Wild Love Episode 51
Kuceritakan setiap bagian secara garis besarnya
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 51, Tak kuceritakan secara detail perjalanan hidupku. Hanya menceritakan sebuah kejadian demi kejadian yang aku alami terutama masalah berhubungan dengan wanita. Kuceritakan tentang aku yang telah berhubungan dengan tante ima, ibu dari sahabatku kemudian mbak maya seorang wanita yang telah merawatku selama pencarian kakek dan nenek dari ayahku walau tak kuceritakan kenapa aku harus mencari kakek dan nenek dari ayahku. Kulanjutkan lagi tentang aku berhubungan dengan mbak echa, teman yang dia kenal semasa kuliah dan juga mbak ela supervisorku serta seorang wanita setengah baya bernama tante War. Dan yang terakhir kuceritakan adalah mbak erlina dan ajeng, yang menyerahkan mahkotanya untukku. Kuceritakan setiap bagian secara garis besarnya saja.
“tidak… hiks tidak kamu pasti…”
ucapnya terpotong.
“dan yang pertama dan paling awal, yang pertama sebelum tante ima dan yang lainnya, yang memberiku rasa tentang wanita adalah…”
ucapku memotong.
“ibuku… ibuku sendiri, diah ayu pitaloka….”
ucapku pelan sambil kepalaku tertunduk diantara kedua tanganku yang bertumpu pada lutuuku yang menekuk.
“Tidak… hiks tidak mungkin kamu melakukan itu semua… hiks… TIDAK MUNGKIN! KAMU PASTI BOHONG! KAMU MENGATAKAN ITU SEMUA AGAR AKU BERHENTI MENGHARAPKANMU, AGAR KAMU BISA BERSAMA YANG LAIN BUKAN?! AGAR KAMU BISA BERSAMA ERLINA BUKAN! KAMU PEMBOHOOOOOOOOOOONG!”
teriaknya dengan wajah penuh linangan air mata, aku sedikit menggeser bola mataku ke arah wanita tersebut, wajahnya tertunduk dengan posisi tubuh masih sama seperti sebelumnya
“Hei…”
ucapku pelan sambil menoleh kearahnya, dia kemudian secara perlahan menoleh kearahku.
“Lihat mataku…”
ucapku dengan sedikit air mata mengalir di pipiku, dia kemudian melihat kedalam mataku.
“Apakah aku pernah bohong kepadamu?”
ucapku datar dengan suara sedikit parau, dia hanya menggelengkan kepala. Aku kemudian tersenyum kepadanya dan bangkit berdiri.
“kamu mau kemana? Kamu mau pergi lagi? Hiks hiks”
ucapnya pelan.
“Aku tidak pantas untukmu, aku terlalu kotor. Pikirkanlah lagi perasaanmu kepadaku, pikirkanlah… Felix lebih bersih daripada aku, felix lebih indah daripada manusia kotor seperti aku… sssshhhhh huuuuuuuuftttt…. hiks… aku tak ingin kamu menderita karena perbuatanku”
ucapku yang sempat terisak namun kucoba untuk kutahan.
“kamu boh…”
ucapnya terpotong.
“Aku sudah katakan semua kepadamu, dan aku tidak berbohong Dian! Dian rahmawati!”
ucapku sedikit keras.
“jika kamu bertanya bagaimana perasaanku kepadamu saat ini, masih… masih sama dengan saat aku pertama kali melihatmu, apa yang dulu aku katakan kepadamu adalah nyata dan jujur tapi dengan keadaanku seperti sekarang ini hanya akan membuat hidupmu penuh bayang-bayang gelap masa laluku, aku tidak ingin jika kamu bersamaku… kamu menderita karenanya, aku mungkin bisa berhenti tapi kesalahan di masa laluku pasti akan muncul dan membuatmu sedih, aku tidak ingin melihatmu sedih lagi…”
lanjutku.
“dengan kamu meninggalkanku lagi… itu lebih membuatku lebih sedih lagi…”
ucapnya.
“pikirkanlah kembali perasaanmu… tentang manusia kotor sepertiku yang kamu inginkan, apakah aku pantas denganmu…”
ucapku pelan.
“apakah kamu akan pergi lagi? Menjauhiku lagi? Dan menganggapku tidak ada lagi hiks hiks”
ucapnya pelan.
“tidak… aku akan selalu ada ketika kamu ingin melihatku, apapun yang terjadi setelahnya, entah apa pilihanmu, jika kamu menginginkan aku ada aku akan datang, jika kamu menginginkanku hilang aku akan hilang dari hidupmu… tapi untuk selalu bersamamu, aku… tidak mampu. Kamu bidadari yang turun dengan keindahan dan warna yang putih dan bersih, sedangkan aku manusia kotor… maafkan aku… aku tidak mampu…”
ucapku yang kemudian melangkahkan kaki beranjak pergi dari tempat ini.
“berjanjilah kepadaku…”
ucapnya.
“aku tak sanggup…”
ucapku yang membuat langkahku terhenti.
“berjanjilah hiks apapun pilihanku tentang yang akan terjadi nanti… kamu tetap arya seperti yang aku kenal pertama kali tanpa ada kesalahan yang telah kamu perbuat…”
ucapnya.
“Jika aku mampu…”
ucapku kemudian beranjak pergi.
“Ar…”
ucapnya menghentikan langkahku.
“Apakah bocah SMP itu benar-benar jujur kepadaku saat itu?”
ucapnya.
“hiks hiks hiks dia jujur… karena gadis kusam itu yang pertama kali memberikan senyum indah kepadanya hiks”
ucapku sedikit terisak.
“sssssshhhhh huuuuuuuuuuuuftttt…”
hela nafasku.
“pikirkanlah lagi, jangan kamu memilih yang buruk dan kotor untuk masa depamu”
ucapku dan beranjak pergi.
“aku akan memilih sesuai hati nuraniku, dan akan kukatakan kepadamu”
ucapnya yang pelan dan kemudian diterpa angin dan hilang.
Aku tak tahu apa yang terjadi kepadanya setelah pertemuan ini. aku meninggalkannya dengan air mata mengalir di pipinya tanpa mampu menghapus kesedihannya.