Wild Love Episode 53

Aku kemudian menunduk

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 53, Setelahnya kami berpisah, aku segera kembali ke rektorat mengambil REVIA. Dengan langkah cepat dan wajah seriusku aku melangkah dengan tergesa-gesa. Namun, semua itu terhenti ketika aku bertemu dengannya, dengan bu dian. kami bertemu ketika aku berjalan menuju rektorat. Kami saling bertatapan, tak ada orang disekitar kami. aku kemudian menunduk tak berani aku melihatnya. Kemudian aku melangkah mencoba melewatinya Casino De Granny.

“Bolehkah aku melihat senyummu?”

ucapnya tiba-tiba, membuat aku berhenti tepat disampingnya. Aku kemudian menoleh dan tersenyum kepadanya, dia memandangku dengan senyuman indahnya.

“terima kasih…”

ucapnya kembali menghadap ke depan.

“Sama-sama…”

ucapku dengan pelan kurahkan pandanganku ke depan.

“Jangan jauh…”

ucapnya pelan.

“Aku tidak tahu… Maaf…”

jawabku sambil melanjutkan langkahku.

“Apakah bocah SMP itu masih menyimpan perasaanya sampai saat ini?”

ucapnya.

“aku tak tahu…”

ucapku menghentikan langkahku dan kemudian melanjutkannya lagi.

Tak ada kata-kata lagi dari kami berdua, aku menoleh kebelakang sambil berjalan. Saat aku tahu dia akan menoleh kebelakang, aku mengarahkan kembali pandanganku kedepan.

“Hati-hati…”

teriaknya, aku mengangkat tangan kananku dan mengacungkan jempol.

“Maafkan aku, aku benar-benar belum siap berhadapan denganmu. Maafkan aku…”

bathinku.

Di atas REVIA pun aku termenung sesaat menyaksikan bu dian yang kutemui baru saja. Lama aku termenung hingga melamun, dengan pikiranku masih berputar-putar di sekitar bu dian. sesaat kemudian aku tersadar dan aku tepuk-tepuk kedua pipiku. Segera aku bergerak menuju ke warung wongso.

13:30 Waktu setempat
Wongso sudah berada di warungnya, tak ada tegur sapa diantara kami. pandangan mata kami berdua ketika berhadapan sudah cukup mengatakan bahwa akan ada “death game” malam ini. tapi entah apa rencanaku, aku benar-benar tidak tahu. Aku duduk termenung di depan rumah wongso yang berada di belakang warungnya. Dengan langkah santai wongso memberiku sebungkus rokok dunhill dan segelas teh hangat.

“Rileks, we will make it brother!”

ucapnya dengan senyuman dan dia kembali di tempat pencucian piring.

12 orang anggota geng koplak

13:40 Waktu Setempat
Karyo, parjo, tugiyo, karyo datang dengan dua motor. Tanpa ada pembicaraan mereka langsung duduk di lantai ada juga yang duduk di kursi. Kami semua diam menungu kehadiran yang lain. Tak ada tegur sapa diantara kami, awalnya mereka tersenyum namun wajah mereka kembali datar ketika melihat raut mukaku. Wongso kembali datang membawa empat gelas minuman hangat untuk mereka berempat dan kembali lagi ke dalam warung membantu Ibunya, disitu tampak asmi sedang berada di dalam warung. Tapi ada rasa keengganan untuk menyapa kami ketika melihat wajah seriusku dan juga yang lain

13 : 50 Waktu Setempat
hermawan, dewo, aris, anton, joko, sudira datang mereka melihat kami berlima sudah berada di rumah wongso. Tanpa ada tegur sapa kami semua berdiam diri menunggu 14:00. Dengan tanggap, wongso langsung membawakan minuman untuk mereka berenam yang baru saja datang ke Royal Win Indonesia.

14:00 Waktu Setempat
Kami ber 12 sudah berkumpul lengkap, 12 orang anggota geng koplak yang sedari dulu tidak pernah mempunyai ketua geng. Hanya mempunyai pengawas, Tante Asih dan Ibu wongso yang selalu mengetahui apa yang akan kami lakukan.

“Bicara di dalam, dan tidak boleh ramai”

ucap Ibu wongso yang berdiri di pintu belakang warung.

Dengan segera kami masuk ke dalam rumah wongso. Tanpa harus mengatur posisi duduk, ada yang duduk di kursi, di lantai , ada juga yang tiduran di paha teman yang lain. Keheningan antara kami mulai menyelimuti, hanya kepulan asap rokok yang berbicara. Setelah beberapa dari kami mematikan rokok.

14: 15 Waktu Setempat

“Aku butuh bantuan kalian”

ucapku tanpa ada jawaban dari mereka.

