Wild Love Episode 51
Aku selalu mengatakan kejujuran
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 51, Truth is a pain, meskipun kamu menginginkan sebuah keindahan. Tapi apakah setiap manusia memiliki hati yang berani untuk mengungkapkan truth, kebenaran tentang hidupnya. Aku tidak pernah tahu mengenai sebuah rasa sakit setelah kebenaran terungkap, yang aku tahu hanya apapun kebenaran itu, bagaimana kehidupanku, aku harus mengatakan kebenaran itu. Kebenaran tentang jati diriku. Aku tidak peduli jika aku harus merasakan rasa sakit seumur hidupku karena kebenaran yang telah aku ucapkan, ya hanya kepada orang-orang yang benar aku cintai dan sayangi,
aku selalu mengatakan kejujuran. Karena aku tidak ingin mereka menangis karenaku, walau sejujurnya mereka menangis karena kebenaran yang aku ungkapkan. Lebih baik menderita seumur hidupku daripada aku hidup dalam kebohongan. Well, it’s me…. arya, manusia yang lahir karena kekejaman seorang lelaki terhadap seorang perempuan. manusia yang menikmati potongan kecil keindahan namun terperosok jauh kedalam lubang keindahan itu. Lubang yang menghubungkan keindahan dengan kegelapan. Love hurt? Ya menyakitkan karena aku memilih jalan yang salah untuk mendapatkan cinta itu. Mungkin akan indah dan menyenangkan jika aku… ahhh bodohlah.
Sebuah lagu ‘Dont Give Up dari White lion’ menemani perjalanan pulangku. Hingga dirumah, aku rebahkan tubuhku. Air mata mengalir membasahi pipiku. Hingga aku terlelap dalam lelahnya malam. Pagi hari, dirumahku yang seharusnya hanya aku sendiri kini telah duduk seorang wanita disampingku. Ya, dia Ibuku, dia hanya diam sejak Ibu melihatku turun dari kamar. seakan tahu kesedihanku.
“Bu…”
ucapku.
“Iya…”
balasnya.
“aku telah…”
ucapku, menceritakan pertemuanku dengan dian.
“jadi dian gadis SMA waktu itu? Dan kamu selama ini mencarinya sayang? Wah… indah banget sayang”
ucap Ibu, tapi tak kuhiraukan dan wajahku semakin tertunduk. Ibu yang semula mencoba menghangatkan suasana kembali diam.
“dan aku…”
ucapku menceritakan kembali kejadian dengan dian, kukatakan kepada ibu tentang semua yang telah aku ceritakan kepada dian.
Ibu kini hanya terdiam dan aku memandangnya, kudekati tubuhnya dan kupeluk tubuhnya dari samping. Kucium tengkuknya.
“Arya sudah hentikan…”
ucapnya dengan nada sedikit keras.
“Maaf bu…”
ucapku, kulepaskan pelukanku dan aku beranjak menuju ke kamarku.
“Maafkan Ibu, seandainya dulu Ibu tidak menyeretmu mungkin kamu sidah bersama dian saat ini”
ucap Ibu.
“Arya yang salah bu, kenapa arya juga tidak menghentikannya… semua telah terjadi seandainya semuanya meninggalkan arya itu sudah menjadi resiko untuk arya… Ibu tenang saja ya”
ucapku mencoba tersenyum ketika aku berada ditengah-tengah tangga.
Tak kuhiraukan hujan yang mengguyur
Tak ada tegur sapa setelah pembicaran pagi hari tadi. Aku kemudian pergi keluar dan pamit dengan ibu, ibu hanya mampu tersenyum kecil kepadaku. Kupeluk tubuhnya dan kubisikan agar dia tetap tenang. Setelahnya aku pergi keluar rumah, hingga REVIA kuhentikan disebuah taman. Aku duduk di lantai taman dan bersandar di sebuah bangku. Hingga panas matahari berlalu berganti panas sore hari. Tiba-tiba Langit mendung seakan mengerti kegelisahanku.
Tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik… tik…
Jjrrrssssssshhhhhh………
Tak kuhiraukan hujan yang mengguyur tubuhku. Masa bodoh dengan air ini, lama aku berdiam diri dengan wajah tertunduk. Tanpa menghiarukan sekitarku, Hingga air itu tidak mengenai tubuhku kembali. Kugeser bola mataku ke kiri melihat sepasang sepatu putih berdekatan. Kuangkat wajahku dan kulihat seorang wanita dengan menggunakan rok putih dan berdiri memegang payung yang berada diatasku Casino De Granny.
“Pulang…”
ucap wanita itu.