya aku serahkan kepadamu, ini”
ucap anton sambil melemparkan sesuatu entah apa itu. Kami berangkat sesuai dengan posisi yang telah dijelaskan oleh anton.
“Ar, aku sudah menghubungi pak wan…”
ucap wongso.
“oh… berarti dia?”
ucapku, kemudian wongso berbisik kepadaku.
“okay…”
ucapku.
“sayang-sayangku jangan lupa bawa tasnya ya”
ucap sudira.
“Weeeeeeeeeeeek…”
ucap kami serempak.
“iiih jual mahal deh kalau sama sudira… sebel”
ucap dira di akhiri gelak tawa kami.
Bagaimana nanti?! Who’s know… kami berangkat tepat pukul 19:00 dan sampai di depan gerbang perumahan mewah tepat 19:30 Waktu setempat.