“ssssshhhhhh huuuuuuuuuuuffttthhh… tapi ini bisa jadi pertemuan terakhir kita jika kita gagal dan ini taruhannya nyawa”

ucapku.

“Bisa ke poinnya langsung?”

ucap Anton.

“Eh… okay…”

ucapku yang kemudian menceritakan mengenai Rani dan kejadian tadi pagi, serta kenyataan siapa rani.

“Begini, malam ini aku ingin menjemput Rani. Dirumahnya, jam 8 malam Ayahnya keluar rumah dan aku sudah mengondisikan Rani agar terus memberiku informasi keberadaan Ayahnya. Namun ini memiliki resiko yang tinggi, jika saja tiba-tiba Ayah rani atau tukang tiba-tiba pulang kita akan ketahuan. Atau bisa saja kita harus berhadapan dengan para penjaga ayahnya yang berada dirumah, aku belum tahu pastinya”

ucapku.

“Apa yang kamu butuhkan?”

ucap Aris.

“Jika ada dari kalian yang bisa membawa mobil yang mampu membawa Ibu rani, aku berteirima kasih”

ucapku.

“Ada, terus”

ucap Dewo.

“Aku tidak tahu…”

ucapku sambil memgang kepalaku dengan kedua tanganku.

“ada berapa penjaga dirumah rani?”

ucap Aris.

“Setahuku, tadi ada empat orang yang menjaga ayah rani. Dan mereka tadi menggunakan 3 mobil. Hanya itu yang aku tahu…”

ucapku.

“okey, 1 mobil dan 5 motor berkecepatan 250 CC mungkin itu yang kita butuhkan…”

ucap Karyo.

“Maksud kamu?”

ucapku.

“1 mobil untuk pengangkut Ibu dari rani, 5 motor untuk menghadang 3 mobil tersebut, ini hanya untuk berjaga-jaga seandainya aksi kita ketahuan… dan…”

ucap karyo.

“jika kita harus berhadapan dengan para penjaga atau ayah rani sendiri dirumahnya, kita harus memastikan tak ada orang lain yang tahu. Karena mungkin saja kita malam ini akan menjadi pembunuh”

ucap udin melanjutkan, aku kemudian menundukan kepala.

“hei ar, jika kita semua tertangkap menurutku tidak apa-apa… tapi sebisa mungkin hanya beberapa dari kita, jangan semuanya dan terutama kamu ar, masih ada banyak misi dalam hidupmu. Dan kamu harus melanjutkan perjuangan kita yang jika nanti tertangkap”

ucap anton.

“ton, tapi… arghhh… aku benar-benar bingung… disisi lain aku tidak ingin mengorbankan kalian…”

ucapku.

“Tapi, ada seorang dari koplak yang rela mati-matian mengorbankan hidupnya untuk menolong kami semua…”

ucap wongso.

“tapi wong… arghhhh… ”

ucapku.

“Sudah, kita berkumpul pukul 18:30, persiapan, jangan lupa penyamaran agar kita tidak diketahui. Masalah motor aku ada…”

ucap anton.

“Semuanya kita bergerak malam nanti jam 18:30 mulai dari rumah wongso, dan kita akan atur semuanya. Tidak boleh telat sebisa mungkin on-time! Dan aku akan menyusun rencana…”

ucap anton.

“Aku percayakan kepadamu ton…”

ucap joko, dan kemudian semua memandang anton yang notabene adalah anggoya IN.

“jangan katakan ini kepada anggotamu, tak akan indah masa muda kita jika dibantu oleh anggotamu”

ucap hermawan.

“betul, sekali-kali kita melakukan hal besar… inilah koplak”

ujar parjo.

“yo’i bro…”

ucap tugiyo.

“iiiih…. seneng deh lihat si gantengku pada serius hi hi hi”

ucap sudira.

“pasti, sekali-kali aku ingin menikmati masa-masa indah bersama kalian, tak akan ada yang indah jika tak bersama kalian. Dan lagi, dengan anggota IN, aku tidak bisa menikmatinya he he he”

ucap anton.

tunggu dulu, aku…”

ucapku.

“wes ora usah dipikir, ngko edan kowe, wes koplak tambah edan ha ha ha (sudah tidak usah dipikir, nanti gila kamu, sudah koplak tambah gila ha ha ha)”

ucap dewo.

“jangan pernah tanyakan kesiapan koplak, jika kamu bertanya kami akan mengurangi satu anggota koplak yaitu kamu, ar…”

ucap Udin dengan pandangan serius.

“terima kasih”

ucapku sambil memandang mereka satu-satu.
Royal Win Indonesia Entertainment l toka rinne 2 l Wild Love 53
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler
Pages: 1 2 3

You may also like...